Tanggal 22 Oktober tahun 2015 lalu, telah ditetapkan Peringatan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan Hari Santri merupakan bentuk apresiasi atas perjuangan dan dedikasi para santri yang telah berjuang melawan Belanda dalam Agresi Militer II.
Selain itu, peringatan Hari Santri Nasional juga sebagai bentuk penghargaan atas dideklarasikannya Resolusi Jihad oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, yang telah mewajibkan seluruh umat Islam untuk melawan penjajah, yang kemudian menyulut semangat patriotisme rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Tahun 2023 ini, untuk memperingati Hari Santri Nasional, NU Care-LAZISNU menginisiasi program Beasiswa Santri dan Siswa Nusantara untuk mencapai tujuan bangsa sesuai alinea ke-4 yang tertuang di Pembukaan UUD 1945, yakni “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum bisa mengakses pendidikan karena berbagai kendala.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa masih banyak siswa yang putus sekolah. Tercatat, di jenjang SMA sederajat mencapai 1,38% pada tahun 2022, yang artinya ada sebanyak 13 dari 1.000 anak yang putus sekolah pada jenjang ini. Angka itu naik 0,26% dari tahun sebelumnya. Untuk jenjang SMP tercatat sebanyak 1,06% atau naik 0,16% dari tahun 2021 yang berada di kisaran 0,90%. Pada jenjang Sekolah Dasar juga naik 0,01% dari data tahun sebelumnya, menjadi 0,13%.
Dari data tersebut, tak sedikit yang berstatus sebagai santri. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, jumlah santri di Indonesia telah mencapai 4,08 juta santri (data per September 2023) dari total keseluruhan jumlah siswa di Indonesia sebanyak 24,33 juta siswa (BPS Maret 2022).
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia, penyebab tingginya angka putus sekolah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti ekonomi, lingkungan, komunikasi internal keluarga, sosial, kesehatan, hingga minat anak untuk bersekolah.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU melalui program Beasiswa Santri dan Siswa Nusantara (Besantara) mengajak seluruh masyarakat untuk membantu para siswa dan santri dari keluarga duafa agar dapat melanjutkan pendidikannya, dengan menyalurkan bantuan berupa:
#SahabatPeduli dapat berinfaq untuk membantu mereka dengan cara:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 59.999.002
Donatur
27 Hari lagi
Tanggal 22 Oktober tahun 2015 lalu, telah ditetapkan Peringatan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan Hari Santri merupakan bentuk apresiasi atas perjuangan dan dedikasi para santri yang telah berjuang melawan Belanda dalam Agresi Militer II.
Selain itu, peringatan Hari Santri Nasional juga sebagai bentuk penghargaan atas dideklarasikannya Resolusi Jihad oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, yang telah mewajibkan seluruh umat Islam untuk melawan penjajah, yang kemudian menyulut semangat patriotisme rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Tahun 2023 ini, untuk memperingati Hari Santri Nasional, NU Care-LAZISNU menginisiasi program Beasiswa Santri dan Siswa Nusantara untuk mencapai tujuan bangsa sesuai alinea ke-4 yang tertuang di Pembukaan UUD 1945, yakni “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum bisa mengakses pendidikan karena berbagai kendala.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa masih banyak siswa yang putus sekolah. Tercatat, di jenjang SMA sederajat mencapai 1,38% pada tahun 2022, yang artinya ada sebanyak 13 dari 1.000 anak yang putus sekolah pada jenjang ini. Angka itu naik 0,26% dari tahun sebelumnya. Untuk jenjang SMP tercatat sebanyak 1,06% atau naik 0,16% dari tahun 2021 yang berada di kisaran 0,90%. Pada jenjang Sekolah Dasar juga naik 0,01% dari data tahun sebelumnya, menjadi 0,13%.
Dari data tersebut, tak sedikit yang berstatus sebagai santri. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, jumlah santri di Indonesia telah mencapai 4,08 juta santri (data per September 2023) dari total keseluruhan jumlah siswa di Indonesia sebanyak 24,33 juta siswa (BPS Maret 2022).
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia, penyebab tingginya angka putus sekolah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti ekonomi, lingkungan, komunikasi internal keluarga, sosial, kesehatan, hingga minat anak untuk bersekolah.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU melalui program Beasiswa Santri dan Siswa Nusantara (Besantara) mengajak seluruh masyarakat untuk membantu para siswa dan santri dari keluarga duafa agar dapat melanjutkan pendidikannya, dengan menyalurkan bantuan berupa:
#SahabatPeduli dapat berinfaq untuk membantu mereka dengan cara:
Penulis: Putri Azmi Millatie
Editor: Wahyu Noerhadi
Belum ada kabar terbaru