Menjalani kehidupan di daerah yang didominasi oleh sektor pertanian sebetulnya memang tidak mudah. Seperti yang terjadi di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).
Moh. Husaini Lubis, pengurus NU Care-LAZISNU Sambas, Kalbar, menjadi saksi dan menceritakan kisahnya.
“Sedari kecil, saya menjadi saksi perjuangan beberapa teman-teman sebaya agar dapat bersekolah. Bahkan di antaranya harus rela berhenti belajar dan putar haluan ke ladang. Tak hanya itu, seakan ladang tak cukup penuhi penghidupan, langkah ke negeri jiran untuk bekerja akhirnya menjadi pilihan,” kisah Pak Lubis kepada Tim NU Care-LAZISNU Pusat beberapa waktu lalu melalui sambungan telepon.
Dirinya mengungkapkan, memori pahit tersebut masih membayanginya. Hal itu kembali menghantui saat melihat realita terulang, yang terjadi hingga saat ini.
“Kami mendapati banyak pelajar yang memiliki kesulitan finansial untuk mengenyam pendidikan. Terlebih kini, kondisi pandemi juga menambah dampak keresahan finansial yang mengancam para pelajar putus sekolah,” ujarnya.
Berangkat dari persoalan tersebut, Pak Lubis dan teman-temannya yang bergerak di bidang bantuan pendidikan di NU Care-LAZISNU Kabupaten Sambas menginisiasi Program Sedekah Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan.
“Tak hanya mencegah maraknya pekerja anak yang ke pergi ke ladang atau menyebrang ke negera tetangga, program ini diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar,” jelas Pak Lubis.
Hasil penggalangan dana, lanjutnya, akan digunakan oleh pihak NU Care-LAZISNU Sambas untuk membeli kebutuhan harian siswa seperti bantuan alat tulis dan juga bantuan pembayaran SPP untuk siswa di sekolah swasta.
Bantuan tersebut akan didistribusikan kepada seluruh pelajar duafa, yatim dan piatu, serta siswa difabel di seluruh Kabupaten Sambas, khususnya siswa Madrasah Ibtidaiyah sampai tingkat Aliyah (MA/SMA/SMK). Bagi Pak Lubis, besar harapan dari #SahabatPeduli untuk dapat mendukung pendidikan di daerah perbatasan.
Jadi, mari menjadi bagian dari perjuangan Pak Lubis dan teman-temannya untuk membantu adik-adik kita yang membutuhkan bantuan dalam menuntut ilmu, mengenyam pendidikan, dan untuk mendukung Program Indonesia Pintar (wajib belajar 12 tahun), dengan cara:
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 25.705.100
0 Donatur
0 Hari lagi
Menjalani kehidupan di daerah yang didominasi oleh sektor pertanian sebetulnya memang tidak mudah. Seperti yang terjadi di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).
Moh. Husaini Lubis, pengurus NU Care-LAZISNU Sambas, Kalbar, menjadi saksi dan menceritakan kisahnya.
“Sedari kecil, saya menjadi saksi perjuangan beberapa teman-teman sebaya agar dapat bersekolah. Bahkan di antaranya harus rela berhenti belajar dan putar haluan ke ladang. Tak hanya itu, seakan ladang tak cukup penuhi penghidupan, langkah ke negeri jiran untuk bekerja akhirnya menjadi pilihan,” kisah Pak Lubis kepada Tim NU Care-LAZISNU Pusat beberapa waktu lalu melalui sambungan telepon.
Dirinya mengungkapkan, memori pahit tersebut masih membayanginya. Hal itu kembali menghantui saat melihat realita terulang, yang terjadi hingga saat ini.
“Kami mendapati banyak pelajar yang memiliki kesulitan finansial untuk mengenyam pendidikan. Terlebih kini, kondisi pandemi juga menambah dampak keresahan finansial yang mengancam para pelajar putus sekolah,” ujarnya.
Berangkat dari persoalan tersebut, Pak Lubis dan teman-temannya yang bergerak di bidang bantuan pendidikan di NU Care-LAZISNU Kabupaten Sambas menginisiasi Program Sedekah Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan.
“Tak hanya mencegah maraknya pekerja anak yang ke pergi ke ladang atau menyebrang ke negera tetangga, program ini diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar,” jelas Pak Lubis.
Hasil penggalangan dana, lanjutnya, akan digunakan oleh pihak NU Care-LAZISNU Sambas untuk membeli kebutuhan harian siswa seperti bantuan alat tulis dan juga bantuan pembayaran SPP untuk siswa di sekolah swasta.
Bantuan tersebut akan didistribusikan kepada seluruh pelajar duafa, yatim dan piatu, serta siswa difabel di seluruh Kabupaten Sambas, khususnya siswa Madrasah Ibtidaiyah sampai tingkat Aliyah (MA/SMA/SMK). Bagi Pak Lubis, besar harapan dari #SahabatPeduli untuk dapat mendukung pendidikan di daerah perbatasan.
Jadi, mari menjadi bagian dari perjuangan Pak Lubis dan teman-temannya untuk membantu adik-adik kita yang membutuhkan bantuan dalam menuntut ilmu, mengenyam pendidikan, dan untuk mendukung Program Indonesia Pintar (wajib belajar 12 tahun), dengan cara:
Belum ada kabar terbaru