Mari Selamatkan Gedung Markas Besar Oelama di Sidoarjo!

Category Sosial & Keagamaan
KABUPATEN SIDOARJO
NU Care-LAZISNU Jatim

Terkumpul

4.414.589

Dana Dibutuhkan

100.000.000

Open Goal
24 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

Tahukah Anda? Di Sidoarjo terdapat gedung tua yang sangat bersejarah dan menjadi saksi bisu perjuangan para kiai dan santri dalam perang 10 November 1945. Tempatnya di Jalan Satria, Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Di depan gedung itu tertancap sebuah papan berlatar hijau dan bertuliskan: Markas Besar Oelama (MBO), di bawah logo Nahdlatul Ulama.

Di gedung itulah, para ulama, kiai dan santri menggelar rapat atau pertemuan untuk mengatur strategi perang, dan menjadi tempat ‘penggemblengan’ para pejuang untuk melawan penjajah.

Ahmad Ghozali, salah seorang penjaga bangunan cagar budaya itu mengisahkan bahwa dulu bangunan itu adalah sebuah rumah milik Haji Rois. Dari ceritanya, KH Bisri Syansuri atas perintah KH Hasyim Asy’ari berkumpul di rumah itu untuk mengatur strategi pertempuran. Tempat ini juga sempat menjadi persinggahan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah selaku pemimpin komando barisan pasukan Hizbullah-Sabilillah menjelang perang 10 November 1945.


Bangunan MBO tampak depan. (Foto: Dok. LAZISNU Jatim)

Sampai di sini, kita tahu, bangunan ini sarat makna dan memiliki nilai sejarah yang amat besar; para muassis, pendiri Nahdlatul Ulama berkumpul di tempat ini, dan menjadi sebuah markas besar bagi para ulama serta santri untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Sayang, kondisi bangunan itu makin memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Bangunan berciri khas Belanda ini dindingnya sudah terkelupas di sana-sini. Batu bata merahnya pun tampak menyapa setiap mata yang memandang. Rangka atapnya tampak ringkih dan rawan ambruk. Bahkan sebagian tembok bagian belakang pun sudah roboh.

“Sudah tua sekali. Atapnya bocor kalau hujan, lantainya juga banjir jika hujannya deras. Ya, kondisinya sekarang seperti ini. Eman (sayang) sebenarnya,” ujar Ghozali, seperti dilansir Jawa Pos.

Ghozali mengatakan bangunan bersejarah itu perlu direnovasi sebab kondisinya yang sudah mengkhawatirkan dan membahayakan.

“Sebenarnya ini (bangunan) membahayakan. Banyak yang hampir runtuh,” kata Ghozali.


Bagian dalam bangunan MBO. (Foto: Dok. LAZISNU Jatim)

Untuk itu, pada momen Hari Santri Nasional tahun 2023 ini Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur membentuk Tim Renovasi dan Revitalisasi Gedung MBO. Misi utamanya adalah menyelamatkan serta melestarikan gedung yang sangat bersejarah ini, sebagai bagian penting untuk edukasi generasi masa depan tentang perjuangan para kiai, santri dan rakyat Indonesia melawan penjajah.

NU Care-LAZISNU PWNU Jawa Timur mengajak para dermawan, #SahabatPeduli untuk bersama-sama mewujudkan misi mulia ini dengan bersedekah. Tentunya sedekah dari #SahabatPeduli akan menjadi amal jariyah yang pahalanya berlipat ganda dan tidak terputus. Saudara semua dapat menyalurkan sedekah jariyahnya melalui halaman campaign ini, dengan cara:

  1. Klik tombol "Donasi Sekarang"
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Pilih metode pembayaran
  4. Isi data diri
  5. Klik "Lanjutkan Pembayaran" dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email
Penggalangan dana dimulai 19 October 2023 oleh:
NU Care-LAZISNU Jatim
Akun Terverifikasi

Total
11 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Mari Selamatkan Gedung Markas Besar Oelama di Sidoarjo!

Mari Selamatkan Gedung Markas Besar Oelama di Sidoarjo!

Kebutuhan Dana 100.000.000

Dana Terkumpul 4.414.589

Donatur

24 Hari lagi

NU Care-LAZISNU Jatim

Akun Terverifikasi

Deskripsi

Tahukah Anda? Di Sidoarjo terdapat gedung tua yang sangat bersejarah dan menjadi saksi bisu perjuangan para kiai dan santri dalam perang 10 November 1945. Tempatnya di Jalan Satria, Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Di depan gedung itu tertancap sebuah papan berlatar hijau dan bertuliskan: Markas Besar Oelama (MBO), di bawah logo Nahdlatul Ulama.

Di gedung itulah, para ulama, kiai dan santri menggelar rapat atau pertemuan untuk mengatur strategi perang, dan menjadi tempat ‘penggemblengan’ para pejuang untuk melawan penjajah.

Ahmad Ghozali, salah seorang penjaga bangunan cagar budaya itu mengisahkan bahwa dulu bangunan itu adalah sebuah rumah milik Haji Rois. Dari ceritanya, KH Bisri Syansuri atas perintah KH Hasyim Asy’ari berkumpul di rumah itu untuk mengatur strategi pertempuran. Tempat ini juga sempat menjadi persinggahan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah selaku pemimpin komando barisan pasukan Hizbullah-Sabilillah menjelang perang 10 November 1945.


Bangunan MBO tampak depan. (Foto: Dok. LAZISNU Jatim)

Sampai di sini, kita tahu, bangunan ini sarat makna dan memiliki nilai sejarah yang amat besar; para muassis, pendiri Nahdlatul Ulama berkumpul di tempat ini, dan menjadi sebuah markas besar bagi para ulama serta santri untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Sayang, kondisi bangunan itu makin memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Bangunan berciri khas Belanda ini dindingnya sudah terkelupas di sana-sini. Batu bata merahnya pun tampak menyapa setiap mata yang memandang. Rangka atapnya tampak ringkih dan rawan ambruk. Bahkan sebagian tembok bagian belakang pun sudah roboh.

“Sudah tua sekali. Atapnya bocor kalau hujan, lantainya juga banjir jika hujannya deras. Ya, kondisinya sekarang seperti ini. Eman (sayang) sebenarnya,” ujar Ghozali, seperti dilansir Jawa Pos.

Ghozali mengatakan bangunan bersejarah itu perlu direnovasi sebab kondisinya yang sudah mengkhawatirkan dan membahayakan.

“Sebenarnya ini (bangunan) membahayakan. Banyak yang hampir runtuh,” kata Ghozali.


Bagian dalam bangunan MBO. (Foto: Dok. LAZISNU Jatim)

Untuk itu, pada momen Hari Santri Nasional tahun 2023 ini Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur membentuk Tim Renovasi dan Revitalisasi Gedung MBO. Misi utamanya adalah menyelamatkan serta melestarikan gedung yang sangat bersejarah ini, sebagai bagian penting untuk edukasi generasi masa depan tentang perjuangan para kiai, santri dan rakyat Indonesia melawan penjajah.

NU Care-LAZISNU PWNU Jawa Timur mengajak para dermawan, #SahabatPeduli untuk bersama-sama mewujudkan misi mulia ini dengan bersedekah. Tentunya sedekah dari #SahabatPeduli akan menjadi amal jariyah yang pahalanya berlipat ganda dan tidak terputus. Saudara semua dapat menyalurkan sedekah jariyahnya melalui halaman campaign ini, dengan cara:

  1. Klik tombol "Donasi Sekarang"
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Pilih metode pembayaran
  4. Isi data diri
  5. Klik "Lanjutkan Pembayaran" dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

Kabar Terbaru

Belum ada kabar terbaru

Donatur