Wajib belajar 12 tahun sering disosialisasikan oleh Pemerintah sebagai tujuan berbangsa, yang tertuang dalam Pancasila alinea keempat yakni “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum bisa mengakses pendidikan karena berbagai kendala.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa masih banyak siswa yang putus sekolah. Tercatat, di jenjang SMA sederajat mencapai 1,38% pada tahun 2022, yang artinya ada sebanyak 13 dari 1.000 penduduk yang putus sekolah di jenjang ini. Angka itu naik 0,26% dari tahun sebelumnya. Untuk jenjang SMP tercatat sebanyak 1,06% atau naik 0,16% dari tahun 2021 yang berada di kisaran 0,90%. Pada jenjang sekolah dasar juga naik 0,01% dari data tahun sebelumnya menjadi 0,13%.
Dari data tersebut, tak sedikit yang berstatus sebagai santri. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, jumlah santri di Indonesia telah mencapai 2,65 juta santri (data per April 2022) dari total keseluruhan jumlah siswa di Indonesia sebanyak 24,33 juta siswa (BPS Maret 2022).
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia, penyebab tingginya angka putus sekolah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti ekonomi, lingkungan, komunikasi internal keluarga, sosial, kesehatan, hingga minat anak untuk bersekolah.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU melalui Program Beasiswa Santri dan Siswa Nusantara (Besantara) mengajak seluruh masyarakat untuk membantu para siswa dan santri dari keluarga duafa agar dapat melanjutkan pendidikannya, dengan mentasarufkan bantuan berupa:
#SahabatPeduli dapat berinfaq untuk membantu mereka dengan cara:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 54.704.002
0 Donatur
0 Hari lagi
Wajib belajar 12 tahun sering disosialisasikan oleh Pemerintah sebagai tujuan berbangsa, yang tertuang dalam Pancasila alinea keempat yakni “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum bisa mengakses pendidikan karena berbagai kendala.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa masih banyak siswa yang putus sekolah. Tercatat, di jenjang SMA sederajat mencapai 1,38% pada tahun 2022, yang artinya ada sebanyak 13 dari 1.000 penduduk yang putus sekolah di jenjang ini. Angka itu naik 0,26% dari tahun sebelumnya. Untuk jenjang SMP tercatat sebanyak 1,06% atau naik 0,16% dari tahun 2021 yang berada di kisaran 0,90%. Pada jenjang sekolah dasar juga naik 0,01% dari data tahun sebelumnya menjadi 0,13%.
Dari data tersebut, tak sedikit yang berstatus sebagai santri. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, jumlah santri di Indonesia telah mencapai 2,65 juta santri (data per April 2022) dari total keseluruhan jumlah siswa di Indonesia sebanyak 24,33 juta siswa (BPS Maret 2022).
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia, penyebab tingginya angka putus sekolah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti ekonomi, lingkungan, komunikasi internal keluarga, sosial, kesehatan, hingga minat anak untuk bersekolah.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU melalui Program Beasiswa Santri dan Siswa Nusantara (Besantara) mengajak seluruh masyarakat untuk membantu para siswa dan santri dari keluarga duafa agar dapat melanjutkan pendidikannya, dengan mentasarufkan bantuan berupa:
#SahabatPeduli dapat berinfaq untuk membantu mereka dengan cara:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Belum ada kabar terbaru