Di sebuah gang sempit di Kampung Bugis Nomor 48, RT 009 RW 003, Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, hidup orangtua tunggal berusia 54 tahun yang penuh keteguhan hati. Dialah Ibu Titim Fatimah, seorang janda anak tiga.
Sejak ditinggal suaminya tiga tahun lalu, Bu Fatimah harus jadi tulang punggung keluarga dan menghadapi ujian hidup dengan tiga anak laki-lakinya.
Anak pertamanya, Ahmad Maulana (24) sehari-hari ia bekerja jadi tukang ojek sambil kuliah. Anak kedua, Andika Darmawan (11) masih duduk di bangku SMP dan adiknya, Ardiansyah Putera (9) di bangku SD. Sepulang sekolah, mereka harus ikut membantu sang ibu jadi buruh cuci. Meski lelah, mereka tetap saling menguatkan dan berbagi harapan di tengah tumpukan cucian.
Ya, mereka bergantung pada upah menjadi buruh cuci untuk bertahan hidup. Dengan penghasilan sekitar Rp. 1.000.000 per bulan dari pekerjaan mencuci dan menyetrika pakaian, Bu Fatimah berusaha memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Tidak hanya kesulitan ekonomi yang harus mereka hadapi, kondisi rumah mereka juga semakin memprihatinkan. Cat tembok yang mengelupas, plafon yang mengayun dan hampir ambrol, serta dapur yang banjir saat hujan, membuat kehidupan mereka semakin terhimpit.
"Waktu itu hujan deras, tiba-tiba tengah malam rumah saya terendam. Anak-anak sampai bangun semua, mereka ketakutan karena banjir dan khawatir rumah akan roboh," ujar Bu Fatimah kepada Tim NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat.
Namun, kondisi tersebut tidak membuat Bu Fatimah lantas bermuram durja. Di balik senyumnya, tersimpan keinginan sederhana Bu Fatimah untuk dapat memberikan kehidupan yang lebih layak untuk anak-anaknya.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat mengajak #SahabatPeduli untuk membantu meringankan beban hidup Bu Fatimah. Bantuan Anda dapat menjadi harapan baru bagi Bu Fatimah dan anak-anaknya. Kita bisa bantu memperbaiki rumahnya yang hampir roboh, memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, dan mendukung pendidikan anak-anaknya agar dapat terus melanjutkan sekolah.
Mari bersama-sama wujudkan impian Bu Fatimah mendapatkan rumah yang nyaman agar dapat berkumpul bersama ketiga anaknya dalam kehangatan, dengan cara:
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 856.000
Donatur
135 Hari lagi
Di sebuah gang sempit di Kampung Bugis Nomor 48, RT 009 RW 003, Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, hidup orangtua tunggal berusia 54 tahun yang penuh keteguhan hati. Dialah Ibu Titim Fatimah, seorang janda anak tiga.
Sejak ditinggal suaminya tiga tahun lalu, Bu Fatimah harus jadi tulang punggung keluarga dan menghadapi ujian hidup dengan tiga anak laki-lakinya.
Anak pertamanya, Ahmad Maulana (24) sehari-hari ia bekerja jadi tukang ojek sambil kuliah. Anak kedua, Andika Darmawan (11) masih duduk di bangku SMP dan adiknya, Ardiansyah Putera (9) di bangku SD. Sepulang sekolah, mereka harus ikut membantu sang ibu jadi buruh cuci. Meski lelah, mereka tetap saling menguatkan dan berbagi harapan di tengah tumpukan cucian.
Ya, mereka bergantung pada upah menjadi buruh cuci untuk bertahan hidup. Dengan penghasilan sekitar Rp. 1.000.000 per bulan dari pekerjaan mencuci dan menyetrika pakaian, Bu Fatimah berusaha memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Tidak hanya kesulitan ekonomi yang harus mereka hadapi, kondisi rumah mereka juga semakin memprihatinkan. Cat tembok yang mengelupas, plafon yang mengayun dan hampir ambrol, serta dapur yang banjir saat hujan, membuat kehidupan mereka semakin terhimpit.
"Waktu itu hujan deras, tiba-tiba tengah malam rumah saya terendam. Anak-anak sampai bangun semua, mereka ketakutan karena banjir dan khawatir rumah akan roboh," ujar Bu Fatimah kepada Tim NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat.
Namun, kondisi tersebut tidak membuat Bu Fatimah lantas bermuram durja. Di balik senyumnya, tersimpan keinginan sederhana Bu Fatimah untuk dapat memberikan kehidupan yang lebih layak untuk anak-anaknya.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Jakarta Pusat mengajak #SahabatPeduli untuk membantu meringankan beban hidup Bu Fatimah. Bantuan Anda dapat menjadi harapan baru bagi Bu Fatimah dan anak-anaknya. Kita bisa bantu memperbaiki rumahnya yang hampir roboh, memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, dan mendukung pendidikan anak-anaknya agar dapat terus melanjutkan sekolah.
Mari bersama-sama wujudkan impian Bu Fatimah mendapatkan rumah yang nyaman agar dapat berkumpul bersama ketiga anaknya dalam kehangatan, dengan cara:
Belum ada kabar terbaru