Tepat di tanggal 10 Muharram diperingati sebagai hari rayanya anak yatim. Seperti kita tahu bahwa kita sangat dianjurkan bagi kita untuk memperhatikan, memberikan kasih sayang dan menyantuni adik-adik kita yang yatim/piatu. Mereka adalah anak-anak yang terpaksa kehilangan figur ‘pelindungnya’. Orang dewasa mungkin memiliki kesiapan mental untuk berpisah dengan orangtuanya, namun bagaimana dengan adik-adik ini?
Belanja Bersama Anak Yatim 2019 (Dok. LAZISNU PBNU)
Tentu hal itu akan berdampak pada kesehatan fisik dan psikisnya, tumbuh-kembangnya bahkan pendidikannya. Menurut data terbaru dari Kemensos, data yatim bertambah menjadi 4.023.622 anak (Agustus 2021) dikarenakan orangtuanya terdampak virus Covid-19. Sedangkan data terbaru berdasarkan BPS, di Jakarta terdapat sebanyak 205 anak jalanan dan 103 anak terlantar.
Dikutip dari Kanal YouTube Semua Murid, Semua Guru dengan tema Hidup bersama Al-Qur'an. Mengapa Kita harus Memelihara Yatim?, Prof. Quraish Shihab mendeskripsikan arti yatim:
“Yatim, pada mulanya berarti sendiri. Dari segi hukum, yatim bermakna seorang anak yang ditinggal ayahnya, sedang dia belum dewasa. Tapi karena yatim ini berarti ketersendirian, maka ada ulama yang memperluas kewajiban memberi perhatian kepada anak-anak yang sendirian, yang tidak ada memberi dia bimbingan, anak-anak jalanan itu misalnya,” ucap Prof. Quraish Shihab.
Selain itu, Prof. Quraish juga menjelaskan bahwa perhatian terhadap mental dan pendidikan lebih utama dibanding hanya pemberian materi.
“Pemberian perhatian kepada anak yatim itu pada sisi mentalnya, pendidikannya. Karena itu ayatnya turun jangan hardik dia, jangan abaikan dia, dan sebagainya. Nanti setelah itu, baru ada perhatian, beri dia makan. Dan ini penting, ketika kita memberi mereka biaya tanpa membina mental, pendidikan dia bisa hilang. Sebaliknya, ketika kita berikan dia binaan mental, pendidikan, meski dia tidak ada uang, maka dia akan mampu untuk menolong dirinya sendiri,” lanjutnya.
Prof. Quraish pun menyarankan jika ingin memberikan materi maka gunakanlah materi tersebut untuk memenuhi kebutuhan mental dan pendidikannya.
“Itulah mengapa sejak dini Al-Quran berkata, ‘Tahukan kamu orang yang mendustakan agama? Jawabannya adalah orang yang mengabaikan anak yatim’. Kalau mau memberikan materi maka berikanlah materi tersebut untuk pembiayaan mental dan pendidikannya,” pungkas Menteri Agama RI Periode 1998 tersebut.
Maka dari itu dalam rangka menyambut bulan Muharram sebagai Hari Raya Anak Yatim, LAZISNU PBNU mengajak serta #SahabatPeduli untuk turut menyayangi adik-adik kita yang yatim piatu, santri yatim, anak jalanan dan terlantar dengan memberikan:
Sahabat Peduli dapat berpartisipasi dalam program Kado Muharram untuk Santri Yatim dan Anak Jalanan ini, dengan cara:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 4.638.000
Donatur
0 Hari lagi
Tepat di tanggal 10 Muharram diperingati sebagai hari rayanya anak yatim. Seperti kita tahu bahwa kita sangat dianjurkan bagi kita untuk memperhatikan, memberikan kasih sayang dan menyantuni adik-adik kita yang yatim/piatu. Mereka adalah anak-anak yang terpaksa kehilangan figur ‘pelindungnya’. Orang dewasa mungkin memiliki kesiapan mental untuk berpisah dengan orangtuanya, namun bagaimana dengan adik-adik ini?
Belanja Bersama Anak Yatim 2019 (Dok. LAZISNU PBNU)
Tentu hal itu akan berdampak pada kesehatan fisik dan psikisnya, tumbuh-kembangnya bahkan pendidikannya. Menurut data terbaru dari Kemensos, data yatim bertambah menjadi 4.023.622 anak (Agustus 2021) dikarenakan orangtuanya terdampak virus Covid-19. Sedangkan data terbaru berdasarkan BPS, di Jakarta terdapat sebanyak 205 anak jalanan dan 103 anak terlantar.
Dikutip dari Kanal YouTube Semua Murid, Semua Guru dengan tema Hidup bersama Al-Qur'an. Mengapa Kita harus Memelihara Yatim?, Prof. Quraish Shihab mendeskripsikan arti yatim:
“Yatim, pada mulanya berarti sendiri. Dari segi hukum, yatim bermakna seorang anak yang ditinggal ayahnya, sedang dia belum dewasa. Tapi karena yatim ini berarti ketersendirian, maka ada ulama yang memperluas kewajiban memberi perhatian kepada anak-anak yang sendirian, yang tidak ada memberi dia bimbingan, anak-anak jalanan itu misalnya,” ucap Prof. Quraish Shihab.
Selain itu, Prof. Quraish juga menjelaskan bahwa perhatian terhadap mental dan pendidikan lebih utama dibanding hanya pemberian materi.
“Pemberian perhatian kepada anak yatim itu pada sisi mentalnya, pendidikannya. Karena itu ayatnya turun jangan hardik dia, jangan abaikan dia, dan sebagainya. Nanti setelah itu, baru ada perhatian, beri dia makan. Dan ini penting, ketika kita memberi mereka biaya tanpa membina mental, pendidikan dia bisa hilang. Sebaliknya, ketika kita berikan dia binaan mental, pendidikan, meski dia tidak ada uang, maka dia akan mampu untuk menolong dirinya sendiri,” lanjutnya.
Prof. Quraish pun menyarankan jika ingin memberikan materi maka gunakanlah materi tersebut untuk memenuhi kebutuhan mental dan pendidikannya.
“Itulah mengapa sejak dini Al-Quran berkata, ‘Tahukan kamu orang yang mendustakan agama? Jawabannya adalah orang yang mengabaikan anak yatim’. Kalau mau memberikan materi maka berikanlah materi tersebut untuk pembiayaan mental dan pendidikannya,” pungkas Menteri Agama RI Periode 1998 tersebut.
Maka dari itu dalam rangka menyambut bulan Muharram sebagai Hari Raya Anak Yatim, LAZISNU PBNU mengajak serta #SahabatPeduli untuk turut menyayangi adik-adik kita yang yatim piatu, santri yatim, anak jalanan dan terlantar dengan memberikan:
Sahabat Peduli dapat berpartisipasi dalam program Kado Muharram untuk Santri Yatim dan Anak Jalanan ini, dengan cara:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Belum ada kabar terbaru