Ditemani anak angkatnya, Evi Muliaty (42), Pak Ibrahim (61) hidup dengan sangat sederhana di sebuah desa Cenggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lelaki itu bekerja menjadi petani di sawah satu-satunya, dan terbiasa memulai aktivitasnya bercocok tanam dari terbit hingga tenggelamnya matahari.
Hari itu mungkin terasa berbeda bagi Pak Ibrahim. Perasaannya seperti tak keruan, diiringi langkah tergesa dari ladang membuat kakinya harus lebih kuat dari biasanya. Bukan tanpa alasan. Dia baru saja mendapat kabar menyedihkan dari tetangganya bahwa gubuk kecilnya tempat ia tinggal telah ludes dilahap si jago merah. Tak hanya rumah miliknya, diketahui sebanyak enam rumah hangus sekaligus, akibat korsleting arus listrik yang terjadi pada Kamis, 12 Agustus 2021.
Kebakaran itu tentu tak dapat tertahankan, melihat kondisi rumah Pak Ibrahim yang masih berbahan dasar kayu. Berdasarkan informasi langsung dari Pak Ibrahim, kebakaran ini telah menelan kerugian sebesar 60 juta rupiah, ditambah uang tabungan miliknya sebesar 7 juta dan 10 gram emas milik Evi yang juga hangus terbakar.
“Yaa Allah... Rasanya seperti disambar petir di siang bolong. Kami benar-benar terkejut akan adanya musibah ini. Saat lelah bekerja di sawah dan ingin beristirahat di rumah, namun yang kami dapati hanya puing-puing kayu sisa kebakaran. Ini (rumah) adalah harta kami satu-satunya. Jujur, saya tidak tau lagi mau ngomong apa. Ini ujian dari Allah dan kami berusaha untuk ikhlas menjalaninya,” tutur Pak Ibrahim, kepada seorang relawan setempat yang menemuinya.
Ya, informasi soal musibah kebakaran yang menimpa Pak Ibrahim sampai di telinga Adi Darmawan (29), seorang pemuda setempat yang turut prihatin atas kondisi yang dialami Pak Ibrahim. Melalui berbagai saluran media sosial yang ia punya, Adi berusaha untuk mengabarkan ke publik musibah kebakaran itu. Sayangnya, sejauh ini belum ada respon dari pemerintah setempat atau yayasan terkait yang turun langsung untuk memberi bantuan. Melalui panggilan WhatsApp, Adi menceritakan kondisi yang terjadi, kepada Tim NU Care LAZISNU, Minggu (15/08/2021).
“Sejauh ini kami dari warga masyarakat telah bergotong-royong membangun posko darurat di lokasi rumah Pak Ibrahim. Tentu ini tidak bertahan lama karena sejatinya posko hanya bersifat sementara. Kami menyadari bahwa rumah beliau adalah segalanya. Tentu bantuan mendesak yang bisa meringankan beban mereka, ya bahan-bahan pokok buat kebutuhan sehari-hari. Lebih dari itu, kami mengajak semua pihak untuk turut serta membantu Pak Ibrahim, syukur-syukur jika bisa membangunkan rumah buat beliau.” harap Adi kepada kami, Tim NU Care-LAZISNU.
Tak hanya menghanguskan rumahnya, nyatanya musibah kebakaran itu juga telah mengambil senyum Pak Ibrahim, yang diakui para tetangganya selalu riang gembira. Kini ia lebih sering melamun dan duduk termenung di hadapan puing-puing rumahnya.
Untuk itu, mari bersama kita hadirkan kembali senyum Pak Ibrahim, dengan turut membantu membangunkan rumahnya. Melalui halaman galang dana ini, saudara semua dapat membantu Pak Ibrahim. Caranya:
Kebutuhan Dana 50.000.000
Dana Terkumpul 4.635.000
Donatur
0 Hari lagi
Ditemani anak angkatnya, Evi Muliaty (42), Pak Ibrahim (61) hidup dengan sangat sederhana di sebuah desa Cenggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lelaki itu bekerja menjadi petani di sawah satu-satunya, dan terbiasa memulai aktivitasnya bercocok tanam dari terbit hingga tenggelamnya matahari.
Hari itu mungkin terasa berbeda bagi Pak Ibrahim. Perasaannya seperti tak keruan, diiringi langkah tergesa dari ladang membuat kakinya harus lebih kuat dari biasanya. Bukan tanpa alasan. Dia baru saja mendapat kabar menyedihkan dari tetangganya bahwa gubuk kecilnya tempat ia tinggal telah ludes dilahap si jago merah. Tak hanya rumah miliknya, diketahui sebanyak enam rumah hangus sekaligus, akibat korsleting arus listrik yang terjadi pada Kamis, 12 Agustus 2021.
Kebakaran itu tentu tak dapat tertahankan, melihat kondisi rumah Pak Ibrahim yang masih berbahan dasar kayu. Berdasarkan informasi langsung dari Pak Ibrahim, kebakaran ini telah menelan kerugian sebesar 60 juta rupiah, ditambah uang tabungan miliknya sebesar 7 juta dan 10 gram emas milik Evi yang juga hangus terbakar.
“Yaa Allah... Rasanya seperti disambar petir di siang bolong. Kami benar-benar terkejut akan adanya musibah ini. Saat lelah bekerja di sawah dan ingin beristirahat di rumah, namun yang kami dapati hanya puing-puing kayu sisa kebakaran. Ini (rumah) adalah harta kami satu-satunya. Jujur, saya tidak tau lagi mau ngomong apa. Ini ujian dari Allah dan kami berusaha untuk ikhlas menjalaninya,” tutur Pak Ibrahim, kepada seorang relawan setempat yang menemuinya.
Ya, informasi soal musibah kebakaran yang menimpa Pak Ibrahim sampai di telinga Adi Darmawan (29), seorang pemuda setempat yang turut prihatin atas kondisi yang dialami Pak Ibrahim. Melalui berbagai saluran media sosial yang ia punya, Adi berusaha untuk mengabarkan ke publik musibah kebakaran itu. Sayangnya, sejauh ini belum ada respon dari pemerintah setempat atau yayasan terkait yang turun langsung untuk memberi bantuan. Melalui panggilan WhatsApp, Adi menceritakan kondisi yang terjadi, kepada Tim NU Care LAZISNU, Minggu (15/08/2021).
“Sejauh ini kami dari warga masyarakat telah bergotong-royong membangun posko darurat di lokasi rumah Pak Ibrahim. Tentu ini tidak bertahan lama karena sejatinya posko hanya bersifat sementara. Kami menyadari bahwa rumah beliau adalah segalanya. Tentu bantuan mendesak yang bisa meringankan beban mereka, ya bahan-bahan pokok buat kebutuhan sehari-hari. Lebih dari itu, kami mengajak semua pihak untuk turut serta membantu Pak Ibrahim, syukur-syukur jika bisa membangunkan rumah buat beliau.” harap Adi kepada kami, Tim NU Care-LAZISNU.
Tak hanya menghanguskan rumahnya, nyatanya musibah kebakaran itu juga telah mengambil senyum Pak Ibrahim, yang diakui para tetangganya selalu riang gembira. Kini ia lebih sering melamun dan duduk termenung di hadapan puing-puing rumahnya.
Untuk itu, mari bersama kita hadirkan kembali senyum Pak Ibrahim, dengan turut membantu membangunkan rumahnya. Melalui halaman galang dana ini, saudara semua dapat membantu Pak Ibrahim. Caranya:
20/11/2021
Alhamdulillah, pada 19 November 2021 pukul 20.00 WITA, bantuan dana pembangunan untuk rumah Pak Ibrahim yang terbakar, sudah diserahkan. Bantuan diserahkan di kediaman Pak Ibrahim, di Desa Cenggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pak Ibrahmi mengucapkan terima kasih yang mendalam untuk semua masyarakat (donatur) yang menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu pembangunan rumah Pak Ibrahim.
Ya, terima kasih para donatur, #SahabatPeduli atas doa dan donasinya sehingga kita dapat membantu meringankan beban keluarga Pak Ibrahim.
Salam Peduli,