Ilustrasi oleh NU Care/Fuad Hasim

Bagikan:  

Hari Pahlawan dan Solidaritas Kemanusiaan untuk Palestina

By Zahramaay

10/11/2023

372 kali dilihat

Jakarta, NU Care
Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Sejarah mencatat bahwa hari tersebut sarat dengan perjuangan dan pengorbanan untuk mempertahankan Tanah Air Indonesia. Hari yang menjadi momentum untuk mengenang jasa para pahlawan ini, disebut KH Achmad Siddiq sebagai refleksi dan motivasi bagi generasi setelahnya meneladani nilai-nilai luhur perjuangan melalui Ukhwuwah Islamiyah.

Ukhuwah Islamiyah yang dimaksud oleh KH Ahmad Shiddiq adalah 'Trilogi Ukhuwah'. Istilah yang digagas oleh ulama progresif ini yakni Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan), dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia). Sekretaris PCU Pringsewu, Lampung H Muhammad Faizin dalam tulisan Khutbah Jumat: Teladani para Pahlawan Isi Kemerdekaan mengajak seluruh rakyat Indonesia mewujudkan tiga nilai persatuan ini dalam meneladani perjuangan para pahlawan.

Dalam webinar Road to Muktamar NU yang ke-34 bertajuk Nahdlatul Ulama dan Kepahlawanan oleh H Abdul Mun'im DZ menerangkan bahwa definisi pahlawan perlu diperluas. “Makna perjuangan sejatinya lebih dari sebatas perang kombatan, tetapi juga yang berjuang pada bidang strategis lainnya,” terangnya. 

Menurutnya, jika kepahlawanan dan problematikanya masih terfokus pada kontribusi dalam perang fisik, maka makna pahlawan akan menciut dan lenyap di era ini. Menukil sabda Rasulullah Saw, mantan Wakil Sekretaris Jendral PBNU itu menjelaskan tentang perang yang sesungguhnya adalah perang yang terjadi setelah perang fisik, yakni perang pemikiran (ghazwul fikri).

“Raja’na min jihadil asghar ila jihadil akbar, artinya bahwa jihadil akbar itu justru ada setelah perang. Dari situlah makna jihad dan kepahlawanan akan bisa diperluas pada era modern ini. Sehingga, kita tidak akan kehabisan sosok pahlawan," lanjutnya.

Dalam artikel NU Online, Wasekjen PBNU: Di Era Modern Makna Jihad dan Pahlawan Bisa Diperluas mengisahkan tentang peristiwa setelah resolusi jihad yang dikobarkan oleh Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Peristiwa tersebut adalah perang perebutan wacana tentang sejarah tahun 1945. Ini merupakan salah satu pengimplementasian jihadil akbar sebagaimana disebutkan dalam hadis nabi di atas.

Begitu pun, kabar duka yang saat ini tak henti datang dari saudara-saudara kita di Gaza, Palestina. Saat ini, mereka harus terus berjuang untuk meraih kemerdekaan dan menjadi negara yang merdeka seperti negara-negara lainnya. Inilah saat yang tepat untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dengan mengambil peran, apapun bentuknya, seberapapun besarnya.

Berikut adalah pernyataan sikap dan seruan PBNU terkait kekerasan dan ketidakadilan yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun hingga sekarang di Tanah al-Quds:

  1. Menyerukan dihentikannya tindakan-tindakan yang memperalat agama untuk membenarkan penindasan dan penghancuran terhadap kelompok yang berbeda;
  2. Menyerukan dihentikannya kekerasan dan penghancuran-penghancuran di sekitar wilayah Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan;
  3. Menyerukan konsolidasi di antara komunitas-komunitas agama, terutama para pemegang wewenang keagamaan di semua lingkungan agama di seluruh dunia untuk bersama-sama atas nama kemanusiaan, ketuhanan, moral, dan etika universal melakukan upaya bersama, dengan arah dan strategi yang nyata untuk menghapuskan lingkaran setan primordial dari kebencian, kekerasan, dan ketidakadilan yang masih terus merundung kemanusiaan hingga saat ini;
  4. Menyerukan kepada segenap bangsa-bangsa di seluruh dunia untuk menegakkan tata dunia yang dibangun di atas landasan kesepakatan-kesepakatan dan hukum internasional dengan menghormati kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia, demi terwujudnya kehidupan kemanusiaan dan masyarakat internasional yang aman, stabil, dan harmonis;
  5. Mendukung penuh sikap dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang telah terus-menerus mengupayakan penyelesaian yang adil atas konflik Israel-Palestina sesuai hukum dan kesepakatan yang ada, serta menyediakan diri untuk membantu dengan cara apapun yang mungkin bagi penguatan upaya-upaya pemerintah RI tersebut;
  6. Menyerukan kepada seluruh umat Islam—khususnya warga Nadhlatul Ulama—untuk menyelenggarakan salat ghaib dan doa bersama guna mendoakan para syuhada dan korban jiwa akibat eskalasi kekerasan yang terjadi di Palestina, serta melaksanakan Qunut Nazilah sebagai bagian dari upaya memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala agar bencana kemanusiaan ini segera terhenti;
  7. Sebagai bagian dari solidaritas kemanusiaan dan perwujudan ukhuwah basyariyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama menggalang dana kemanusiaan guna membantu warga Palestina (termasuk menyisihkan Dana Infaq Jumat mendatang) untuk kemudian dikoordinasikan penyalurannya melalui Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shaqadah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).

Dengan berada di barisan para pembela warga Palestina, mari kita menguatkan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Basyariyah dengan mempererat hubungan persaudaraan sesama umat Islam dan sesama umat manusia. Yang saat ini kita bisa lakukan adalah bersama-sama meneguhkan pendirian untuk menyampaikan pandangan dan sikap bahwa Palestina adalah bangsa yang berdaulat.

Mari kita kirimkan doa, Qunut Nazilah atau Hizib Nashar, serta bantuan donasi sebagai bentuk solidaritas kita untuk bangsa Palestina, serta berharap Allah Swt menyegerakan pertolongan kepada saudara-saudara kita di Palestina. Solidaritas saudara semua bisa disalurkan melalui NU Care-LAZISNU, melalui halaman penggalangan di laman nucare.id/program/pedulipalestina.

Pewarta: Zahramaay
Editor: Kendi Setiawan

Bantuan
Kemanusiaan
solidaritas
Palestina
Hari Pahlawan
Bantuan
Kemanusiaan
solidaritas
Palestina
Hari Pahlawan

Berita Lainnya