Hujan lebat disertai badai melanda Kota Tarim, Hadramaut, Yaman pada tanggal 3 Mei 2021 (21 Ramadhan 1442 H). Kejadian berlangsung bertepatan saat warga sedang bersantap buka puasa. Hujan deras berjam-jam mengakibatkan kanal penampungan banjir meluap dan merangsek masuk ke perkampungan warga Tarim. Sehingga banjir bandang pun terjadi dan menghantam rumah-rumah warga hingga menelan korban jiwa.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Penggurus Cabang Istimewa (PCI) NU Yaman, Ade Rizaludin, bahwa per tanggal 4 Mei 2021, tercatat sebanyak 215 keluarga terdampak banjir, dengan jumlah 1.031 warga, 523 laki-laki dan 508 perempuan.
Hal inilah yang kemudian dianggap sebagai banjir terparah dalam 3 dekade terakhir. Ratusan warga kehilangan tempat tinggal karena rumahnya dihantam banjir bandang. Sebagian masih berdiri namun dengan kondisi yang mengkhawatirkan, dan sewaktu-waktu bisa saja roboh. Belum lagi kerusakan fasilitas umum, seperti jalan, instansi pendidikan dan rumah peribadatan pun tak luput terkena dampaknya. Otoritas pemerintah setempat memberitakan bahwa satu keluarga meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan.
Yaman sedang memasuki musim panas sehingga pemadaman bergilir kerap terjadi saat pagi maupun malam. Sampai saat ini, bantuan masih dikerahkan untuk mensuplai segala kebutuhan warga terdampak banjir. Helikopter milik Pemerintah Yaman pun sempat dikerahkan untuk mengevakuasi warga setempat menuju tempat pengungsian.
Tempat tinggal sementara di pengungsian sudah ditempati, ada yang menempati bangunan sekolah, ada juga yang memilih tinggal di rumah sanak saudaranya yang lebih aman dari ancaman banjir susulan.
“Sejauh dari pemantauan kami terkait musibah banjir yang terjadi dan kondisi terkini, warga terdampak masih kekurangan kebutuhan sandang, popok untuk para lansia, keperluan balita, seperti susu dan popok, dan tentunya juga uang tunai. Air bersih untuk minum juga menjadi kendala disebabkan perusahaan penyedia air mengalami kerusakan, dan terputusnya jalan. Kami berharap masyarakat Indonesia peduli terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa musibah banjir di Tarim, sehingga dapat meringankan beban musibah yang kami sedang alami. Banyak ulama besar yang dibesarkan secara keilmuan di tempat ini, dan tentu musibah ini menjadi perhatian lebih untuk Indonesia dan Duni,” jelas Ahmad Fauzi Ridho, Ketua PCI NU Yaman.
Oleh karena itu, kami dari NU Care-LAZISNU Yaman, mengajak masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya untuk ikut membantu saudara-saudara terdampak musibah banjir bandang di Yaman. Mereka membutuhkan bantuan kita. Dan, melihat bahwa hubungan Indonesia-Yaman sudah terjalin sejak lama. Bumi para wali ini sudah melahirkan banyak ulama yang manfaatnya sudah kita rasakan bersama.
Mari bersama ringankan saudara-saudara di Yaman dengan mengirimkan donasi terbaik Anda. Caranya:
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 2.977.800
0 Donatur
0 Hari lagi
Hujan lebat disertai badai melanda Kota Tarim, Hadramaut, Yaman pada tanggal 3 Mei 2021 (21 Ramadhan 1442 H). Kejadian berlangsung bertepatan saat warga sedang bersantap buka puasa. Hujan deras berjam-jam mengakibatkan kanal penampungan banjir meluap dan merangsek masuk ke perkampungan warga Tarim. Sehingga banjir bandang pun terjadi dan menghantam rumah-rumah warga hingga menelan korban jiwa.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Penggurus Cabang Istimewa (PCI) NU Yaman, Ade Rizaludin, bahwa per tanggal 4 Mei 2021, tercatat sebanyak 215 keluarga terdampak banjir, dengan jumlah 1.031 warga, 523 laki-laki dan 508 perempuan.
Hal inilah yang kemudian dianggap sebagai banjir terparah dalam 3 dekade terakhir. Ratusan warga kehilangan tempat tinggal karena rumahnya dihantam banjir bandang. Sebagian masih berdiri namun dengan kondisi yang mengkhawatirkan, dan sewaktu-waktu bisa saja roboh. Belum lagi kerusakan fasilitas umum, seperti jalan, instansi pendidikan dan rumah peribadatan pun tak luput terkena dampaknya. Otoritas pemerintah setempat memberitakan bahwa satu keluarga meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan.
Yaman sedang memasuki musim panas sehingga pemadaman bergilir kerap terjadi saat pagi maupun malam. Sampai saat ini, bantuan masih dikerahkan untuk mensuplai segala kebutuhan warga terdampak banjir. Helikopter milik Pemerintah Yaman pun sempat dikerahkan untuk mengevakuasi warga setempat menuju tempat pengungsian.
Tempat tinggal sementara di pengungsian sudah ditempati, ada yang menempati bangunan sekolah, ada juga yang memilih tinggal di rumah sanak saudaranya yang lebih aman dari ancaman banjir susulan.
“Sejauh dari pemantauan kami terkait musibah banjir yang terjadi dan kondisi terkini, warga terdampak masih kekurangan kebutuhan sandang, popok untuk para lansia, keperluan balita, seperti susu dan popok, dan tentunya juga uang tunai. Air bersih untuk minum juga menjadi kendala disebabkan perusahaan penyedia air mengalami kerusakan, dan terputusnya jalan. Kami berharap masyarakat Indonesia peduli terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa musibah banjir di Tarim, sehingga dapat meringankan beban musibah yang kami sedang alami. Banyak ulama besar yang dibesarkan secara keilmuan di tempat ini, dan tentu musibah ini menjadi perhatian lebih untuk Indonesia dan Duni,” jelas Ahmad Fauzi Ridho, Ketua PCI NU Yaman.
Oleh karena itu, kami dari NU Care-LAZISNU Yaman, mengajak masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya untuk ikut membantu saudara-saudara terdampak musibah banjir bandang di Yaman. Mereka membutuhkan bantuan kita. Dan, melihat bahwa hubungan Indonesia-Yaman sudah terjalin sejak lama. Bumi para wali ini sudah melahirkan banyak ulama yang manfaatnya sudah kita rasakan bersama.
Mari bersama ringankan saudara-saudara di Yaman dengan mengirimkan donasi terbaik Anda. Caranya:
Belum ada kabar terbaru