Sumi’ah (80 thn) adalah seorang nenek yang tiap harinya bekerja sebagai penjual tape, dari rumah ke rumah. Bahkan dari pasar ke pasar. Sejak pagi buta, usai menunaikan sembahyang Subuh, beliau bergegas berangkat berjualan tape. Setiap hari, Nek Sumi’ah berjalan sekitar 6 kilometer dan kembali ke rumah ketika azan Asar berkumandang.
Saat Tim NU Care-LAZISNU berkunjung ke kediaman Nek Sumi'ah
Hasil survei NU Care-LAZISNU Sampang ke rumahnya, bahwa kehidupan Nek Sumi’ah sangat memprihatinkan, baik tempat tidur ataupun dapur sangat jauh dari kata layak. Dindingnya pun terbuat dari anyaman bambu, dan genting yang sudah banyak lubang tentu membuat bocor di mana-mana ketika hujan turun.
Warga Dusun Omongan, Desa Gersempal, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang ini terpaksa berjualan tape singkong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sebatang kara. Nek Sumi’ah terus berjuang tanpa memperhatikan kondisi fisiknya.
“Sebenarnya capek sih, Pak. Tapi mau gimana lagi, yang penting saya bisa makan,” ungkapnya.
Nek Sumi'ah sedang memasak di dapurnya
Nek Sumi’ah yang sudah ditinggal suaminya ini tidak memiliki keturunan sehingga keadaan memaksanya hidup sebatang kara. Namun, keadaan itu tidak mematahkan semangatnya. Nek Sumi’ah terus berjualan tape meski di zaman sekarang, menurutnya, jarang sekali orang membelinya. Beliau mengatakan, jika dagangannya habis ludes keuntungannya sekitar Rp 25.000. Tapi selama ini dagangannya selalu tersisa.
Ketika ditanya soal bantuan dari pemerintah, dia tidak bisa menjawab karena sudah tidak ingat. Bantuan dari tetangga, katanya, selama ini yang banyak menyokong kebutuhan hidupnya.
Nek Sumi'ah di dalam rumahnya
Maka itu, kami dari NU Care-LAZISNU Sampang mengajak #SahabatPeduli semua, untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan hidup Nek Sumi’ah, seperti bantuan bahan makanan pokok sehari-hari serta bantuan uang tunai.
Bantuan, donasi atau sedekah Anda untuk Nek Sumi’ah, dapat disalurkan melalui halaman galang dana ini, dengan cara:
Semoga sedekah #SahabatPeduli menjadi amal jariyah yang pahalanya dapat menjadi penolong di akhirat kelak. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin…
Kebutuhan Dana 75.000.000
Dana Terkumpul 8.367.200
Donatur
0 Hari lagi
Sumi’ah (80 thn) adalah seorang nenek yang tiap harinya bekerja sebagai penjual tape, dari rumah ke rumah. Bahkan dari pasar ke pasar. Sejak pagi buta, usai menunaikan sembahyang Subuh, beliau bergegas berangkat berjualan tape. Setiap hari, Nek Sumi’ah berjalan sekitar 6 kilometer dan kembali ke rumah ketika azan Asar berkumandang.
Saat Tim NU Care-LAZISNU berkunjung ke kediaman Nek Sumi'ah
Hasil survei NU Care-LAZISNU Sampang ke rumahnya, bahwa kehidupan Nek Sumi’ah sangat memprihatinkan, baik tempat tidur ataupun dapur sangat jauh dari kata layak. Dindingnya pun terbuat dari anyaman bambu, dan genting yang sudah banyak lubang tentu membuat bocor di mana-mana ketika hujan turun.
Warga Dusun Omongan, Desa Gersempal, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang ini terpaksa berjualan tape singkong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sebatang kara. Nek Sumi’ah terus berjuang tanpa memperhatikan kondisi fisiknya.
“Sebenarnya capek sih, Pak. Tapi mau gimana lagi, yang penting saya bisa makan,” ungkapnya.
Nek Sumi'ah sedang memasak di dapurnya
Nek Sumi’ah yang sudah ditinggal suaminya ini tidak memiliki keturunan sehingga keadaan memaksanya hidup sebatang kara. Namun, keadaan itu tidak mematahkan semangatnya. Nek Sumi’ah terus berjualan tape meski di zaman sekarang, menurutnya, jarang sekali orang membelinya. Beliau mengatakan, jika dagangannya habis ludes keuntungannya sekitar Rp 25.000. Tapi selama ini dagangannya selalu tersisa.
Ketika ditanya soal bantuan dari pemerintah, dia tidak bisa menjawab karena sudah tidak ingat. Bantuan dari tetangga, katanya, selama ini yang banyak menyokong kebutuhan hidupnya.
Nek Sumi'ah di dalam rumahnya
Maka itu, kami dari NU Care-LAZISNU Sampang mengajak #SahabatPeduli semua, untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan hidup Nek Sumi’ah, seperti bantuan bahan makanan pokok sehari-hari serta bantuan uang tunai.
Bantuan, donasi atau sedekah Anda untuk Nek Sumi’ah, dapat disalurkan melalui halaman galang dana ini, dengan cara:
Semoga sedekah #SahabatPeduli menjadi amal jariyah yang pahalanya dapat menjadi penolong di akhirat kelak. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin…
20/01/2022
Sampang, NU Care
Pengurus Cabang (PC) NU Care-LAZISNU Sampang menyalurkan bantuan kepada warga tidak mampu yang ingin membuka usaha di Kabupaten Sampang, pada Senin (17/01/2022).
Ketua NU Care-LAZISNU Sampang Zainuddin menyampaikan, bantuan modal usaha salah satunya diberikan kepada Nek Sumi’ah (80), seorang warga Dusun Omongan, Desa Gersempal, Kecamatan Omben, Sampang yang hendak membuka usaha.
“Kami ikhtiar selalu hadir meringankan beban hidup warga yang membutuhkan, terutama Nek Sumi’ah yang hidup sebatang kara,” ujar Zainuddin.
Diketahui, penyaluran tersebut merupakan program bantuan untuk modal usaha bagi warga yang kurang mampu secara ekonomi, namun memiliki semangat juang yang tinggi.
Nek Sumi’ah adalah seorang nenek yang tiap harinya bekerja sebagai penjual tape, dari rumah ke rumah. Bahkan dari pasar ke pasar. Sejak pagi buta, usai menunaikan sembahyang Subuh, beliau bergegas berangkat berjualan tape. Setiap hari, Nek Sumi’ah berjalan sekitar 6 kilometer dan kembali ke rumah ketika azan Asar berkumandang.
“NU Care-LAZISNU Sampang hadir dan memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 1,5 juta kepada yang membutuhkan,” ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya tidak hanya memberikan bantuan saja. Bagi warga yang sudah diberi modal, katanya, akan dipantau perkembangan usahanya.
“Setelah dikasih modal sekaligus paket sembako, kami akan terus mendampingi pengembangan usahanya,” jelas Zainuddin.
Menurutnya, jika di tengah jalan usaha yang dibangun mengalami kemajuan, maka NU Care-LAZISNU Sampang akan memberikan bantuan kembali guna mengembangkan usaha yang dijalankan.
“Kami bantu lagi jika berkembang, tapi kalau stagnan akan diberikan bantuan yang lain,” paparnya.
Dia berharap, ke depan masyarakat yang membutuhkan terus mendapat bantuan. Sebab program pemberian modal usaha oleh NU Care-LAZISNU Sampang bagi warga tidak mampu akan terus diupayakan.
“Sejak 2021 sudah ada 12 penerima bantuan modal usaha. Untuk tahun 2022 ini kami sudah susun tinggal eksekusi saja dengan jumlah yang lebih besar,” pungkasnya.
Pewarta: Alim
Penyunting: Wahyu Noerhadi
Sumber: maduraindepth.com