Nenek Supriyati (60) adalah seorang lansia sebatang kara yang hidup di daerah pelosok Kabupaten Kulon Progo. Beliau berjuang hidup sendiri dengan kondisi kesehatan dan rumahnya yang cukup memprihatinkan.
Nek Yati hingga kini hidup di rumah semi permanen yang dibangun di atas tanah kas desa setempat. Datang sebagai pendatang dari Kabupaten Cilacap dan telah lama menetap di Kampung Nogosari RT 35/RW 18, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, menjadikannya terpisah dari keluarga besarnya di Cilacap.
Kini, Nenek Supriyati hanya tinggal sendiri dengan kondisi rumah yang sudah tidak terawat dengan baik. Apalagi ketika musim hujan, atap rumahnya banyak yang bocor dan menyebabkan air hujan masuk ke dalam rumahnya. Untuk keperluan dapurnya pun hingga kini beliau masih menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Tak hanya itu, sepertinya Nek Yati memang harus berdamai dengan berbagai cobaan, di mana pada suatu siang Nenek Supriyati harus mengalami kecelakaan, saat hendak mengikuti pengajian dan ziarah bersama rombongan Muslimat NU. Kecelakaan itu membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun karena rumah sakit terdekat tersebut berstatus swasta, beliau terpaksa harus menanggung biaya berobat secara mandiri karena tidak tercover BPJS. Kecelakaan ini cukup fatal hingga membuat Nek Yati mengalami luka-luka di kaki, 2 buah giginya tanggal, serta 14 jahitan di wajahnya.
Meski demikian, Nek Yati berusaha tegar dengan tetap rajin beribadah dan menghidupi dirinya sendiri dengan berjualan sayur yang ditata di atas sebuah meja sederhana di depan rumahnya. Setiap pagi, beliau menata sayur-mayur, tempe, tahu, kerupuk, dan bahan-bahan makanan sekadarnya dari masyarakat sekitar untuk dijajakan.
Melihat kondisi Nek Yati yang memprihatinkan, mari bersama ulurkan bantuan terbaik kita untuk membantu biaya berobatnya serta memberikan modal usaha untuk warung sederhananya, dengan cara:
Kebutuhan Dana 52.000.000
Dana Terkumpul 5.699.633
Donatur
0 Hari lagi
Nenek Supriyati (60) adalah seorang lansia sebatang kara yang hidup di daerah pelosok Kabupaten Kulon Progo. Beliau berjuang hidup sendiri dengan kondisi kesehatan dan rumahnya yang cukup memprihatinkan.
Nek Yati hingga kini hidup di rumah semi permanen yang dibangun di atas tanah kas desa setempat. Datang sebagai pendatang dari Kabupaten Cilacap dan telah lama menetap di Kampung Nogosari RT 35/RW 18, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, menjadikannya terpisah dari keluarga besarnya di Cilacap.
Kini, Nenek Supriyati hanya tinggal sendiri dengan kondisi rumah yang sudah tidak terawat dengan baik. Apalagi ketika musim hujan, atap rumahnya banyak yang bocor dan menyebabkan air hujan masuk ke dalam rumahnya. Untuk keperluan dapurnya pun hingga kini beliau masih menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Tak hanya itu, sepertinya Nek Yati memang harus berdamai dengan berbagai cobaan, di mana pada suatu siang Nenek Supriyati harus mengalami kecelakaan, saat hendak mengikuti pengajian dan ziarah bersama rombongan Muslimat NU. Kecelakaan itu membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun karena rumah sakit terdekat tersebut berstatus swasta, beliau terpaksa harus menanggung biaya berobat secara mandiri karena tidak tercover BPJS. Kecelakaan ini cukup fatal hingga membuat Nek Yati mengalami luka-luka di kaki, 2 buah giginya tanggal, serta 14 jahitan di wajahnya.
Meski demikian, Nek Yati berusaha tegar dengan tetap rajin beribadah dan menghidupi dirinya sendiri dengan berjualan sayur yang ditata di atas sebuah meja sederhana di depan rumahnya. Setiap pagi, beliau menata sayur-mayur, tempe, tahu, kerupuk, dan bahan-bahan makanan sekadarnya dari masyarakat sekitar untuk dijajakan.
Melihat kondisi Nek Yati yang memprihatinkan, mari bersama ulurkan bantuan terbaik kita untuk membantu biaya berobatnya serta memberikan modal usaha untuk warung sederhananya, dengan cara:
Belum ada kabar terbaru