Banyak amalan yang dapat dikerjakan di Bulan Dzulhijjah, salah satunya berqurban di Hari Raya Idul Adha. Kemudian, ada pula beberapa amalan yang dianjurkan pada proses qurban, yang dilakukan sebelum penyembelihan hewan qurban.
1) Mengumandangkan Takbir
Terlepas dari budaya di setiap daerah, takbiran pada Hari Raya Idul Adha adalah sesuatu yang disyariatkan oleh agama. Takbir yang dikumandangkan adalah takbir mursal dan takbir muqayyad. Walaupun tidak ada perbedaan lafadz, namun ada perbedaan waktu membacanya.
Takbir Mursal Idul Adha, dibaca setelah matahari terbenam pada 9 Dzulhijjah hingga menjelang Sholat Ied di tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan Takbir Muqayyad mulai dibaca ketika subuh di 9 Dzulhijjah hingga setelah ashar pada akhir hari Tasyrik atau 13 Dzulhijjah. Dalam masa PPKM saat ini, tentu mengumandangkan takbir di rumah menjadi pilihan terbaik dan tidak mengurangi hikmahnya.
2) Tidak Makan sebelum Salat Idul Adha
“Diriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah tidak keluar untuk (shalat) Idul Fitri sampai selesai makan (terlebih dahulu), dan beliau tidak makan ketika hari raya kurban sampai (selesai shalat) sehingga baru pulang (untuk makan).” (HR. Ibn Majah)
Berdasar hadis Nabi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibn Majah, Nabi tidak pernah makan sebelum salat Idul Adha usai. Hal ini dimaksudkan agar dapat lebih menikmati hidangan hewan qurban yang akan disembelih setelah salat Idul Adha.
3) Tidak Potong Kuku dan Potong Rambut sebelum Penyembelihan
“Diriwayatkan dari Ummi Salamah bahwa Nabi Saw bersabda: siapa saja yang memiliki hewan untuk dijadikan hewan qurban, maka ketika sudah tiba bulan DzulHijjah tidak boleh memotong apapun dari rambut dan kukunya sampai (selesai) menyembelih.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadis di atas, maka pequrban dianjurkan untuk menahan tidak potong kuku dan potong rambut hingga selesai penyembelihan.
4) Memakai Pakaian Terbaik dan Berhias
Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan, "Kami diperintahkan oleh Rasulullah Saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang qurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan." (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256)
Tidak hanya untuk yang akan sholat Ied, seluruh umat Islam diajurkan untuk mandi, berhias, dan memakai pakaian yang terbaik di Hari Raya Idul Adha. Ada juga sebagian ulama menganjurkan untuk memakai pakaian yang putih dan memakai serban bagi laki-laki dan baju sederhana untuk perempuan demi menghindari taarruj.
5) Berangkat dan Pulang Melewati Jalan yang Berbeda
"Nabi saw mendatangi shalat Ied berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi." (HR. Ibnu Majah)
Teruntuk umat Islam yang wilayahnya tak diterapkan PPKM, dianjurkan untuk melaksanakan Sholat Ied dan disunnahkan untuk melewati jalur yang berbeda saat berangkat dan pulang dari shalat Ied. Tujuannya agar lebih banyak bertemu dengan tetangga untuk menyambung silaturahi dan menjadi saksi kita dalam beribadah.
Sumber: NU Online