Pada tahun 2008, hidup Fransisca berubah drastis setelah ia mengalami kecelakaan tragis. Saat itu, usianya masih 17 tahun, sebuah bus metromini menabraknya di Jalan Rawamangun, Jakarta Timur. Meskipun selamat, kecelakaan tersebut meninggalkan luka yang mendalam, baik secara fisik maupun psikis. Saat itu, dirinya mengalami luka di kepalanya dan diharuskan untuk dijahit sebanyak 8 jahitan.
Seminggu berselang, rasa sakit mulai merambat ke kaki kirinya dan dia kembali ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kondisinya. Namun, setelah tiga bulan menahan rasa sakit dan menjalani berbagai perawatan, termasuk rontgen dan pemasangan gips, harapan Fransisca untuk kakinya sembuh seperti sirna. Hasil diagnosa dokter, tempurung lutut Fransisca hancur. Dan, amputasi kaki kiri adalah satu-satunya pilihan yang tersisa.
Kini, Fransisca terus berjuang meski dengan keterbatasan. Hingga di usianya yang ke-33 di tahun ini, dirinya masih merasakan ngilu di kakinya, terutama ketika cuaca dingin. Namun, dirinya berusaha tetap produktif dengan membantu orang tuanya berjualan pempek di rumahnya yang beralamat di Jalan Johar Baru Nomor 31, RT/RW 014/003, Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.
“Saya sehari-hari ikut orangtua berjualan. Jadi masih bergantung sama mama. Jujur, susah berjalan dengan satu kaki, Bu,” keluh Fransisca kepada Tim NU Care-LAZISNU.
Meski demikian, Fransisca berharap besar untuk dia bisa kembali berjalan dan beraktivitas secara normal, dengan bantuan kaki palsu bionik (sebuah alat teknologi modern yang tidak hanya menggantikan fungsi kaki, tetapi juga membantu mengembalikan mobilitas pengguna).
Untuk itu, NU Care-LAZISNU mengajak #SahabatPeduli untuk ikut berpartisipasi membantu Fransisca agar dia dapat kembali berjalan aktif, dengan alat bantu kaki palsu bionik. Caranya:
Kebutuhan Dana 25.000.000
Dana Terkumpul 295.000
Donatur
92 Hari lagi
Pada tahun 2008, hidup Fransisca berubah drastis setelah ia mengalami kecelakaan tragis. Saat itu, usianya masih 17 tahun, sebuah bus metromini menabraknya di Jalan Rawamangun, Jakarta Timur. Meskipun selamat, kecelakaan tersebut meninggalkan luka yang mendalam, baik secara fisik maupun psikis. Saat itu, dirinya mengalami luka di kepalanya dan diharuskan untuk dijahit sebanyak 8 jahitan.
Seminggu berselang, rasa sakit mulai merambat ke kaki kirinya dan dia kembali ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kondisinya. Namun, setelah tiga bulan menahan rasa sakit dan menjalani berbagai perawatan, termasuk rontgen dan pemasangan gips, harapan Fransisca untuk kakinya sembuh seperti sirna. Hasil diagnosa dokter, tempurung lutut Fransisca hancur. Dan, amputasi kaki kiri adalah satu-satunya pilihan yang tersisa.
Kini, Fransisca terus berjuang meski dengan keterbatasan. Hingga di usianya yang ke-33 di tahun ini, dirinya masih merasakan ngilu di kakinya, terutama ketika cuaca dingin. Namun, dirinya berusaha tetap produktif dengan membantu orang tuanya berjualan pempek di rumahnya yang beralamat di Jalan Johar Baru Nomor 31, RT/RW 014/003, Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.
“Saya sehari-hari ikut orangtua berjualan. Jadi masih bergantung sama mama. Jujur, susah berjalan dengan satu kaki, Bu,” keluh Fransisca kepada Tim NU Care-LAZISNU.
Meski demikian, Fransisca berharap besar untuk dia bisa kembali berjalan dan beraktivitas secara normal, dengan bantuan kaki palsu bionik (sebuah alat teknologi modern yang tidak hanya menggantikan fungsi kaki, tetapi juga membantu mengembalikan mobilitas pengguna).
Untuk itu, NU Care-LAZISNU mengajak #SahabatPeduli untuk ikut berpartisipasi membantu Fransisca agar dia dapat kembali berjalan aktif, dengan alat bantu kaki palsu bionik. Caranya:
Belum ada kabar terbaru