Kemarau yang panjang dan tiba lebih awal membuat sejumlah daerah di Indonesia terdampak kekeringan ekstrem. Seperti di Jawa Tengah, kekeringan melanda 22 kabupaten/kota. Kondisinya makin parah dan meluas, khususnya di Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan. Dilansir dari Media Indonesia, per 20 Agustus 2023, kekeringan di Blora dan Grobogan ini mengakibatkan lebih dari 600 ribu warga di 187 desa yang tersebar di 30 kecamatan terdampak, dan mengalami krisis air bersih.
Di Blora, sebanyak 424.831 warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang mengharuskan mereka mencarinya ke wilayah yang jauh, sebab sumber air di desa mulai dari sumur, sungai, saluran irigasi, juga bendungan telah mengering.
Di daerah sebelah barat Kabupaten Blora, yakni Kabupaten Grobogan, hal serupa dirasakan warga di 62 desa dari 16 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Warga di Grobogan harus menempuh jarak sekitar 8 km menuju sungai hanya untuk mendapatkan beberapa liter air, dengan menggali atau membuat sumur di tengah sungai dengan minimal kedalaman 60 meter.
Menanggulangi musibah kekeringan itu, LAZISNU Grobogan turut aktif membantu warga dengan menyalurkan air bersih. Ketua LAZISNU Grobogan, M Ghulam Dhofir Mansur menjelaskan pihaknya telah mendistribusikan bantuan 250 ribu liter air bersih untuk warga di beberapa wilayah Kabupaten Grobogan, termasuk di pondok pesantren.
Bersama LAZISNU di tingkat kecamatan, Fatayat NU, dan Banser, LAZISNU Kabupaten Grobogan telah menyalurkan bantuan air bersih kepada sekitar 2.700 warga dan santri di 22 desa, 7 kecamatan, dan 9 pesantren.
“Kekeringan semakin meluas di Kabupaten Grobogan. Banyak sekali keluhan datang dari warga terkait musibah ini. Mari kita gotong royong untuk saling membantu. Bantuan atau sedekah untuk air bersih dari saudara semua sangat penting untuk warga,” ajak Ghulam.
Masih di Jawa Tengah, kekeringan juga terjadi di Kabupaten Boyolali, Sragen, dan Kabupaten Cilacap. Di Sragen, LAZISNU melalui Tim NU Peduli menyalurkan 80 ribu liter air bersih untuk warga di 6 kecamatan yang terdampak kekeringan.
Sementara di Kabupaten Cilacap, kekeringan melanda 55,7 ribu warga di 50 desa yang tersebar di 14 kecamatan. LAZISNU Cilacap hingga saat ini telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 8 tahap, dengan jumlah 243,5 ribu liter.
Ketua LAZISNU Cilacap, H Wasbah Samudra Fawaid mengutip data BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, memahami bahwa musibah kekeringan ini sebagai dampak dari El Nino yang diprediksi akan berlangsung hingga bulan Januari 2024. Wasbah mengungkapkan, ada dua strategi atau program yang dilakukan NU Care-LAZISNU Cilacap.
Pertama, program jangka pendek adalah dengan mendistribusikan air bersih kepada masyarakat di berbagai titik. “Untuk mendistribusikan air, kami sudah berlangganan dengan truk tangki berkapasitas lima ribu hingga delapan ribu liter,” ujar Wasbah.
Kedua, adalah dengan membangun penampungan air sementara yang berkapasitas satu hingga dua ribu liter air bersih. “Untuk program jangka panjang ini, kami akan membangun sumur-sumur bor dan gali, agar ke depannya masyarakat bisa menggunakan sumur-sumur itu untuk kegiatan sehari-hari, seperti mencuci, MCK, dan untuk konsumsi,” paparnya.
Program ini berlangsung mulai Agustus sampai musim kemarau selesai yang diperkirakan sampai bulan Januari 2024.
Tidak hanya di Jawa Tengah, musibah kekeringan ekstrem dan krisis air bersih juga melanda wilayah di Kabupaten Bogor sejak awal Mei, yang berdampak kepada 100 ribu jiwa warga di 19 kecamatan. Dari Bogor Jawa Barat, kekeringan pun meluas sampai Kota Sukabumi. Sementara di Provinsi Banten, kekeringan terjadi di 12 kecamatan di Kabupaten Lebak. Di Jawa Timur, warga Kabupaten Trenggalek dan Bojonegoro juga dilanda kekeringan. Dan di Kabupaten Sleman Provinsi D.I. Yogyakarta, kekeringan berdampak pula pada kolam budidaya ikan akibat kekurangan air.
Jadi, mari, bersama kita hadapi musim kemarau ini, yang diprediksi akan berlangsung hingga Januari 2024. Mari kita gotong royong bantu warga terdampak kekeringan ekstrem di beberapa daerah, dengan bersedekah untuk pendistribusian air bersih dan pembuatan sumur bor. Sedekah Anda semua, para dermawan, #SahabatPeduli dapat dilakukan dengan cara:
Kebutuhan Dana 50.000.000
Dana Terkumpul 0
0 Donatur
0 Hari lagi
Kemarau yang panjang dan tiba lebih awal membuat sejumlah daerah di Indonesia terdampak kekeringan ekstrem. Seperti di Jawa Tengah, kekeringan melanda 22 kabupaten/kota. Kondisinya makin parah dan meluas, khususnya di Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan. Dilansir dari Media Indonesia, per 20 Agustus 2023, kekeringan di Blora dan Grobogan ini mengakibatkan lebih dari 600 ribu warga di 187 desa yang tersebar di 30 kecamatan terdampak, dan mengalami krisis air bersih.
Di Blora, sebanyak 424.831 warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang mengharuskan mereka mencarinya ke wilayah yang jauh, sebab sumber air di desa mulai dari sumur, sungai, saluran irigasi, juga bendungan telah mengering.
Di daerah sebelah barat Kabupaten Blora, yakni Kabupaten Grobogan, hal serupa dirasakan warga di 62 desa dari 16 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Warga di Grobogan harus menempuh jarak sekitar 8 km menuju sungai hanya untuk mendapatkan beberapa liter air, dengan menggali atau membuat sumur di tengah sungai dengan minimal kedalaman 60 meter.
Menanggulangi musibah kekeringan itu, LAZISNU Grobogan turut aktif membantu warga dengan menyalurkan air bersih. Ketua LAZISNU Grobogan, M Ghulam Dhofir Mansur menjelaskan pihaknya telah mendistribusikan bantuan 250 ribu liter air bersih untuk warga di beberapa wilayah Kabupaten Grobogan, termasuk di pondok pesantren.
Bersama LAZISNU di tingkat kecamatan, Fatayat NU, dan Banser, LAZISNU Kabupaten Grobogan telah menyalurkan bantuan air bersih kepada sekitar 2.700 warga dan santri di 22 desa, 7 kecamatan, dan 9 pesantren.
“Kekeringan semakin meluas di Kabupaten Grobogan. Banyak sekali keluhan datang dari warga terkait musibah ini. Mari kita gotong royong untuk saling membantu. Bantuan atau sedekah untuk air bersih dari saudara semua sangat penting untuk warga,” ajak Ghulam.
Masih di Jawa Tengah, kekeringan juga terjadi di Kabupaten Boyolali, Sragen, dan Kabupaten Cilacap. Di Sragen, LAZISNU melalui Tim NU Peduli menyalurkan 80 ribu liter air bersih untuk warga di 6 kecamatan yang terdampak kekeringan.
Sementara di Kabupaten Cilacap, kekeringan melanda 55,7 ribu warga di 50 desa yang tersebar di 14 kecamatan. LAZISNU Cilacap hingga saat ini telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 8 tahap, dengan jumlah 243,5 ribu liter.
Ketua LAZISNU Cilacap, H Wasbah Samudra Fawaid mengutip data BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, memahami bahwa musibah kekeringan ini sebagai dampak dari El Nino yang diprediksi akan berlangsung hingga bulan Januari 2024. Wasbah mengungkapkan, ada dua strategi atau program yang dilakukan NU Care-LAZISNU Cilacap.
Pertama, program jangka pendek adalah dengan mendistribusikan air bersih kepada masyarakat di berbagai titik. “Untuk mendistribusikan air, kami sudah berlangganan dengan truk tangki berkapasitas lima ribu hingga delapan ribu liter,” ujar Wasbah.
Kedua, adalah dengan membangun penampungan air sementara yang berkapasitas satu hingga dua ribu liter air bersih. “Untuk program jangka panjang ini, kami akan membangun sumur-sumur bor dan gali, agar ke depannya masyarakat bisa menggunakan sumur-sumur itu untuk kegiatan sehari-hari, seperti mencuci, MCK, dan untuk konsumsi,” paparnya.
Program ini berlangsung mulai Agustus sampai musim kemarau selesai yang diperkirakan sampai bulan Januari 2024.
Tidak hanya di Jawa Tengah, musibah kekeringan ekstrem dan krisis air bersih juga melanda wilayah di Kabupaten Bogor sejak awal Mei, yang berdampak kepada 100 ribu jiwa warga di 19 kecamatan. Dari Bogor Jawa Barat, kekeringan pun meluas sampai Kota Sukabumi. Sementara di Provinsi Banten, kekeringan terjadi di 12 kecamatan di Kabupaten Lebak. Di Jawa Timur, warga Kabupaten Trenggalek dan Bojonegoro juga dilanda kekeringan. Dan di Kabupaten Sleman Provinsi D.I. Yogyakarta, kekeringan berdampak pula pada kolam budidaya ikan akibat kekurangan air.
Jadi, mari, bersama kita hadapi musim kemarau ini, yang diprediksi akan berlangsung hingga Januari 2024. Mari kita gotong royong bantu warga terdampak kekeringan ekstrem di beberapa daerah, dengan bersedekah untuk pendistribusian air bersih dan pembuatan sumur bor. Sedekah Anda semua, para dermawan, #SahabatPeduli dapat dilakukan dengan cara:
Belum ada kabar terbaru