Di sebuah rumah sederhana di Dusun Sawah Lor RT 008 RW 008, Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lahir seorang bayi laki-laki berusia delapan bulan bernama Ghavin Revinza Nizama. Sejak beberapa bulan lalu, tubuh mungilnya harus menanggung ujian berat setelah divonis menderita Hydrocephalus, sebuah kondisi serius yang membuat cairan menumpuk di otaknya.
Perjuangan Ghavin bermula dari gejala yang tampak sepele. Awalnya, orang tuanya melihat ada benjolan kecil di bagian ketiaknya, disertai urat-urat kepala yang tampak jelas.
Sang Ibu, Umi Rahmawati (22) mengatakan bahwa beberapa minggu setelah imunisasi, kondisi Ghavin tiba-tiba memburuk.
“Setelah imunisasi, kondisi Ghavin tiba-tiba berubah. Dia sering muntah, badannya lemas, dan pandangannya terus menunduk ke bawah. Nggak lama, kami harus bolak-balik ke rumah sakit karena kondisinya makin parah,” cerita Umi, pelan.
Dari hasil diagnosis dokter, diketahui bahwa Ghavin menderita Hydrocephalus yang dapat menyebabkan tekanan berlebih dan membahayakan fungsi saraf. Kondisi ini sering kali menyerang bayi dan anak-anak, dan bila tidak segera ditangani dapat berdampak pada pertumbuhan, kesadaran, hingga kemampuan motorik.
Demi menyelamatkan hidupnya, Ghavin telah menjalani tiga kali operasi besar di bagian kepala. Operasi pertama dilakukan untuk pemasangan selang (shunt) guna mengalirkan cairan berlebih dari otak ke bagian tubuh lain. Namun setelah operasi, kondisinya sempat menurun dan memerlukan tindakan lanjutan. Kini, setiap hari Selasa, Ghavin harus rutin kontrol di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta untuk memantau perkembangan pascaoperasi dan mencegah infeksi berulang.
Kedua orang tuanya menjalani kehidupan yang penuh perjuangan. Sang ayah Muchammad Yusuf Khoirudin (28), bekerja sebagai ojek online, berkeliling di bawah panas dan hujan demi penghasilan harian. Sementara sang ibu berusaha membantu dengan berjualan es teh dan minuman sachet di depan rumah. Meski telah berjuang keras, penghasilan mereka hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Di sisi lain, transportasi ke rumah sakit, pembelian susu dan nutrisi khusus membutuhkan biaya yang lumayan.
“Biaya setelah operasi makin besar dan kami sering kewalahan. Kadang kami harus pinjam ke saudara, supaya Ghavin bisa tetap kontrol dan dapat perawatan yang dibutuhkan,” ungkap Umi
Kini, Ghavin masih membutuhkan dukungan berkelanjutan untuk pengobatan, kontrol rutin, serta pemenuhan gizi agar pertumbuhannya tetap terjaga. Di balik tubuh kecilnya, tersimpan semangat hidup yang besar, seolah ia ingin terus bertahan demi kedua orang tuanya yang tak pernah berhenti berjuang.
Melalui program NU Care Sehat, LAZISNU DIY mengajak #SahabatPeduli untuk bersama-sama membantu Dek Ghavin Revinza Nizama dalam perjuangannya melawan Hydrocephalus dengan cara:
Uluran tangan Anda akan membantu meringankan biaya kontrol rutin, transportasi, serta kebutuhan nutrisi khusus yang menjadi bagian penting dari proses pemulihan Ghavin.
“Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
Mari bersama-sama menjaga harapan kecil ini tetap menyala. Bantu Ghavin tumbuh sehat, kuat, dan tersenyum seperti bayi lainnya.
Kebutuhan Dana 50.000.000
Dana Terkumpul 0
0 Donatur
92 Hari lagi
Di sebuah rumah sederhana di Dusun Sawah Lor RT 008 RW 008, Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lahir seorang bayi laki-laki berusia delapan bulan bernama Ghavin Revinza Nizama. Sejak beberapa bulan lalu, tubuh mungilnya harus menanggung ujian berat setelah divonis menderita Hydrocephalus, sebuah kondisi serius yang membuat cairan menumpuk di otaknya.
Perjuangan Ghavin bermula dari gejala yang tampak sepele. Awalnya, orang tuanya melihat ada benjolan kecil di bagian ketiaknya, disertai urat-urat kepala yang tampak jelas.
Sang Ibu, Umi Rahmawati (22) mengatakan bahwa beberapa minggu setelah imunisasi, kondisi Ghavin tiba-tiba memburuk.
“Setelah imunisasi, kondisi Ghavin tiba-tiba berubah. Dia sering muntah, badannya lemas, dan pandangannya terus menunduk ke bawah. Nggak lama, kami harus bolak-balik ke rumah sakit karena kondisinya makin parah,” cerita Umi, pelan.
Dari hasil diagnosis dokter, diketahui bahwa Ghavin menderita Hydrocephalus yang dapat menyebabkan tekanan berlebih dan membahayakan fungsi saraf. Kondisi ini sering kali menyerang bayi dan anak-anak, dan bila tidak segera ditangani dapat berdampak pada pertumbuhan, kesadaran, hingga kemampuan motorik.
Demi menyelamatkan hidupnya, Ghavin telah menjalani tiga kali operasi besar di bagian kepala. Operasi pertama dilakukan untuk pemasangan selang (shunt) guna mengalirkan cairan berlebih dari otak ke bagian tubuh lain. Namun setelah operasi, kondisinya sempat menurun dan memerlukan tindakan lanjutan. Kini, setiap hari Selasa, Ghavin harus rutin kontrol di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta untuk memantau perkembangan pascaoperasi dan mencegah infeksi berulang.
Kedua orang tuanya menjalani kehidupan yang penuh perjuangan. Sang ayah Muchammad Yusuf Khoirudin (28), bekerja sebagai ojek online, berkeliling di bawah panas dan hujan demi penghasilan harian. Sementara sang ibu berusaha membantu dengan berjualan es teh dan minuman sachet di depan rumah. Meski telah berjuang keras, penghasilan mereka hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Di sisi lain, transportasi ke rumah sakit, pembelian susu dan nutrisi khusus membutuhkan biaya yang lumayan.
“Biaya setelah operasi makin besar dan kami sering kewalahan. Kadang kami harus pinjam ke saudara, supaya Ghavin bisa tetap kontrol dan dapat perawatan yang dibutuhkan,” ungkap Umi
Kini, Ghavin masih membutuhkan dukungan berkelanjutan untuk pengobatan, kontrol rutin, serta pemenuhan gizi agar pertumbuhannya tetap terjaga. Di balik tubuh kecilnya, tersimpan semangat hidup yang besar, seolah ia ingin terus bertahan demi kedua orang tuanya yang tak pernah berhenti berjuang.
Melalui program NU Care Sehat, LAZISNU DIY mengajak #SahabatPeduli untuk bersama-sama membantu Dek Ghavin Revinza Nizama dalam perjuangannya melawan Hydrocephalus dengan cara:
Uluran tangan Anda akan membantu meringankan biaya kontrol rutin, transportasi, serta kebutuhan nutrisi khusus yang menjadi bagian penting dari proses pemulihan Ghavin.
“Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
Mari bersama-sama menjaga harapan kecil ini tetap menyala. Bantu Ghavin tumbuh sehat, kuat, dan tersenyum seperti bayi lainnya.
Belum ada kabar terbaru