Ambulans gratis khusus anak-anak penderita kanker adalah gerakan yang terwujud dari adanya keprihatinan terhadap kondisi anak-anak yang hilir mudik dari daerah terpencil di Yogya, menuju RSUP Sardjito Yogyakarta dengan menggunakan sepeda motor bersama orangtuanya untuk menjalani kemoterapi.
Jarak dari rumah ke RS yang jauh, medan sulit yang harus ditempuh, dan resiko di perjalanan membuat anak-anak ini juga harus berjuang di perjalanan, bersamaan dengan berjuang melawan kankernya.
Sampai saat ini, layanan ambulans khusus kanker bagi anak-anak, sedikitnya telah membantu 17 anak yang rutin menjalani kemoterapi di RSUP Sardjito. Mereka berasal dari berbagai daerah. Beberapa di antaranya berasal dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang jarak cukup jauh dari RSUP Sardjito.
Dewan Eksekutif Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI), Satia Indrarini mengatakan bahwa transportasi memadai sangat diperlukan untuk anak-anak penderita kanker.
“Terlebih kondisi setelah kemoterapi, membuat kondisi anak semakin lemah. Sedangkan di Gunungkidul, masih banyak anak penderita kanker yang harus berobat menggunakan sepeda motor,” Ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa fokus dari bantuan ambulans adalah menyasar anak-anak pasien BPJS kelas tiga yang berada di lokasi terjauh.
“Kami sedang mengupayakan untuk membantu anak-anak ini. Gunungkidul ke (RSUP) Sardjito itu memerlukan waktu dua jam,” ujarnya.
Hingga tahun 2023 ini, setidaknya telah dilakukan 66 kali pengantaran anak-anak penderita kanker. Program ini akan terus ditingkatkan dan melayani anak-anak lain di berbagai daerah dengan jarak jangkauan yang lain.
Untuk melakukan sekali penghantaran, setidaknya ambulans membutuhkan biaya operasional sekitar Rp350.000 hingga Rp500.000 tergantung daerah asal. Selain itu, YKAI juga memberikan santunan untuk meringankan beban keluarga anak-anak penderita kanker dalam proses pengobatan dan kemoterapi yang dilakukan.
Ketua LAZISNU PWNU DIY, Mamba’ul Bahri mengatakan program ambulans gratis khusus penderita kanker pada anak-anak ini sangat penting.
“Program ini tidak boleh berhenti, bahkan perlu ditingkatkan. Bayangkan, setidaknya kita sudah membantu anak-anak yang rutin menjalani kemoterapi ini. Jika program ini berhenti, bagaimana nasib mereka?” Ungkap Mamba’ul.
Berangkat dari hal itu, LAZISNU PWNU DIY berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) mencoba menjadi jembatan dengan menyediakan ambulans gratis bagi anak-anak penderita kanker.
#SahabatPeduli dapat ikut berkontribusi membantu mereka melalui laman campaign ini. Caranya:
Kebutuhan Dana 200.000.000
Dana Terkumpul 3.236.000
0 Donatur
0 Hari lagi
Ambulans gratis khusus anak-anak penderita kanker adalah gerakan yang terwujud dari adanya keprihatinan terhadap kondisi anak-anak yang hilir mudik dari daerah terpencil di Yogya, menuju RSUP Sardjito Yogyakarta dengan menggunakan sepeda motor bersama orangtuanya untuk menjalani kemoterapi.
Jarak dari rumah ke RS yang jauh, medan sulit yang harus ditempuh, dan resiko di perjalanan membuat anak-anak ini juga harus berjuang di perjalanan, bersamaan dengan berjuang melawan kankernya.
Sampai saat ini, layanan ambulans khusus kanker bagi anak-anak, sedikitnya telah membantu 17 anak yang rutin menjalani kemoterapi di RSUP Sardjito. Mereka berasal dari berbagai daerah. Beberapa di antaranya berasal dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang jarak cukup jauh dari RSUP Sardjito.
Dewan Eksekutif Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI), Satia Indrarini mengatakan bahwa transportasi memadai sangat diperlukan untuk anak-anak penderita kanker.
“Terlebih kondisi setelah kemoterapi, membuat kondisi anak semakin lemah. Sedangkan di Gunungkidul, masih banyak anak penderita kanker yang harus berobat menggunakan sepeda motor,” Ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa fokus dari bantuan ambulans adalah menyasar anak-anak pasien BPJS kelas tiga yang berada di lokasi terjauh.
“Kami sedang mengupayakan untuk membantu anak-anak ini. Gunungkidul ke (RSUP) Sardjito itu memerlukan waktu dua jam,” ujarnya.
Hingga tahun 2023 ini, setidaknya telah dilakukan 66 kali pengantaran anak-anak penderita kanker. Program ini akan terus ditingkatkan dan melayani anak-anak lain di berbagai daerah dengan jarak jangkauan yang lain.
Untuk melakukan sekali penghantaran, setidaknya ambulans membutuhkan biaya operasional sekitar Rp350.000 hingga Rp500.000 tergantung daerah asal. Selain itu, YKAI juga memberikan santunan untuk meringankan beban keluarga anak-anak penderita kanker dalam proses pengobatan dan kemoterapi yang dilakukan.
Ketua LAZISNU PWNU DIY, Mamba’ul Bahri mengatakan program ambulans gratis khusus penderita kanker pada anak-anak ini sangat penting.
“Program ini tidak boleh berhenti, bahkan perlu ditingkatkan. Bayangkan, setidaknya kita sudah membantu anak-anak yang rutin menjalani kemoterapi ini. Jika program ini berhenti, bagaimana nasib mereka?” Ungkap Mamba’ul.
Berangkat dari hal itu, LAZISNU PWNU DIY berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) mencoba menjadi jembatan dengan menyediakan ambulans gratis bagi anak-anak penderita kanker.
#SahabatPeduli dapat ikut berkontribusi membantu mereka melalui laman campaign ini. Caranya:
Belum ada kabar terbaru