Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan di Kabupaten Sambas

Category Pendidikan
KABUPATEN SAMBAS
NU Care-LAZISNU Sambas

Terkumpul

5.509.000

Dana Dibutuhkan

100.000.000

Open Goal
121 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

Pendidikan di Indonesia boleh dikatakan sedang tidak baik-baik saja. Sebanyak 75.303 orang anak putus sekolah pada tahun 2021. Laporan Kemendikbudristek RI, seperti dilansir Katadata, menunjukkan tingkat putus sekolah di jenjang pendidikan SD, SMP, SMA.

Jumlah anak yang putus sekolah sebanyak 75.303 berasal dari tingkat SD yang menjadi angka tertinggi, yaitu sebanyak 38.716 anak. Disusul di tingkat SMP yang mengalami kenaikan sebesar 32,20% dari tahun sebelumnya, dari 11.378 menjadi 15.042 anak. Sedangkan di tingkat SMA dan SMK, masing-masingnya berjumlah 10.022 dan 12.063 anak putus sekolah.

Kesulitan untuk mengenyam pendidikan ini salah satunya disebabkan faktor kemiskinan; banyak keluarga di daerah perbatasan yang memiliki perekonomian rendah. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk membiayai pendidikan bagi anak-anaknya.

Termasuk di antaranya di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang mengalami kenaikan jumlah anak putus sekolah, terutama di jenjang pendidikan SD dan SMP. Data tersebut dapat dilihat dari laporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas yang diunggah di Katalog.data.go.id per 18 Januari 2023. Laporan itu menunjukkan adanya kenaikan angka putus sekolah; di tingkat SD sebesar 0,01% tahun 2020 dan 0,7% pada tahun 2021, di tingkat SMP sebesar 0,04% tahun 2020 dan 2,96% pada tahun 2021.

Wakil Ketua NU Care-LAZISNU Sambas bidang penghimpunan, Fachrizal menceritakan kisah para pelajar di Kabupaten Sambas yang berjuang untuk tetap berada di bangku sekolah.

“Sedari kecil, saya menyaksikan perjuangan teman-teman sebaya untuk dapat bersekolah. Namun, beberapa harus rela berhenti belajar, dan akhirnya memilih untuk bekerja,” tutur Rizal.

Ya, keadaan memaksa anak-anak di perbatasan seperti di Kabupaten Sambas, akhirnya berhenti sekolah. Beberapa di antaranya putar haluan ke ladang, dan lainnya memilih untuk melangkah ke Negeri Jiran untuk menutup lubang kehidupan yang kian membesar. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Anak-anak yang putus sekolah akan kehilangan kesempatan untuk meraih cita-citanya.

Untuk menjawab persoalan itu, NU Care-LAZISNU Kabupaten Sambas bergerak di bidang pendidikan dan menginisiasi program Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan. Tujuan dari program ini tidak hanya mencegah pekerjaan anak di ladang atau ke negera tetangga, tapi juga meningkatkan minat belajar anak-anak di perbatasan.

Lebih lanjut, Ketua NU Care-LAZISNU Kabupaten Sambas, Moh Husaini Lubis menjelaskan bahwa dana yang terkumpul dari campaign ini nantinya akan digunakan untuk membeli kebutuhan harian para siswa, seperti alat tulis dan pembayaran SPP di sekolah swasta.

Bantuan ini akan disalurkan kepada para siswa duafa, yatim-piatu, dan siswa difabel di seluruh Kabupaten Sambas, khususnya siswa di tingkat SD dan SMP.

Mari menjadi bagian dari program ini, dengan mendukung bantuan pendidikan bagi anak-anak di daerah perbatasan. Wujudkan pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Sambas melalui halaman campaign ini, dengan cara:

  1. Klik tombol "Donasi Sekarang"
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik "Lanjutkan Pembayaran" dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dan dapatkan laporan via email
Penggalangan dana dimulai 27 November 2023 oleh:
NU Care-LAZISNU Sambas
Akun Terverifikasi

Total
5 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan di Kabupaten Sambas

Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan di Kabupaten Sambas

Kebutuhan Dana 100.000.000

Dana Terkumpul 5.509.000

Donatur

121 Hari lagi

NU Care-LAZISNU Sambas

Akun Terverifikasi

Deskripsi

Pendidikan di Indonesia boleh dikatakan sedang tidak baik-baik saja. Sebanyak 75.303 orang anak putus sekolah pada tahun 2021. Laporan Kemendikbudristek RI, seperti dilansir Katadata, menunjukkan tingkat putus sekolah di jenjang pendidikan SD, SMP, SMA.

Jumlah anak yang putus sekolah sebanyak 75.303 berasal dari tingkat SD yang menjadi angka tertinggi, yaitu sebanyak 38.716 anak. Disusul di tingkat SMP yang mengalami kenaikan sebesar 32,20% dari tahun sebelumnya, dari 11.378 menjadi 15.042 anak. Sedangkan di tingkat SMA dan SMK, masing-masingnya berjumlah 10.022 dan 12.063 anak putus sekolah.

Kesulitan untuk mengenyam pendidikan ini salah satunya disebabkan faktor kemiskinan; banyak keluarga di daerah perbatasan yang memiliki perekonomian rendah. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk membiayai pendidikan bagi anak-anaknya.

Termasuk di antaranya di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang mengalami kenaikan jumlah anak putus sekolah, terutama di jenjang pendidikan SD dan SMP. Data tersebut dapat dilihat dari laporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas yang diunggah di Katalog.data.go.id per 18 Januari 2023. Laporan itu menunjukkan adanya kenaikan angka putus sekolah; di tingkat SD sebesar 0,01% tahun 2020 dan 0,7% pada tahun 2021, di tingkat SMP sebesar 0,04% tahun 2020 dan 2,96% pada tahun 2021.

Wakil Ketua NU Care-LAZISNU Sambas bidang penghimpunan, Fachrizal menceritakan kisah para pelajar di Kabupaten Sambas yang berjuang untuk tetap berada di bangku sekolah.

“Sedari kecil, saya menyaksikan perjuangan teman-teman sebaya untuk dapat bersekolah. Namun, beberapa harus rela berhenti belajar, dan akhirnya memilih untuk bekerja,” tutur Rizal.

Ya, keadaan memaksa anak-anak di perbatasan seperti di Kabupaten Sambas, akhirnya berhenti sekolah. Beberapa di antaranya putar haluan ke ladang, dan lainnya memilih untuk melangkah ke Negeri Jiran untuk menutup lubang kehidupan yang kian membesar. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Anak-anak yang putus sekolah akan kehilangan kesempatan untuk meraih cita-citanya.

Untuk menjawab persoalan itu, NU Care-LAZISNU Kabupaten Sambas bergerak di bidang pendidikan dan menginisiasi program Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan. Tujuan dari program ini tidak hanya mencegah pekerjaan anak di ladang atau ke negera tetangga, tapi juga meningkatkan minat belajar anak-anak di perbatasan.

Lebih lanjut, Ketua NU Care-LAZISNU Kabupaten Sambas, Moh Husaini Lubis menjelaskan bahwa dana yang terkumpul dari campaign ini nantinya akan digunakan untuk membeli kebutuhan harian para siswa, seperti alat tulis dan pembayaran SPP di sekolah swasta.

Bantuan ini akan disalurkan kepada para siswa duafa, yatim-piatu, dan siswa difabel di seluruh Kabupaten Sambas, khususnya siswa di tingkat SD dan SMP.

Mari menjadi bagian dari program ini, dengan mendukung bantuan pendidikan bagi anak-anak di daerah perbatasan. Wujudkan pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Sambas melalui halaman campaign ini, dengan cara:

  1. Klik tombol "Donasi Sekarang"
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik "Lanjutkan Pembayaran" dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dan dapatkan laporan via email

Kabar Terbaru

Penyaluran Tahap 1 Bantuan Pendidikan untuk Anak Perbatasan

18/03/2024

Image


NU Care-LAZISNU menyemarakkan Ramadhan 1445 Hijriah ini dengan berbagai program berbagi. Program tersebut tak hanya terbatas penyaluran untuk kegiatan keagamaan, namun juga pilar program lainnya. Kali ini, LAZISNU menjalankan pilar program NU Care Cerdas dengan menyalurkan bantuan pendidikan bagi anak-anak perbatasan di Kabupaten Sambas. Penyaluran ini menyasar anak-anak di Kecamatan Sambas dan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat pada Senin (18/03/2024).

Sebanyak 30 penerima manfaat yang terdiri anak-anak yang mengaji dan para guru yang mengajar di Tempat Pengajian Anak (TPA) diberikan alat tulis dan buku-buku ngaji. Bantuan tersebut diharapkan menjadi media belajar yang mempermudah kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak dan guru ngaji.

Menyambut baik hal ini, Fachrizal selaku Sekertaris LAZISNU Kabupaten Sambas menuturkan harapannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah perbatasan.

"Ini menjadi bentuk perhatian kita semua untuk memantik semangat anak-anak dalam hal mengaji dan menuntut ilmu agama,” tutur Fachrizal.

Menurutnya, anak-anak perlu dibekali pengetahuan Islam yang kuat untuk menjadi pedoman dasar hidup.

Hal ini juga diamini oleh Endang Sari selaku guru TPA. Kesulitan untuk mengenyam pendidikan di Kabupaten Sambas membuat dirinya sangat menanti bantuan semacam ini.

"Salah satunya disebabkan faktor kemiskinan. Banyak keluarga di daerah perbatasan yang memiliki perekonomian rendah. Jadinya sulit untuk membiayai pendidikan bagi anak-anaknya,” ungkap Endang. 

Dirinya turut mendoakan para donatur agar mendapat keberkahan dan bisa membantu lebih banyak anak-anak TPA. "Ini bantuan pertama dari donatur. Semoga bisa menunjang program pendidikan agama Islam dan lainnya,” kata Endang.

Donatur