Cita-cita Jadi Dokter, Bantu Fathur Miliki Kaki Palsu!

Category Kesehatan
KABUPATEN SAMPANG
NU Care-LAZISNU Sampang

Terkumpul

8.525.000

Dana Dibutuhkan

75.000.000

Open Goal
0 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

Fathur Rosi (13) atau biasa dipanggil Fathur bukanlah anak biasa. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, Fathur terlahir dengan kondisi kaki yang tidak sempurna. Namun dengan ketidaksempurnaan itu, siswa SMP ini memiliki hati yang luar biasa rasa sabarnya. Bagaimana tidak? Di tengah kondisi ekonominya yang terhimpit, hatinya sangat luas merawat ayahnya yang sakit-sakitan. Dan Fathur memiliki kemantapan akan cita-citanya untuk menjadi seorang dokter. Itulah yang membuat Fathur luar biasa dan sempurna.

Ibu dari Fathur terpaksa merantau ke tanah Jawa untuk memenuhi kebutuhan hidup keduanya dan membiayai sekolah Fathur. Namun penghasilannya tidak menentu. Bahkan terkadang hanya cukup untuk makan sendiri.

Sang Ayah, Pukayat (57) terpaksa berdiam diri di rumahnya, di Dusun Cometteyan, Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Pulau Madura. Penyakit paru-parunya membuat dirinya tidak boleh terlalu lelah. Dengan kondisi hidup yang serba kekurangan ini, Fathur tidak mau menyerah. Dia terus berupaya, berusaha dengan memelihara ayam kampung untuk dijualnya kepada warga sekitar.

“Alhamdulillah, ayam yang Fathur jual harganya antara Rp25.000 s/d 35.000 per ekor, Pak. Memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kami. Tapi alhamdulillah, saya masih bisa beli beras. Ya kami terbiasa makan tanpa lauk,” ucap Fathur kepada Tim LAZISNU Kabupaten Sampang.

Sedangkan untuk kebutuhan peralatan sekolah, Fathur mengaku sering meminjam ke teman-temannya. Ketika ingin membeli peralatan sekolah, dia terpaksa mengurungkan niatnya karena tidak punya uang untuk membelinya.

Sebelum berangkat sekolah, Fathur biasanya menyuapi ayahnya terlebih dahulu. Dengan langkah terhuyung-huyung dia mengambil makanan sisa semalam untuk menyuapi ayahnya. Meski tanpa lauk, mereka tetap bersyukur masih diberi rezeki untuk mengganjal perutnya. Setelah menyuapi ayahnya, Fathur bersalaman dan bergegas berangkat sekolah dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

Sekolah yang jaraknya jauh dan dengan kondisi kaki yang tidak seperti anak lainnya, terkadang membuat beberapa pengendara tidak tega dan kemudian memboncengnya sampai ke sekolah. Kondisi kaki yang mengecil sejak lahir dan tidak bisa digunakan untuk berjalan semakin menyulitkan Fathur untuk beraktivitas sehari-hari. Ditambah lagi dengan kondisi ekonomi yang sangat kekurangan serta keadaan ayah yang sakit-sakitan menambah kisah pilu dari anak yang tangguh ini.

Untuk itu, LAZISNU Kabupaten Sampang melalui laman kampanye ini ingin mengajak seluruh #SahabatPeduli untuk membantu Fathur mewujudkan cita-citanya menjadi dokter. #SahabatPeduli dapat membantu Fathur dengan berdonasi kaki palsu dan modal usaha ternak ayam dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Sampang
Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi

Penggalangan dana dimulai 1 July 2022 oleh:
NU Care-LAZISNU Sampang
Akun Terverifikasi

Total
20 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Cita-cita Jadi Dokter, Bantu Fathur Miliki Kaki Palsu!

Cita-cita Jadi Dokter, Bantu Fathur Miliki Kaki Palsu!

Kebutuhan Dana 75.000.000

Dana Terkumpul 8.525.000

Donatur

0 Hari lagi

NU Care-LAZISNU Sampang

Akun Terverifikasi

Deskripsi

Fathur Rosi (13) atau biasa dipanggil Fathur bukanlah anak biasa. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, Fathur terlahir dengan kondisi kaki yang tidak sempurna. Namun dengan ketidaksempurnaan itu, siswa SMP ini memiliki hati yang luar biasa rasa sabarnya. Bagaimana tidak? Di tengah kondisi ekonominya yang terhimpit, hatinya sangat luas merawat ayahnya yang sakit-sakitan. Dan Fathur memiliki kemantapan akan cita-citanya untuk menjadi seorang dokter. Itulah yang membuat Fathur luar biasa dan sempurna.

Ibu dari Fathur terpaksa merantau ke tanah Jawa untuk memenuhi kebutuhan hidup keduanya dan membiayai sekolah Fathur. Namun penghasilannya tidak menentu. Bahkan terkadang hanya cukup untuk makan sendiri.

Sang Ayah, Pukayat (57) terpaksa berdiam diri di rumahnya, di Dusun Cometteyan, Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Pulau Madura. Penyakit paru-parunya membuat dirinya tidak boleh terlalu lelah. Dengan kondisi hidup yang serba kekurangan ini, Fathur tidak mau menyerah. Dia terus berupaya, berusaha dengan memelihara ayam kampung untuk dijualnya kepada warga sekitar.

“Alhamdulillah, ayam yang Fathur jual harganya antara Rp25.000 s/d 35.000 per ekor, Pak. Memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kami. Tapi alhamdulillah, saya masih bisa beli beras. Ya kami terbiasa makan tanpa lauk,” ucap Fathur kepada Tim LAZISNU Kabupaten Sampang.

Sedangkan untuk kebutuhan peralatan sekolah, Fathur mengaku sering meminjam ke teman-temannya. Ketika ingin membeli peralatan sekolah, dia terpaksa mengurungkan niatnya karena tidak punya uang untuk membelinya.

Sebelum berangkat sekolah, Fathur biasanya menyuapi ayahnya terlebih dahulu. Dengan langkah terhuyung-huyung dia mengambil makanan sisa semalam untuk menyuapi ayahnya. Meski tanpa lauk, mereka tetap bersyukur masih diberi rezeki untuk mengganjal perutnya. Setelah menyuapi ayahnya, Fathur bersalaman dan bergegas berangkat sekolah dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

Sekolah yang jaraknya jauh dan dengan kondisi kaki yang tidak seperti anak lainnya, terkadang membuat beberapa pengendara tidak tega dan kemudian memboncengnya sampai ke sekolah. Kondisi kaki yang mengecil sejak lahir dan tidak bisa digunakan untuk berjalan semakin menyulitkan Fathur untuk beraktivitas sehari-hari. Ditambah lagi dengan kondisi ekonomi yang sangat kekurangan serta keadaan ayah yang sakit-sakitan menambah kisah pilu dari anak yang tangguh ini.

Untuk itu, LAZISNU Kabupaten Sampang melalui laman kampanye ini ingin mengajak seluruh #SahabatPeduli untuk membantu Fathur mewujudkan cita-citanya menjadi dokter. #SahabatPeduli dapat membantu Fathur dengan berdonasi kaki palsu dan modal usaha ternak ayam dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Sampang
Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi

Kabar Terbaru

NU Care-LAZISNU Sampang Salurkan Bantuan untuk Fathur

12/01/2023

Image


Sampang, NU Care

Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Sampang, Jawa Timur menyalurkan bantuan pendidikan kepada seorang anak difabilitas, Fathur Rosi, Jumat (6/01/2023). Bantuan kepada warga Desa Meteng, Kecamatan Omben itu bertujuan untuk memberikan dukungan agar anak-anak berkebutuhan khusus tetap dapat meneruskan pendidikan mereka dan tidak putus sekolah.

"Bantuan biaya pendidikan itu perlu diberikan kepada Fathur Rosi agar ia tetap bisa belajar seperti teman-teman sebayanya," kata Ketua LAZISNU Sampang, Zainuddin.

Zainuddin menerangangkan penyaluran bagi Fathur Rosi adalah realisasi dari hasil penggalangan di laman crowdfunding nucare.id/program/bantufathur.

"Adik Rosi ini sejak lahir sudah memiliki keterbatasan yang tidak sama dengan teman-teman lainnya," imbuh Zainuddin.

Namun demikian, Rosi memiliki semangat yang sangat tinggi untuk belajar sehingga memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

Zainuddin juga berharap agar tidak hanya LAZISNU yang memberikan kepedulian kepada anak-anak berkebutuhan khusus. "Kami berharap tidak hanya kami yang memperharikan anak difabilitas yang sedang menempuh pendidikan, akan tetapi ada tangan-tangan dermawan yang juga peduli untuk membantunya," ungkapnya.

Seperti diketahui, Fathur Rosi (13) berbeda dengan teman-temannya yang lain, Fathur terlahir dengan kondisi kaki yang tidak sempurna. Namun, siswa SMP ini memiliki hati yang luar biasa rasa sabarnya. Bagaimana tidak? Di tengah kondisi ekonominya yang terhimpit, hatinya sangat luas merawat ayahnya yang sakit-sakitan. Fathur memiliki kemantapan akan cita-citanya untuk menjadi seorang dokter. Itulah yang membuat Fathur luar biasa dan sempurna.

Ibu dari Fathur merantau ke tanah Jawa untuk memenuhi kebutuhan hidup keduanya dan membiayai sekolah Fathur. Namun penghasilannya tidak menentu. Bahkan terkadang hanya cukup untuk makan sendiri.

Sang Ayah, Pukayat (57) terpaksa berdiam diri di rumahnya, di Dusun Cometteyan, Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Pulau Madura. Penyakit paru-parunya membuat dirinya tidak boleh terlalu lelah. Dengan kondisi hidup yang serba kekurangan ini, Fathur tidak mau menyerah. Dia terus berupaya, berusaha dengan memelihara ayam kampung untuk dijualnya kepada warga sekitar.

Editor: Kendi Setiawan

Donatur