Bantu Leha, Difabel Tanpa Tangan dan Kaki Dapatkan Hidup Layak

Category Kesehatan
KABUPATEN SAMPANG
NU Care-LAZISNU Sampang

Terkumpul

8.880.203

Dana Dibutuhkan

50.000.000

Open Goal
0 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

Siti Sholeha (10) mungkin tak seberuntung anak sebayanya. Anak ketiga dari pasangan Mufarrohah (37) dan Abdus Salam (47) ini harus berlapang dada menerima nasib karena fisiknya tidak seperti anak normal lainnya. Saat ini, ia tinggal bersama keluarganya di Desa Banyumas, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Pulau Madura Jawa Timur dalam kondisi perekonomian yang jauh dari kata sejahtera.

Kondisi Leha yang terlahir tanpa tangan dan kaki yang normal. (Dok. LAZISNU Sampang)

Leha, begitulah ia biasa disapa. Leha adalah anak difabel yang baru berumur 10 tahun. Selain tidak punya tangan dan kaki sejak lahir, dia juga tidak bisa berbicara seperti orang pada umumnya. Jangankan berjalan, duduk pun dia harus bersandaran. Ketika ingin berjalan, dia akan menggelindingkan tubuhnya. Tak jarang hal itu membuat kepalanya terbentur benda-benda keras yang ada di sekitarnya. 

Leha memiliki dua saudara. Kakak sulungnya, Mohammad Sahrul (17) terpaksa putus sekolah karena orang tua tidak mampu membiayainya. Himpitan ekonomi ini, membuat kakaknya bertekad untuk mengadu nasib ke Pulau Jawa guna membantu kebutuhan orang tuanya.

Abdus Salam, ayah dari Leha, hanyalah seorang buruh tani berpenghasilan antara Rp200.000 s/d Rp450.000 per bulan. Namun, karena penyakit asma yang dideritanya, beliau tidak bisa bekerja setiap hari. Sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga dan fokus merawat Leha.

 

Leha digendong sang ayah, Abdus Salam di halaman rumahnya.  (Dok. LAZISNU Sampang)

Makanan yang biasa dikonsumsi keluarga miskin ini adalah nasi dengan sayur bayam. Hal ini dikarenakan sayur bayam biasa tumbuh di pekarangan rumah dengan sendirinya.

Sehari-hari Leha menjalani hidup dengan penuh kemalangan, dan tempat tinggalnya jauh dari kata layak. Dinding rumahnya sebagian besar terbuat dari bambu dan seng. Tentu dengan kondisi rumah yang hanya beralaskan tanah, Leha tidak memungkinkan bebas bermain di sana. Sehingga Leha terpaksa seringkali diungsikan ke rumah tetangga yang berlantai plester semen agar tubuhnya tidak kotor dan terluka.

Leha menggelinding di rumah tetangganya yang aman karena berlantaikan tegel. (Dok. LAZISNU Sampang)

Selain menggulingkan badannya, ia juga tampak kesulitan ketika ingin makan atau minum. Dia berupaya keras mengambil minuman atau makanan. Ketika gagal memasukkan makanan ke mulutnya, biasanya dia menangis dengan keras.

Seperti teman sebayanya, dia juga tentu senang bermain. Tapi tidak banyak yang bisa dia lakukan, hanya bermain dengan botol minuman dan bekas bungkus bedak. Hal ini cukup untuk melihat senyum riang di wajahnya. Menurut keterangan dari ayahnya, ketika melihat teman-temannya bermain, Leha menangis karena juga ingin bermain.

“Saat ini, tidak ada yang bisa saya lakukan selain pasrah dan menerima ketentuan dari Yang Maha Kuasa. Hidup yang penuh kekurangan ini kami terima dengan hati ikhlas dan lapang dada,” ucap Abdus Salam kepada Tim LAZISNU Sampang, sembari mengusap air mata.

Masa depan Leha tentu masih panjang, pun kebutuhan di masa depannya yang juga akan terus bertambah seiring pertumbuhannya. Ayahnya yang tidak dapat bekerja penuh waktu karena asma, tentu membuatnya semakin sulit untuk mendapatkan fasilitas anak berkebutuhan khusus.

Untuk itu, LAZISNU Kabupaten Sampang ingin mengajak seluruh #SahabatPeduli untuk membantu Leha dengan iuran pengadaan alat bantu seperti tangan dan kaki palsu. Selain itu, kita juga perlu bantu keluarga Pak Abdus Salam dengan bantuan modal usaha guna meningkatkan taraf perekonomian keluarga, agar Leha juga mendapatkan kelayakan hidup yang sesuai dengan keadaannya. #SahabatPeduli dapat membantu keluarga ini, dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

    Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Sampang
    Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi
Penggalangan dana dimulai 22 June 2022 oleh:
NU Care-LAZISNU Sampang
Akun Terverifikasi

Total
20 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Bantu Leha, Difabel Tanpa Tangan dan Kaki Dapatkan Hidup Layak

Bantu Leha, Difabel Tanpa Tangan dan Kaki Dapatkan Hidup Layak

Kebutuhan Dana 50.000.000

Dana Terkumpul 8.880.203

Donatur

0 Hari lagi

NU Care-LAZISNU Sampang

Akun Terverifikasi

Deskripsi

Siti Sholeha (10) mungkin tak seberuntung anak sebayanya. Anak ketiga dari pasangan Mufarrohah (37) dan Abdus Salam (47) ini harus berlapang dada menerima nasib karena fisiknya tidak seperti anak normal lainnya. Saat ini, ia tinggal bersama keluarganya di Desa Banyumas, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Pulau Madura Jawa Timur dalam kondisi perekonomian yang jauh dari kata sejahtera.

Kondisi Leha yang terlahir tanpa tangan dan kaki yang normal. (Dok. LAZISNU Sampang)

Leha, begitulah ia biasa disapa. Leha adalah anak difabel yang baru berumur 10 tahun. Selain tidak punya tangan dan kaki sejak lahir, dia juga tidak bisa berbicara seperti orang pada umumnya. Jangankan berjalan, duduk pun dia harus bersandaran. Ketika ingin berjalan, dia akan menggelindingkan tubuhnya. Tak jarang hal itu membuat kepalanya terbentur benda-benda keras yang ada di sekitarnya. 

Leha memiliki dua saudara. Kakak sulungnya, Mohammad Sahrul (17) terpaksa putus sekolah karena orang tua tidak mampu membiayainya. Himpitan ekonomi ini, membuat kakaknya bertekad untuk mengadu nasib ke Pulau Jawa guna membantu kebutuhan orang tuanya.

Abdus Salam, ayah dari Leha, hanyalah seorang buruh tani berpenghasilan antara Rp200.000 s/d Rp450.000 per bulan. Namun, karena penyakit asma yang dideritanya, beliau tidak bisa bekerja setiap hari. Sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga dan fokus merawat Leha.

 

Leha digendong sang ayah, Abdus Salam di halaman rumahnya.  (Dok. LAZISNU Sampang)

Makanan yang biasa dikonsumsi keluarga miskin ini adalah nasi dengan sayur bayam. Hal ini dikarenakan sayur bayam biasa tumbuh di pekarangan rumah dengan sendirinya.

Sehari-hari Leha menjalani hidup dengan penuh kemalangan, dan tempat tinggalnya jauh dari kata layak. Dinding rumahnya sebagian besar terbuat dari bambu dan seng. Tentu dengan kondisi rumah yang hanya beralaskan tanah, Leha tidak memungkinkan bebas bermain di sana. Sehingga Leha terpaksa seringkali diungsikan ke rumah tetangga yang berlantai plester semen agar tubuhnya tidak kotor dan terluka.

Leha menggelinding di rumah tetangganya yang aman karena berlantaikan tegel. (Dok. LAZISNU Sampang)

Selain menggulingkan badannya, ia juga tampak kesulitan ketika ingin makan atau minum. Dia berupaya keras mengambil minuman atau makanan. Ketika gagal memasukkan makanan ke mulutnya, biasanya dia menangis dengan keras.

Seperti teman sebayanya, dia juga tentu senang bermain. Tapi tidak banyak yang bisa dia lakukan, hanya bermain dengan botol minuman dan bekas bungkus bedak. Hal ini cukup untuk melihat senyum riang di wajahnya. Menurut keterangan dari ayahnya, ketika melihat teman-temannya bermain, Leha menangis karena juga ingin bermain.

“Saat ini, tidak ada yang bisa saya lakukan selain pasrah dan menerima ketentuan dari Yang Maha Kuasa. Hidup yang penuh kekurangan ini kami terima dengan hati ikhlas dan lapang dada,” ucap Abdus Salam kepada Tim LAZISNU Sampang, sembari mengusap air mata.

Masa depan Leha tentu masih panjang, pun kebutuhan di masa depannya yang juga akan terus bertambah seiring pertumbuhannya. Ayahnya yang tidak dapat bekerja penuh waktu karena asma, tentu membuatnya semakin sulit untuk mendapatkan fasilitas anak berkebutuhan khusus.

Untuk itu, LAZISNU Kabupaten Sampang ingin mengajak seluruh #SahabatPeduli untuk membantu Leha dengan iuran pengadaan alat bantu seperti tangan dan kaki palsu. Selain itu, kita juga perlu bantu keluarga Pak Abdus Salam dengan bantuan modal usaha guna meningkatkan taraf perekonomian keluarga, agar Leha juga mendapatkan kelayakan hidup yang sesuai dengan keadaannya. #SahabatPeduli dapat membantu keluarga ini, dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

    Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Sampang
    Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi

Kabar Terbaru

LAZISNU Sampang kembali Salurkan Bantuan untuk Siti Soleha

30/01/2023

Image


Sampang, NU Care

Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Sampang kembali menyalurkan bantuan bagi anak penyandang difabilitas. Bantuan ekonomi tahap ke-2 itu disalurkan kepada Siti Soleha yang berada di Desa Banyumas, Kecamatan Sampang, pada Sabtu (28/01/2023).

Ketua LAZISNU Sampang Zainuddin mengungkapkan, penyaluran bantuan itu berasal dari dana yang dihimpun dari crowdfunding NUcare.id, untuk memberikan dukungan kepada Siti Soleha dan keluarga agar kebutuhannya terpenuhi.

“Bantuan ekonomi itu perlu diberikan kepada Soleha agar ia tetap tersenyum dengan keterbatasan fisiknya,” kata Zainuddin.

Ia menerangkan, Soleha sejak lahir memiliki keterbatasan fisik. Meski demikian, Soleha tetap memiliki semangat yang tinggi untuk tetap bahagia, sehingga memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

“Kami berharap banyak dermawan yang peduli dan memperhatikan anak-anak difabilitas, untuk membantu kehidupan mereka,” harapnya.

Untuk diketahui, orang tua dari Soleha bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, dengan penghasilan yang tidak menentu tiap bulannya. Bahkan terkadang penghasilannya itu hanya cukup untuk makan sehari-hari.

“Semoga bantuan ini bisa meringankan beban hidup Soleha dan keluarga, karena ia berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dan perlu ada saluran bantuan,” tandasnya. (Alim/*)

Editor: Wahyu Noerhadi

Sumber: Madura Indepth

Siti Soleha, Difabel Sampang Terima Bantuan LAZISNU Hasil Penggalangan di Laman NUcare.id

12/01/2023

Image


Sampang, NU Care

Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Sampang, Jawa Timur menyalurkan bantuan kepada Siti Soleha, seorang anak difabilitas asal Desa Banyumas Kecamatan Sampang. Penyerahan bantuan dilangsungkan Jumat (6/01/2023).

Ketua LAZISNU Sampang, Zainuddin mengatakan bantuan diberikan untuk meringankan beban anak disabilitas. Penyaluran tersebut sebagai realisasi hasil penggalangan pada laman crowdfunding nucare.id/program/bantuleha.

"Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban Adik Soleha dan keluarganya," harapnya.

Pihaknya menyampaikan terima kasih dan sekaligus berharap kepada para dermawan untuk menyisihkan rezeki guna membantu para anak penyandang difabilitas. Menurutunya selain Siti Soleha, LAZISNU Sampang juga menyalurkan bantuan serupa kepada difabel lainnya. Besarannya bervariatif mulai Rp500.000 hingga Rp2.000.000.

"Besar harapan kami, NU Care-LAZISNU Sampang ke depan lebih banyak lagi dermawan yang peduli dan memperhatikan anak-anak difabilitas," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Siti Sholeha (10) adalah anak ketiga dari pasangan Mufarrohah (37) dan Abdus Salam (47). Leha harus berlapang dada menerima nasib karena fisiknya tidak seperti anak normal lainnya. Saat ini, ia tinggal bersama keluarganya di Desa Banyumas, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Pulau Madura Jawa Timur dalam kondisi perekonomian yang jauh dari kata sejahtera.

Selain tidak punya tangan dan kaki sejak lahir, dia juga tidak bisa berbicara seperti orang pada umumnya. Jangankan berjalan, duduk pun dia harus bersandaran. Ketika ingin berjalan, dia akan menggelindingkan tubuhnya. Tak jarang hal itu membuat kepalanya terbentur benda-benda keras yang ada di sekitarnya. 

Leha memiliki dua saudara. Kakak sulungnya, Mohammad Sahrul (17) terpaksa putus sekolah karena orang tua tidak mampu membiayainya. Himpitan ekonomi ini, membuat kakaknya bertekad untuk mengadu nasib ke Pulau Jawa guna membantu kebutuhan orang tuanya.

Abdus Salam, ayah dari Leha, hanyalah seorang buruh tani berpenghasilan antara Rp200.000 sampai Rp450.000 per bulan. Namun, karena penyakit asma yang dideritanya, beliau tidak bisa bekerja setiap hari. Sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga dan fokus merawat Leha.

Editor: Kendi Setiawan

Donatur