Di sebuah sudut Dusun Gedad RT 08 RW 07, Kelurahan Banyusoco, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul hidup seorang pria tangguh bernama Pak Abdul Qodir, yang saat ini berusia 40 tahun.
Sedari usia 9 bulan, Pak Qodir mengalami kelumpuhan dan hanya mampu duduk dan berbaring sepanjang hidupnya. Kondisi ini dahulu tak pernah diperiksa secara medis karena keterbatasan ekonomi.
Pak Qodir bukan satu-satunya di keluarganya yang menderita kelumpuhan. Dua saudara kandungnya mengalami hal serupa dan telah lebih dahulu berpulang. Kini, ia tinggal bersama kedua orangtuanya, Bapak Sutrisno (62 tahun) yang bekerja sebagai seorang petani, dan Ibu Asroriyah (59 tahun), ibu rumah tangga yang sekaligus menjadi perawat utama bagi putranya.
Tahun 2013 menjadi titik awal Pak Qodir mendapatkan jawaban atas kondisi yang ia alami. Ia didiagnosis mengidap Anemia Refrakter, sebuah kelainan darah langka yang menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah dan tidak merespons pengobatan biasa seperti suplemen zat besi atau transfusi darah. Akibatnya, ia rentan lemas, mudah sakit, dan berisiko tinggi mengalami komplikasi serius.
Tak hanya itu, ia juga mengidap Gastritis Kronis yakni kondisi peradangan pada lapisan lambung yang terjadi dalam jangka waktu lama, dan terbaru (dari hasil pemeriksaan medis terkini), Pak Qodir didiagnosa mengalami Sliding Hiatal Hernia, yaitu kondisi ketika bagian atas lambung menonjol ke rongga dada melalui celah (hiatus) pada diafragma. Kondisi tersebut membuat asupan makanannya harus sangat terkontrol. Sedikit kesalahan bisa memicu nyeri luar biasa, bahkan mengharuskannya dirawat.
Nahas, kondisi tubuhnya semakin diperberat dengan sensitivitas tinggi terhadap suara keras, yang bisa memicu kambuh hebat. Sementara itu, meski ia rutin menjalani kontrol kesehatan di RSUD Wonosari dan PKU Muhammadiyah Payaman, tidak semua kebutuhan medis dan obat-obatan bisa ditanggung oleh BPJS. Begitu pula kebutuhan nutrisi dan operasional sehari-hari, yang menjadi beban tersendiri bagi keluarganya.
Untuk itu melalui program NU Care Sehat, LAZISNU Yogyakarta mengajak #SahabatPeduli untuk mengulurkan tangan membantu Pak Abdul Qodir dalam hal membiayai pengobatan, pembelian obat-obatan yang tidak tercover BPJS, dan kebutuhan operasional sehari-hari bagi beliau dan keluarganya. #SahabatPeduli dapat berkontribusi membantu Pak Qodir dengan cara:
Mari kita hadirkan harapan dalam hidup Pak Qodir, dengan mendukung proses pengobatan dan perawatan yang ia jalani.
Kebutuhan Dana 30.000.000
Dana Terkumpul 0
0 Donatur
90 Hari lagi
Di sebuah sudut Dusun Gedad RT 08 RW 07, Kelurahan Banyusoco, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul hidup seorang pria tangguh bernama Pak Abdul Qodir, yang saat ini berusia 40 tahun.
Sedari usia 9 bulan, Pak Qodir mengalami kelumpuhan dan hanya mampu duduk dan berbaring sepanjang hidupnya. Kondisi ini dahulu tak pernah diperiksa secara medis karena keterbatasan ekonomi.
Pak Qodir bukan satu-satunya di keluarganya yang menderita kelumpuhan. Dua saudara kandungnya mengalami hal serupa dan telah lebih dahulu berpulang. Kini, ia tinggal bersama kedua orangtuanya, Bapak Sutrisno (62 tahun) yang bekerja sebagai seorang petani, dan Ibu Asroriyah (59 tahun), ibu rumah tangga yang sekaligus menjadi perawat utama bagi putranya.
Tahun 2013 menjadi titik awal Pak Qodir mendapatkan jawaban atas kondisi yang ia alami. Ia didiagnosis mengidap Anemia Refrakter, sebuah kelainan darah langka yang menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah dan tidak merespons pengobatan biasa seperti suplemen zat besi atau transfusi darah. Akibatnya, ia rentan lemas, mudah sakit, dan berisiko tinggi mengalami komplikasi serius.
Tak hanya itu, ia juga mengidap Gastritis Kronis yakni kondisi peradangan pada lapisan lambung yang terjadi dalam jangka waktu lama, dan terbaru (dari hasil pemeriksaan medis terkini), Pak Qodir didiagnosa mengalami Sliding Hiatal Hernia, yaitu kondisi ketika bagian atas lambung menonjol ke rongga dada melalui celah (hiatus) pada diafragma. Kondisi tersebut membuat asupan makanannya harus sangat terkontrol. Sedikit kesalahan bisa memicu nyeri luar biasa, bahkan mengharuskannya dirawat.
Nahas, kondisi tubuhnya semakin diperberat dengan sensitivitas tinggi terhadap suara keras, yang bisa memicu kambuh hebat. Sementara itu, meski ia rutin menjalani kontrol kesehatan di RSUD Wonosari dan PKU Muhammadiyah Payaman, tidak semua kebutuhan medis dan obat-obatan bisa ditanggung oleh BPJS. Begitu pula kebutuhan nutrisi dan operasional sehari-hari, yang menjadi beban tersendiri bagi keluarganya.
Untuk itu melalui program NU Care Sehat, LAZISNU Yogyakarta mengajak #SahabatPeduli untuk mengulurkan tangan membantu Pak Abdul Qodir dalam hal membiayai pengobatan, pembelian obat-obatan yang tidak tercover BPJS, dan kebutuhan operasional sehari-hari bagi beliau dan keluarganya. #SahabatPeduli dapat berkontribusi membantu Pak Qodir dengan cara:
Mari kita hadirkan harapan dalam hidup Pak Qodir, dengan mendukung proses pengobatan dan perawatan yang ia jalani.
Belum ada kabar terbaru