Berjuang Lawan Hidrosefalus, Aiz Ingin Kembali Sekolah

Category Kesehatan
KOTA JAKARTA PUSAT
NU CARE-LAZISNU

Terkumpul

3.019.006

Dana Dibutuhkan

80.000.000

Open Goal
0 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

“Sakit banget, Kak, kepala Aiz. Mata kanan Aiz juga jadi gelap semua,” kata Aiz saat ditanya Ibu Yulianingsih, Staf Pendistribusian dan Pendayagunaan NU Care-LAZISNU, 2 Oktober 2019.

Alizia, atau yang biasa disapa Aiz adalah gadis kecil berumur 9 tahun yang harus menderita Hydrocyphalus/Menengoelokel sejak dalam kandungan. Hasil pemeriksaan USG yang menyatakan bahwa Aiz terdiagnosa Hidrosefalus sebenarnya sudah diketahui dokter sejak ibunya mengandung di usia kehamilan 8 bulan.

Aiz terlahir normal, begitu pun dengan tumbuh-kembangnya, semua berkembang wajar. Bahkan dibanding anak seusianya, Aiz termasuk anak yang cerdas karena sudah bisa berhitung tambah dan kurang sejak umur 4 tahun. Dan, Aiz sudah bisa membaca di usia 6 tahun. Namun, karena penyakit Hidrosefalus yang dideritanya, membuat Aiz sulit berhitung dan penglihatannya pun mulai buram.

Awal mula diketahui mata kanan Aiz buram yaitu saat Aiz sering sekali menabrak benda-benda yang ada di rumah. Sang Ibu pun membawanya ke RS Kuningan untuk memeriksa matanya. Kemudian disarankan ke RS Cicendo, Bandung. Namun karena tidak ada biaya sang ibu mengurungkan niatnya.

Bulan Juni lalu, Aiz merasakan nyeri hilang-timbul di kepalanya, Menurut hasil pemeriksaan VAS (Visual Analog Score), rasa sakit yang diderita Aiz saat itu mencapai angka 7-8 dari 10. Selain itu, Aiz juga sering mengalami mual-muntah. Saat itulah Aiz terus mengeluh bahwa matanya semakin gelap untuk melihat.

“Aku suka berhitung, tapi sekarang rasanya sulit, Kak. Mata Aiz gelap. Pokoknya nanti kalau Aiz udah sembuh, Aiz mau sekolah lagi, belajar berhitung lagi bareng sama temen-temen. Sementara Aiz di sini dulu buat berobat.” Aiz bercerita.

Menurut dokter, pupil mata Aiz sulit dievaluasi karena kornea matanya tertutupi lesi berwarna putih sehingga refleks cahayanya pun lambat dan hal ini membuat pemeriksaan lainnya juga sulit untuk dievaluasi.

Setelah dilakukan CT Scan pada 5 Agustus lalu, menurut dokter, hasil Cairan (Liquor Cerebro Spinalis) LCS-nya memiliki 13 sel, MN 7, PMN 6, dan kadar protein mencapai 35. Selain itu, sistem ventrikel lateral bilateral dan ventrikel III pasien mengalami pelebaran, sedangkan ventrikel IV-nya terbuka. Kondisi tersebut membuat cairan di otak menjadi tidak normal dan mengakibatkan tekanan di kepala lebih tinggi. Kemudian pada 9 Agustus dilakukan tindakan operasi yang ke-4 (revisi selang Ventrikuloperitoneal Shunt).

Dua bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 2019 dilakukan CT Scan pasca operasi dan diketahui bahwa ventrikel untuk saluran LCS sudah tidak selebar dibanding dengan hasil CT Scan sebelumnya. Kerusakan di tengah parietal dan herniasi (bagian otak yang tertekan yang kemudian menonjol) tapi minimal di meningens. Selain itu, ada penumpukan cairan di otak bagian samping atas dan belakang (parietaloocipital).

Menurut penuturan sang Ibu, Ooh Taskiah (42), saat ini tim dokter bedah syaraf menyarankan agar Aiz melakukan prosedur operasi penyedotan cairan di otak bagian belakang, dikarenakan cairan itu telah menarik syaraf mata Aiz, yang membuat Aiz tidak bisa melihat. Cairan itu juga menyebabkan Aiz sering sakit kepala dan tidak kuat untuk berdiri lama.

Hingga kini, Aiz sudah menjalankan sebanyak empat prosedur operasi di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Bagaimana pun, Aiz sangat bersemangat untuk sembuh, Anak kelas 3 SD ini juga berharap dapat kembali bersekolah dan menambah hafalan surat Al-Qurannya.

Untuk kakak-kakak yang baik hatinya, yuk, dukung Aiz lawan Hidrosefalus agar Aiz bisa melanjutkan sekolah. Mari bantu Aiz dengan ikut berdonasi untuk membantu meringankan biaya pengobatannya. Bantu Aiz dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email
Penggalangan dana dimulai 5 November 2019 oleh:
NU CARE-LAZISNU
Akun Terverifikasi

Total
94 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Berjuang Lawan Hidrosefalus, Aiz Ingin Kembali Sekolah

Berjuang Lawan Hidrosefalus, Aiz Ingin Kembali Sekolah

Kebutuhan Dana 80.000.000

Dana Terkumpul 3.019.006

Donatur

0 Hari lagi

NU CARE-LAZISNU

Akun Terverifikasi

Deskripsi

“Sakit banget, Kak, kepala Aiz. Mata kanan Aiz juga jadi gelap semua,” kata Aiz saat ditanya Ibu Yulianingsih, Staf Pendistribusian dan Pendayagunaan NU Care-LAZISNU, 2 Oktober 2019.

Alizia, atau yang biasa disapa Aiz adalah gadis kecil berumur 9 tahun yang harus menderita Hydrocyphalus/Menengoelokel sejak dalam kandungan. Hasil pemeriksaan USG yang menyatakan bahwa Aiz terdiagnosa Hidrosefalus sebenarnya sudah diketahui dokter sejak ibunya mengandung di usia kehamilan 8 bulan.

Aiz terlahir normal, begitu pun dengan tumbuh-kembangnya, semua berkembang wajar. Bahkan dibanding anak seusianya, Aiz termasuk anak yang cerdas karena sudah bisa berhitung tambah dan kurang sejak umur 4 tahun. Dan, Aiz sudah bisa membaca di usia 6 tahun. Namun, karena penyakit Hidrosefalus yang dideritanya, membuat Aiz sulit berhitung dan penglihatannya pun mulai buram.

Awal mula diketahui mata kanan Aiz buram yaitu saat Aiz sering sekali menabrak benda-benda yang ada di rumah. Sang Ibu pun membawanya ke RS Kuningan untuk memeriksa matanya. Kemudian disarankan ke RS Cicendo, Bandung. Namun karena tidak ada biaya sang ibu mengurungkan niatnya.

Bulan Juni lalu, Aiz merasakan nyeri hilang-timbul di kepalanya, Menurut hasil pemeriksaan VAS (Visual Analog Score), rasa sakit yang diderita Aiz saat itu mencapai angka 7-8 dari 10. Selain itu, Aiz juga sering mengalami mual-muntah. Saat itulah Aiz terus mengeluh bahwa matanya semakin gelap untuk melihat.

“Aku suka berhitung, tapi sekarang rasanya sulit, Kak. Mata Aiz gelap. Pokoknya nanti kalau Aiz udah sembuh, Aiz mau sekolah lagi, belajar berhitung lagi bareng sama temen-temen. Sementara Aiz di sini dulu buat berobat.” Aiz bercerita.

Menurut dokter, pupil mata Aiz sulit dievaluasi karena kornea matanya tertutupi lesi berwarna putih sehingga refleks cahayanya pun lambat dan hal ini membuat pemeriksaan lainnya juga sulit untuk dievaluasi.

Setelah dilakukan CT Scan pada 5 Agustus lalu, menurut dokter, hasil Cairan (Liquor Cerebro Spinalis) LCS-nya memiliki 13 sel, MN 7, PMN 6, dan kadar protein mencapai 35. Selain itu, sistem ventrikel lateral bilateral dan ventrikel III pasien mengalami pelebaran, sedangkan ventrikel IV-nya terbuka. Kondisi tersebut membuat cairan di otak menjadi tidak normal dan mengakibatkan tekanan di kepala lebih tinggi. Kemudian pada 9 Agustus dilakukan tindakan operasi yang ke-4 (revisi selang Ventrikuloperitoneal Shunt).

Dua bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 2019 dilakukan CT Scan pasca operasi dan diketahui bahwa ventrikel untuk saluran LCS sudah tidak selebar dibanding dengan hasil CT Scan sebelumnya. Kerusakan di tengah parietal dan herniasi (bagian otak yang tertekan yang kemudian menonjol) tapi minimal di meningens. Selain itu, ada penumpukan cairan di otak bagian samping atas dan belakang (parietaloocipital).

Menurut penuturan sang Ibu, Ooh Taskiah (42), saat ini tim dokter bedah syaraf menyarankan agar Aiz melakukan prosedur operasi penyedotan cairan di otak bagian belakang, dikarenakan cairan itu telah menarik syaraf mata Aiz, yang membuat Aiz tidak bisa melihat. Cairan itu juga menyebabkan Aiz sering sakit kepala dan tidak kuat untuk berdiri lama.

Hingga kini, Aiz sudah menjalankan sebanyak empat prosedur operasi di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Bagaimana pun, Aiz sangat bersemangat untuk sembuh, Anak kelas 3 SD ini juga berharap dapat kembali bersekolah dan menambah hafalan surat Al-Qurannya.

Untuk kakak-kakak yang baik hatinya, yuk, dukung Aiz lawan Hidrosefalus agar Aiz bisa melanjutkan sekolah. Mari bantu Aiz dengan ikut berdonasi untuk membantu meringankan biaya pengobatannya. Bantu Aiz dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

Kabar Terbaru

Belum ada kabar terbaru

Donatur