Geza Butuh 1,3 M untuk Sembuh dari Pembekuan Hati

Category Kesehatan
KABUPATEN KUNINGAN
NU CARE-LAZISNU

Terkumpul

6.229.788

Dana Dibutuhkan

100.000.000

Open Goal
0 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

“Sejak lahir anak saya (Geza) bilirubinnya sampai 26 mg/dL. Kemudian di inkubator selama 8 hari di Rumah Sakit Wijaya Kusumah (Kuningan), bilirubinnya turun jadi 10. Tapi Geza tetap saja kuning. Kata dokter suruh dijemur-jemur saja,” kisah Sunarsih (34), ibunda dari Geza Wikasa Al Hamir, kepada tim NU Care beberapa waktu lalu di mushola RSCM, Jakarta.

Perlu diketahui, normalnya kadar bilirubin pada sel darah merah seharusnya di bawah 5 mg/dL. Bilirubin sendiri adalah pigmen berwarna kuning kecoklatan yang diproduksi ketika protein hemoglobin pada sel darah merah yang telah tua pecah. Pigmen ini nantinya akan dikeluarkan dari tubuh melewati hati.

Ketika tubuh hingga mata Geza menguning, Sunarsih menceritakan, akhirnya Geza melakukan medical check-up. Kata dokter, Geza harus sering dijemur di bawah sinar matahari pagi.

Kata Sunarsih, sudah berkali-kali Geza check-up untuk memastikan kondisinya. Anjuran dari dokter masih sama. Begitu pun 10 hari berikutnya ketika check-up ke dokter yang berbeda, anjurannya tetap sama, Geza harus sering dijemur.

Saat Sunarsih pindah ke dokter lain lagi, ternyata hati Geza sudah membesar dan dokter tersebut menyarankan untuk pergi ke dokter yang pertama kali menangani Geza sejak lahir. Menurut dokter, Geza harus disinari sinar gama yang sangat tinggi. Namun, karena peralatan di RS daerah di Kuningan, Jawa barat tidak memenuhi, akhirnya Geza dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo.

“Malamnya kami langsung berangkat (28 Juli 2019) dan tiba dini hari. Setibanya di sana, anak saya diperiksa di Poli Gastro, dan ternyata anak saya didiagnosa Kolestasis Hepatic (kondisi ketika aliran empedu dari hati berhenti atau melambat). Setelah itu, anak saya melakukan pemeriksaan di laboratorium dan USG abdomen, ternyata hasilnya anak saya terkena atresia bilier atau pembekuan hati,” ungkap Sunarsih.

“Sekarang menunggu jadwal biopsi untuk melihat kerusakan hati dan melakukan uji laboratoriun di luar negeri yang membutuhkan biaya 15 sampai 20 juta. Geza juga harus menunggu transplan hati terus operasi, dengan biayanya total 1,3 miliar. Wallahu a’lam, nggak tahu dapat dari mana” lanjutnya.

Terkendalanya biaya membuat Sunarsih hanya melakukan berobat jalan. Apalagi ayah Geza, Arip Ramli, hanya seorang buruh yang pendapatannya tidak menentu. Biaya Rp1,3 miliar bukanlah biaya yang sedikit. Keluarga dari Geza hanya berserah kepada Tuhan, untuk kesembuhan Geza. Mari, dengan kekuatan doa dan dukungan kita bersama mudah-mudahan kita bisa membantu Geza.

NU Care-LAZISNU mengajak seluruh Sahabat Peduli untuk turut membantu Geza dengan ikut berdonasi melalui halaman ini, dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email
Penggalangan dana dimulai 25 February 2020 oleh:
NU CARE-LAZISNU
Akun Terverifikasi

Total
94 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Geza Butuh 1,3 M untuk Sembuh dari Pembekuan Hati

Geza Butuh 1,3 M untuk Sembuh dari Pembekuan Hati

Kebutuhan Dana 100.000.000

Dana Terkumpul 6.229.788

Donatur

0 Hari lagi

NU CARE-LAZISNU

Akun Terverifikasi

Deskripsi

“Sejak lahir anak saya (Geza) bilirubinnya sampai 26 mg/dL. Kemudian di inkubator selama 8 hari di Rumah Sakit Wijaya Kusumah (Kuningan), bilirubinnya turun jadi 10. Tapi Geza tetap saja kuning. Kata dokter suruh dijemur-jemur saja,” kisah Sunarsih (34), ibunda dari Geza Wikasa Al Hamir, kepada tim NU Care beberapa waktu lalu di mushola RSCM, Jakarta.

Perlu diketahui, normalnya kadar bilirubin pada sel darah merah seharusnya di bawah 5 mg/dL. Bilirubin sendiri adalah pigmen berwarna kuning kecoklatan yang diproduksi ketika protein hemoglobin pada sel darah merah yang telah tua pecah. Pigmen ini nantinya akan dikeluarkan dari tubuh melewati hati.

Ketika tubuh hingga mata Geza menguning, Sunarsih menceritakan, akhirnya Geza melakukan medical check-up. Kata dokter, Geza harus sering dijemur di bawah sinar matahari pagi.

Kata Sunarsih, sudah berkali-kali Geza check-up untuk memastikan kondisinya. Anjuran dari dokter masih sama. Begitu pun 10 hari berikutnya ketika check-up ke dokter yang berbeda, anjurannya tetap sama, Geza harus sering dijemur.

Saat Sunarsih pindah ke dokter lain lagi, ternyata hati Geza sudah membesar dan dokter tersebut menyarankan untuk pergi ke dokter yang pertama kali menangani Geza sejak lahir. Menurut dokter, Geza harus disinari sinar gama yang sangat tinggi. Namun, karena peralatan di RS daerah di Kuningan, Jawa barat tidak memenuhi, akhirnya Geza dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo.

“Malamnya kami langsung berangkat (28 Juli 2019) dan tiba dini hari. Setibanya di sana, anak saya diperiksa di Poli Gastro, dan ternyata anak saya didiagnosa Kolestasis Hepatic (kondisi ketika aliran empedu dari hati berhenti atau melambat). Setelah itu, anak saya melakukan pemeriksaan di laboratorium dan USG abdomen, ternyata hasilnya anak saya terkena atresia bilier atau pembekuan hati,” ungkap Sunarsih.

“Sekarang menunggu jadwal biopsi untuk melihat kerusakan hati dan melakukan uji laboratoriun di luar negeri yang membutuhkan biaya 15 sampai 20 juta. Geza juga harus menunggu transplan hati terus operasi, dengan biayanya total 1,3 miliar. Wallahu a’lam, nggak tahu dapat dari mana” lanjutnya.

Terkendalanya biaya membuat Sunarsih hanya melakukan berobat jalan. Apalagi ayah Geza, Arip Ramli, hanya seorang buruh yang pendapatannya tidak menentu. Biaya Rp1,3 miliar bukanlah biaya yang sedikit. Keluarga dari Geza hanya berserah kepada Tuhan, untuk kesembuhan Geza. Mari, dengan kekuatan doa dan dukungan kita bersama mudah-mudahan kita bisa membantu Geza.

NU Care-LAZISNU mengajak seluruh Sahabat Peduli untuk turut membantu Geza dengan ikut berdonasi melalui halaman ini, dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

Kabar Terbaru

NU Care Salurkan Biaya Pengobatan Geza

23/09/2020

Image


Jakarta, NU Care

Pengurus Pusat (PP) NU Care-LAZISNU kembali menyalurkan bantuan untuk Geza Wikasa Alhamir, Balita berusia 1 tahun 8 bulan, yang menderita pembengkakan hati dan limpa.

Bantuan diserahkan secara langsung oleh tim PP NU Care-LAZISNU kepada orangtua Geza di Rumah Singgah RSCM, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/09). Geza sendiri merupakan pasien RSCM yang berasal dari Desa Luragung Landeuh, Luragung, Kuningan.

Pada kesempatan itu, PP NU Care-LAZISNU menyalurkan bantuan biaya pengobatan bagi Geza senilai Rp 7,4 juta. Sebelumnya, Januari 2020, NU Care-LAZISNU pun telah menyalurkan bantuan bagi Geza. 

“Ya, bantuan itu merupakan bantuan tahap kedua untuk biaya pengobatan Geza. Dan ini bagian dari program kesehatan NU Care-LAZISNU, dengan nama program Astana atau Anak Sehat Nusantara. Semoga dengan bantuan itu Dek Geza bisa kembali sehat,” ungkap Manajer Penyaluran Bantuan, Ahyad Alfida’i.

Ahyad menambahkan, bantuan tersebut juga diperoleh dari penggalangan dana online di platform crowdfunding NUcare.id dan Peduli Sehat.

Alhamdulillah, setelah penyaluran (bantuan) tahap pertama, kami melakukan penggalangan dana online selama beberapa bulan di NUcare[dot]id dan Peduli Sehat, dan hari ini kami salurkan dana itu untuk Geza. Kami ucapkan terima kasih kepada para donatur,” imbuhnya.

Arip Ramli (39), ayah dari Geza, juga menyampaikan terima kasih kepada para donatur dan pihak NU Care-LAZISNU yang telah melakukan penggalangan dana bagi Geza.

“Terima kasih kepada NU Care, Peduli Sehat, dan para donatur secara umum. Saat ini Geza masih harus melakukan pengobatan, rawat jalan, sebelum melakukan operasi transplan hati,” ungkap Arip, kepada tim NU Care-LAZISNU.

Arip mengatakan bahwa dirinya sendiri yang akan menjadi pendonor bagi Geza.

“Tapi sebelum saya mendonorkan hati untuk Geza, saya perlu melakukan screening, untuk pencocokan. Dan sekarang, karena pandemi, ruang transplan, bagian operasi juga belum buka. Jadi di-cancel dulu, dan Geza sementara rawat jalan,” jelasnya.

Sementara itu, ibunda Geza, Sunarsih (36) menceritakan bahwa putranya susah untuk duduk, karena bagian hati yang bengkak dan limpa yang mengeras.

“Sekarang duduknya jadi bungkuk, karena bengkaknya hati dan limpa, sampai ke bagian tulang belakang yang jadi tumpuan Geza untuk duduk, jadi Geza susah untuk duduk,” ucap Sunarsih seraya menunjukkan tulang belakang dan bagian perut Geza yang membengkak.

Selain itu, bagian bolamata Geza pun tampak menguning.

“Ya, bilirubinnya naik, 43 (mg/dL) jadi matanya kuning semua. Waktu terakhir tim NU Care ke sini, belum sekuning ini kan, ya. Waktu itu bilirubinnya masih di angka 20. Giginya pun sekarang rontok, karena kekurangan vitamin D,” tutur Sunarsih, sembari menunjukkan gigi Geza.

Perlu diketahui, normalnya kadar bilirubin pada sel darah merah seharusnya di bawah 5 mg/dL. Bilirubin sendiri adalah pigmen berwarna kuning kecoklatan yang diproduksi ketika protein hemoglobin pada sel darah merah yang telah tua dan pecah. Pigmen ini nantinya akan dikeluarkan dari tubuh melewati hati.

Anak kedua dari pasangan Arip Ramli dan Sunarsih ini masih harus melakukan transfusi darah dan albumin setiap 3 (tiga) minggu sekali.

“Karena albuminnya rendah, tiap tiga minggu sekali, Geza harus transfusi albumin dan transfusi darah. Dan harus mengonsumsi suplemen, untuk memperbaiki sel saraf bagian dalam yang rusak dan biar albuminnya gak turun terus. Harga suplemennya saja enam juta,” kata Arip.

Arip sendiri mengungkapkan saat ini dirinya menganggur, karena harus menemani istri dan anaknya bolak-balik dari Kuningan ke Jakarta.

“Awalnya dulu jualan, buka warung di desa, sekarang sudah enggak. Karena harus bolak-balik ke Jakarta. Karena itu saya berterima kasih sekali atas bantuan ini. Terima kasih banyak,” pungkasnya.

Pewarta: Wahyu Noerhadi

Donatur