Bagikan:  

TKI yang Dibantu NU Care dari Hukuman Mati Akhirnya Pulang ke Tanah Air

By Abdul Rahman Ahdori

06/07/2020

2837 kali dilihat

Jakarta, NU Care

Eti binti Toyyib Anwar, salah seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Majelengka  yang dibantu Nahdlatul Ulama melalui sumbangan Rp 12,4 milliar, akhirnya bisa pulang ke Tanah Air. Informasi itu disampaikan langsung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Senin (6/07).

Warga Kampung Cikareo RT 01/02, Desa Cidadap, Kecamatan Cingambul, Majalengka, Jawa Barat ini akan tiba di Jakarta pada 16.05 sore ini.

“Eti Toyyib Anwar, WNI asal Majalengka yang selamat dari hukuman mati, dijadwalkan akan tiba di Jakarta sore ini pukul 16.05 WIB,” tulis KBRI Riyadh dalam siaran persnya.

Proses pemulangan Eti ke Tanah Air tidak mulus, pasalnya, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, harus melakukan diplomasi ke Penasehat Raja Salman, Pangeran Khalid al-Faisal Al Saud terlebih dahulu.

Dengan berbagai upaya, akhirnya permintaan Agus Maftuh bersama Koordinator Perlindungan WNI KBRI Riyadh, Raden Arief, dan atase hukum Rinaldi Umar dikabulkan Pangeran Khalid al-Faisal yang juga menjabat Gubernur Mekah.

Sebagai informasi, satu tahun yang lalu, Eti binti Toyyib terjerat kasus hukum di Arab Saudi. Ia kemudian dinyatakan bebas dari hukuman mati setelah mampu membayar dhiyat (denda) sebesar 15,5 miliar rupiah.

Sebanyak 80% denda tersebut dibantu Nahdlatul Ulama yang diupayakan NU Care-LAZISNU.

Menurut Ketua NU Care-LAZISNU, Achmad Sudrajat, untuk mendapatkan uang sebesar itu, LAZISNU selama tujuh bulan berusaha menemui banyak kalangan, mulai dari para kiai, santri, pejabat, pengusaha, dan masyarakat umum. 

“Komunikasi ini kita bangun dengan berbagai jejaring dan terutama komunitas NU dan lembaga-lembaga yang tertarik kepada program kemanusiaan. Kita mendatangi anggota MPR, Kemenaker, untuk menggalang sekuat kemampuan kita untuk jumlah yang ditentukan. Setelah tidak sampai, kita  hanya mampu 80 persen, kita serahkan ke Pemerintah,” jelasnya kepada di kantor LAZISNU, Jakarta, pada 15 Juli 2019 lalu.

Sudrajat menceritakan antusias santri, kiai, dan warga NU untuk membantu Eti ketika NU Care-LAZISNU datang ke pesantren-pesantren di Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Hal itu ditunjukkan dengan menyumbang uang dalam bentuk kontan dan kiriman melalui rekening. 

“Yang menarik adalah potensi pesantren untuk kepentingan kemanusiaan sangat kuat,” ucap pria alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir itu. 

Motivasi mereka bergotong-royong membantu nyawa Eti merupakan ekspresi dari menjalankan ajaran Islam. Di dalam Al-Qur’an misalnya, dinyatakan menyelamatkan nyawa satu orang sama artinya dengan menyelamatkan seluruh orang.  

“NU identik dengan masyarakat kaum bawah. Ketika salah seorang saudaranya tak mampu dengan apa yang dibutuhkan, maka kewajiban NU membantunya sebagai bagian dari masyarakat NU. Yang pasti dia (Eti) orang desa yang yang mencari peruntungan nasib di Arab Saudi,” jelasnya.

Atas upaya itu, Dubes Agus Maftuh menyampaikan terima kasih kepada NU Care-LAZISNU yang telah memberikan sumbangan sebesar Rp 12,4 miliar atau 80% dari jumlah dhiyat yang diminta ahli waris korban.

Ia menceritakan kronologis jeratan yang menimpa Eti, berawal pada 2001, Eti dituduh menjadi penyebab majikan sakit hingga kemudian meninggal dunia. Atas peristiwa itu keluarga majikan menuntut hukuman mati atau qishas diberikan kepada Eti.

Kemudian, sebagai bentuk kepedulian NU, LAZISNU berinisiatif menghimpun dana khusus untuk membebaskan Eti.

“Kami ucapkan terimakasih banyak kepada NU Care-LAZISNU,” tutur Agus Maftuh.

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Penyunting: Wahyu Noerhadi

INDONESIA
Kemanusiaan
TKI
Arab Saudi
Ety binti Toyib
KBRI
Majalengka
Jawa Barat
INDONESIA
Kemanusiaan
TKI
Arab Saudi
Ety binti Toyib
KBRI
Majalengka
Jawa Barat

Berita Lainnya