Pak Sutardja (63) adalah sosok pekerja keras dan penuh semangat hidup. Ia bekerja jadi penjual kopi keliling. Tapi, saat ini kondisi fisiknya tidak seperti dulu, karena harus berjuang melawan stroke yang mendadak menyerangnya usai Lebaran 2024 lalu.
Pagi itu, saat dirinya hendak berjualan, beliau berangkat dari rumahnya yang beralamat di Sumur Batu, RT 008 RW 008, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Kemayoran, Kota Jakarta Pusat. Ia berangkat tanpa sarapan dan hanya berbekal secangkir kopi. Namun, Pak Sutardja tiba-tiba ambruk dan kondisinya langsung memburuk. Sang istri, Bu Juminah (56), menceritakan kejadian itu.
“Pak Sutardja pagi itu belum makan, hanya minum kopi, dan seharian dagang. Nggak lama, Bapak langsung ambruk. Setelah Lebaran sampai hari ini kondisinya begitu. Tapi ya, mudah-mudahan Allah kasih sehat lagi seperti sedia kala, biar bisa jualan dan cari nafkah lagi,” ucap Bu Juminah kepada Tim NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat di kediamannya pada Rabu (5/11/2024).
Selain kondisinya yang tidak prima dan harus menggunakan kursi roda, pendengaran Pak Sutardja juga kian menurun. Tapi tidak dengan semangat hidupnya. Semangat Pak Sutardja tetap menyala untuk hidup secara mandiri. Pak Sutardja tetap berusaha jualan kopi di pinggir kali.
Saat ini, Pak Sutardja membutuhkan alat bantu dengar dan kursi roda yang layak. Dan tidak hanya Pak Sutardja, kondisi hampir serupa juga dialami 29 difabel lainnya yang merupakan binaan NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat mengajak #SahabatPeduli untuk turut membantu mewujudkan bantuan 30 unit kursi roda dan alat bantu dengar bagi Pak Sutardja dan teman-temannya, dengan cara:
Kebutuhan Dana 105.000.000
Dana Terkumpul 350.000
Donatur
174 Hari lagi
Pak Sutardja (63) adalah sosok pekerja keras dan penuh semangat hidup. Ia bekerja jadi penjual kopi keliling. Tapi, saat ini kondisi fisiknya tidak seperti dulu, karena harus berjuang melawan stroke yang mendadak menyerangnya usai Lebaran 2024 lalu.
Pagi itu, saat dirinya hendak berjualan, beliau berangkat dari rumahnya yang beralamat di Sumur Batu, RT 008 RW 008, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Kemayoran, Kota Jakarta Pusat. Ia berangkat tanpa sarapan dan hanya berbekal secangkir kopi. Namun, Pak Sutardja tiba-tiba ambruk dan kondisinya langsung memburuk. Sang istri, Bu Juminah (56), menceritakan kejadian itu.
“Pak Sutardja pagi itu belum makan, hanya minum kopi, dan seharian dagang. Nggak lama, Bapak langsung ambruk. Setelah Lebaran sampai hari ini kondisinya begitu. Tapi ya, mudah-mudahan Allah kasih sehat lagi seperti sedia kala, biar bisa jualan dan cari nafkah lagi,” ucap Bu Juminah kepada Tim NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat di kediamannya pada Rabu (5/11/2024).
Selain kondisinya yang tidak prima dan harus menggunakan kursi roda, pendengaran Pak Sutardja juga kian menurun. Tapi tidak dengan semangat hidupnya. Semangat Pak Sutardja tetap menyala untuk hidup secara mandiri. Pak Sutardja tetap berusaha jualan kopi di pinggir kali.
Saat ini, Pak Sutardja membutuhkan alat bantu dengar dan kursi roda yang layak. Dan tidak hanya Pak Sutardja, kondisi hampir serupa juga dialami 29 difabel lainnya yang merupakan binaan NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat mengajak #SahabatPeduli untuk turut membantu mewujudkan bantuan 30 unit kursi roda dan alat bantu dengar bagi Pak Sutardja dan teman-temannya, dengan cara:
Belum ada kabar terbaru