Edi Santoso (24) adalah seorang santri dari Pondok Pesantren Al-Ikhlas Kaliboto di Jl. Sriwijaya, Desa Kaliboto, RT 01/RW 09, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Pemuda asal Banyumas ini, selain menjadi santri juga bekerja paruh waktu di pabrik pembuatan kerupuk demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ibunya sudah meninggal dunia. Sementara sang ayah pergi dan menikah lagi dengan tanpa meninggalkan kabar.
Ya, hari nahas tidak ada di kalender. Namun tepat pada 2 Oktober 2024, saat Edi bekerja di pabrik, ia mengalami kecelakaan yang serius; Saat itu, dia ke pabrik untuk membuat kerupuk lebih banyak lagi, dan beberapa saat kemudian seseorang mendengar Edi berteriak minta tolong. Setelah dilihat, ternyata tangan kanan Edi patah, karena masuk ke dalam mesin penggilingan kerupuk.
Kejadian itu membuat Edi harus dilarikan ke RS Ahmad Dahlan Kediri. Saat ini, ia sedang menjalani perawatan intensif yang tidak hanya mengakibatkan cedera yang parah, tetapi juga mengubah hidupnya selamanya.
Dalam perawatannya, ia harus menjalani operasi pengamputasian pergelangan tangan dengan biaya perawatan mencapai Rp. 25.000.000,- namun dana tersebut belum termasuk biaya rawat inap dan pengobatan lainnya.
Perjuangan hidup Edi semakin bertambah. Bukan hanya merasa sendiri setelah kehilangan ibu dan hilang komunikasi dengan ayahnya, namun juga harus berjuang menghadapi musibah yang menghilangkan tangan kanannya.
Sekarang, Edi tinggal bersama neneknya di Desa Cilongok RT/RW 003/003 Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Timur. Kondisi neneknya yang sudah sepuh, tentu tidak mampu untuk membiayai perawatan Edi.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Kabupaten Kediri mengajak #SahabatPeduli untuk turut peduli atas musibah yang dialami Edi. Caranya:
Kebutuhan Dana 40.000.000
Dana Terkumpul 370.000
Donatur
83 Hari lagi
Edi Santoso (24) adalah seorang santri dari Pondok Pesantren Al-Ikhlas Kaliboto di Jl. Sriwijaya, Desa Kaliboto, RT 01/RW 09, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Pemuda asal Banyumas ini, selain menjadi santri juga bekerja paruh waktu di pabrik pembuatan kerupuk demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ibunya sudah meninggal dunia. Sementara sang ayah pergi dan menikah lagi dengan tanpa meninggalkan kabar.
Ya, hari nahas tidak ada di kalender. Namun tepat pada 2 Oktober 2024, saat Edi bekerja di pabrik, ia mengalami kecelakaan yang serius; Saat itu, dia ke pabrik untuk membuat kerupuk lebih banyak lagi, dan beberapa saat kemudian seseorang mendengar Edi berteriak minta tolong. Setelah dilihat, ternyata tangan kanan Edi patah, karena masuk ke dalam mesin penggilingan kerupuk.
Kejadian itu membuat Edi harus dilarikan ke RS Ahmad Dahlan Kediri. Saat ini, ia sedang menjalani perawatan intensif yang tidak hanya mengakibatkan cedera yang parah, tetapi juga mengubah hidupnya selamanya.
Dalam perawatannya, ia harus menjalani operasi pengamputasian pergelangan tangan dengan biaya perawatan mencapai Rp. 25.000.000,- namun dana tersebut belum termasuk biaya rawat inap dan pengobatan lainnya.
Perjuangan hidup Edi semakin bertambah. Bukan hanya merasa sendiri setelah kehilangan ibu dan hilang komunikasi dengan ayahnya, namun juga harus berjuang menghadapi musibah yang menghilangkan tangan kanannya.
Sekarang, Edi tinggal bersama neneknya di Desa Cilongok RT/RW 003/003 Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Timur. Kondisi neneknya yang sudah sepuh, tentu tidak mampu untuk membiayai perawatan Edi.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Kabupaten Kediri mengajak #SahabatPeduli untuk turut peduli atas musibah yang dialami Edi. Caranya:
Belum ada kabar terbaru