Yogyakarta, NU Care
Tim Program Kemaslahatan NU Care-LAZSINU dan BPKH mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) yang berfokus pada project management diadakan BPKH pada Kamis (3/08/2023). Bimtek berlangsung di Hotel Grand Mercure, Yogyakarta bertujuan meningkatkan kapasitas para mitra kemaslahatan dalam mengelola program.
Kepala Unit Kerja Kemaslahatan NU Care-LAZISNU, Muhammad Iqbal Lutfi mengatakan NU Care-LAZISNU telah bermitra dengan BPKH sejak 2018 untuk mendistribusikan bantuan nilai manfaat Dana Abadi Umat (DAU) yang dikelola oleh BPKH. “Yang terbanyak di tahun 2021 sebanyak Rp80 miliar,” katanya.
Selama bermitra, NU Care-LAZISNU sudah menjalankan sekitar 200 program berupa pembangunan konstruksi untuk pesantren dan sekolah, pembangunan masjid di berbagai wilayah termasuk di pedalaman dan daerah tertinggal seperti Papua, Ambon, Maluku dan sebagainya, permodalan UMKM, penanganan dampak bencana alam.
“Termasuk beasiswa pendidikan. Tahun lalu kami bekerja sama karena Nahdlatul Ulama memiliki background pendidikan juga, termasuk bersama Muhammadiyah, mendapat kepercayaan memberikan beasiswa di Universitas Nahdlatul Ulama di Jakarta,” ungkapnya.
Berbagai pengadaan juga telah dilakukan mulai dari laboratorium komputer, alat kesehatan, kitab, kebutuhan para santri, hingga pupuk untuk petani. “NU Care-LAZISNU mempunyai program Pesantren Hijau, yang kita harapkan punya peran penting dalam memenuhi keperluan SDG's (Sustainable Development Goals),” ujar Gus Luthfi.
Deputi Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH, Juni Supriyanto mengatakan, Bimtek tersebut difokuskan pada materi project management karena BPKH ingin meningkatkan kapasitas SDM di mitra kemaslahatan. “Yang tujuannya agar mitra kemaslahatan itu meningkatkan kemampuan, kapabilitas dan kompetensi SDM, sehingga membantu proses bisnis,” ujarnya.
Selain NU Care-LAZISNU, kegiatan menyertakan 12 mitra kemaslahatan. BPKH, kata Juni, mengusung tujuan pengelolaan keuangan haji, salah satunya untuk meningkatkan kemaslahatan umat. “Breakdown dari tujuan itu, kami memberikan bantuan kepada umat melalui program kemaslahatan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Divisi Registrasi Analisis Kemaslahatan BPKH, Agung Sri Hendarsa menuturkan bahwa terdapat 7 ruang lingkup program kemaslahatan, yakni pelayanan ibadah haji, pendidikan dan dakwah, kesehatan, sosial keagamaan, pemberdayaan ekonomi umat, sarana-prasarana ibadah dan tanggap bencana.
“Beberapa lingkup dalam kegiatan sosial itu seperti meng-handle proyek. Jadi kami ada proyek pengadaan barang. Contoh kalau pelayanan ibadah haji itu ada pengadaan mobil layanan jamaah haji, seperti yang baru-baru ini di Kemenag Bantul,” katanya.
Pihaknya mencontohkan di lingkup pendidikan dan dakwah, ada program pembangunan ruang kelas baru, pembangunan asrama dan lainnya. “Pembangunan konstruksi itu otomatis di-handle project management, agar proyek bisa tepat sasaran, tepat guna dan tepat anggaran,” ungkapnya.
Program kemaslahatan yang digulirkan melalui para mitra ini bersumber dari DAU yang dikelola BPKH dan tidak berkaitan dengan setoran dana haji. Adapun DAU bersumber dari sisa pelaksanaan ibadah haji sebelum kehadiran BPKH.
Sumber: NU Online