Di awal November 2024, Jawa Barat kembali dilanda bencana alam. Sebanyak 18 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Sukabumi terdampak banjir, longsor, dan angin kencang. Selain itu, bencana serupa juga menerjang Kabupaten Bandung dan Garut. Sementara itu, di Kabupaten Bogor 633 warga terdampak akibat adanya pergerakan tanah, longsor, banjir, dan angin kencang.
Sebelumnya, di bulan September 2024, musibah gempa bumi mengguncang Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung secara beriringan. Gempa pertama berkekuatan 5,0 magnitudo terjadi di Kabupaten Garut pada pukul 09:41:07 WIB dengan kedalaman 10 km. Hanya satu detik kemudian, gempa dengan kekuatan yang sama mengguncang Kabupaten Bandung pukul 09:41:08 WIB.
Berdasarkan laporan BNPB, satu siswa sekolah dasar (SD) meninggal dunia akibat terjatuh saat gempa terjadi, dan saat ini terdapat 15 orang mengalami luka berat, dengan tujuh di antaranya masih menjalani perawatan intensif di RSUD Kabupaten Bandung. Sementara itu, 710 orang harus mengungsi dari rumah mereka yang rusak parah akibat gempa.
Dampak gempa di Bandung dan Garut ini juga menyebabkan kerusakan pada lebih dari 700 unit rumah. Selain itu, fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, perkantoran, dan sarana kesehatan juga turut terdampak.
Di bulan Mei, banjir bandang terjadi di Sumatera Barat dan berdampak di berbagai wilayah, dengan wilayah terparah di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. BNPB melaporkan per tanggal 11 Mei 2024 bahwa korban meninggal dunia mencapai 61 jiwa di dua kabupaten tersebut. Selain itu, 27 korban dinyatakan hilang, 37 luka-luka, serta 3.396 jiwa lainnya terpaksa mengungsi. Kerugian yang diperkirakan akibat bencana ini ditaksir mencapai lebih dari Rp108 miliar.
Selain itu, gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter yang terjadi di Tuban, Jawa Timur pada 22 Maret 2024 juga dirasakan di berbagai daerah seperti di Pulau Bawean Gresik, hingga beberapa wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Hingga Ahad (24/03/2024) malam, Indonesia masih diguncang gempa hingga 5 kali pada pukul 20.15 WIB.
Akibat bencana alam ini, data per 24 Maret menunjukkan bahwa sebanyak 2.393 rumah di Tuban dan Pulau Bawean Gresik mengalami kerusakan. Sebanyak 9.648 orang terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman.
Masih di bulan Maret 2024, Indonesia juga mengalami serentetan potensi banjir rob yang tersebar di berbagai wilayah. Data menunjukkan bahwa potensi banjir rob tersebar luas, menimbulkan kerugian dan dampak yang signifikan. Di sisi lain, jumlah kejadian bencana alam di Indonesia didominasi oleh bencana banjir, yakni mencapai 87% dari total kejadian.
Sumber: BNPB
Sementara itu, di wilayah Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Demak, bencana banjir diakibatkan karena banyaknya tanggul yang jebol akibat hujan deras yang ekstrem. Akibatnya banyak daerah yang tenggelam dari kedalaman 1,5 hingga 3 meter.
Hingga Kamis (21/03/2024) BPBD Kabupaten Demak melaporkan bahwa sebanyak 24.436 jiwa masih mengungsi dan tersebar di 106 titik pengungsian. Sementara wilayah yang masih tergenang air sebanyak enam kecamatan di antaranya Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Gajah, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Sayung, dan Kecamatan Demak.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dalam jumpa pers yang dilaksanakan pada Kamis (21/03/2024), mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk ikut peduli atas adanya bencana ini. Gus Yahya berharap masyarakat, khususnya umat Islam dalam suasana Ramadhan ini untuk sungguh-sungguh bergerak membantu saudara-saudara yang terdampak bencana.
“Kami pun telah menginstruksikan kepada LAZISNU, Dr Ali Hasan Bahar selaku Ketua LAZISNU, kami meminta agar dilakukan focusing untuk penyaluran zakat infaq shodaqoh dari LAZISNU khususnya untuk warga terdampak bencana di Sumatera Barat dan Jawa Tengah,” ungkap Gus Yahya.
Untuk itu, LAZISNU PBNU mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergerak peduli dan bekerja sama dalam membantu saudara kita yang sedang terdampak bencana. Caranya:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 12.131.000
Donatur
38 Hari lagi
Di awal November 2024, Jawa Barat kembali dilanda bencana alam. Sebanyak 18 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Sukabumi terdampak banjir, longsor, dan angin kencang. Selain itu, bencana serupa juga menerjang Kabupaten Bandung dan Garut. Sementara itu, di Kabupaten Bogor 633 warga terdampak akibat adanya pergerakan tanah, longsor, banjir, dan angin kencang.
Sebelumnya, di bulan September 2024, musibah gempa bumi mengguncang Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung secara beriringan. Gempa pertama berkekuatan 5,0 magnitudo terjadi di Kabupaten Garut pada pukul 09:41:07 WIB dengan kedalaman 10 km. Hanya satu detik kemudian, gempa dengan kekuatan yang sama mengguncang Kabupaten Bandung pukul 09:41:08 WIB.
Berdasarkan laporan BNPB, satu siswa sekolah dasar (SD) meninggal dunia akibat terjatuh saat gempa terjadi, dan saat ini terdapat 15 orang mengalami luka berat, dengan tujuh di antaranya masih menjalani perawatan intensif di RSUD Kabupaten Bandung. Sementara itu, 710 orang harus mengungsi dari rumah mereka yang rusak parah akibat gempa.
Dampak gempa di Bandung dan Garut ini juga menyebabkan kerusakan pada lebih dari 700 unit rumah. Selain itu, fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, perkantoran, dan sarana kesehatan juga turut terdampak.
Di bulan Mei, banjir bandang terjadi di Sumatera Barat dan berdampak di berbagai wilayah, dengan wilayah terparah di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. BNPB melaporkan per tanggal 11 Mei 2024 bahwa korban meninggal dunia mencapai 61 jiwa di dua kabupaten tersebut. Selain itu, 27 korban dinyatakan hilang, 37 luka-luka, serta 3.396 jiwa lainnya terpaksa mengungsi. Kerugian yang diperkirakan akibat bencana ini ditaksir mencapai lebih dari Rp108 miliar.
Selain itu, gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter yang terjadi di Tuban, Jawa Timur pada 22 Maret 2024 juga dirasakan di berbagai daerah seperti di Pulau Bawean Gresik, hingga beberapa wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Hingga Ahad (24/03/2024) malam, Indonesia masih diguncang gempa hingga 5 kali pada pukul 20.15 WIB.
Akibat bencana alam ini, data per 24 Maret menunjukkan bahwa sebanyak 2.393 rumah di Tuban dan Pulau Bawean Gresik mengalami kerusakan. Sebanyak 9.648 orang terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman.
Masih di bulan Maret 2024, Indonesia juga mengalami serentetan potensi banjir rob yang tersebar di berbagai wilayah. Data menunjukkan bahwa potensi banjir rob tersebar luas, menimbulkan kerugian dan dampak yang signifikan. Di sisi lain, jumlah kejadian bencana alam di Indonesia didominasi oleh bencana banjir, yakni mencapai 87% dari total kejadian.
Sumber: BNPB
Sementara itu, di wilayah Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Demak, bencana banjir diakibatkan karena banyaknya tanggul yang jebol akibat hujan deras yang ekstrem. Akibatnya banyak daerah yang tenggelam dari kedalaman 1,5 hingga 3 meter.
Hingga Kamis (21/03/2024) BPBD Kabupaten Demak melaporkan bahwa sebanyak 24.436 jiwa masih mengungsi dan tersebar di 106 titik pengungsian. Sementara wilayah yang masih tergenang air sebanyak enam kecamatan di antaranya Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Gajah, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Sayung, dan Kecamatan Demak.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dalam jumpa pers yang dilaksanakan pada Kamis (21/03/2024), mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk ikut peduli atas adanya bencana ini. Gus Yahya berharap masyarakat, khususnya umat Islam dalam suasana Ramadhan ini untuk sungguh-sungguh bergerak membantu saudara-saudara yang terdampak bencana.
“Kami pun telah menginstruksikan kepada LAZISNU, Dr Ali Hasan Bahar selaku Ketua LAZISNU, kami meminta agar dilakukan focusing untuk penyaluran zakat infaq shodaqoh dari LAZISNU khususnya untuk warga terdampak bencana di Sumatera Barat dan Jawa Tengah,” ungkap Gus Yahya.
Untuk itu, LAZISNU PBNU mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergerak peduli dan bekerja sama dalam membantu saudara kita yang sedang terdampak bencana. Caranya:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Belum ada kabar terbaru