Sidoarjo, NU Care
Kehadiran NU Care-LAZISNU di berbagai daerah semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Terlebih dengan adanya layanan Ambulans Kemanusiaan yang menjadi salah satu program NU Care-LAZISNU di bidang kesehatan.
Karena itu, peran para sopir yang mengemudikan mobil layanan tersebut, sangatlah berarti. Pasalnya mereka rata-rata harus bersiap sepanjang waktu, tidak dibatasi oleh jam kerja seperti pegawai kantoran yang aktivitasnya hanya dari pagi hingga sore, misalnya.
Di NU Care-LAZISNU MWC Porong, sosok penting itu salah satunya adalah Wildan Mukholladun yang biasa dipanggil Abah Wildan. Sopir yang termasuk senior di layanan ambulans NU Care-LAZISNU Porong ini, semakin dibutuhkan seiring dengan melonjaknya kasus positif Covid-19 yang membuat hari-harinya kian sibuk mengantarkan pasien maupun jenazah yang terpapar.
Nahdliyin tulen
Jurnalis NU, Sutrisno Akbar dalam tulisannya Rahasia Bugar Abah Wildan, Sopir Ambulans LAZISNU di Sidoarjo yang dimuat di NU Online Jatim, diakses Kamis (22/07/2021) pagi, menyebutkan Abah Wildan lahir 5 Juli 1965 adalah Nahdliyin tulen. Abah Wildan mulai aktif di Ikatan Pelajar NU Ranting Ngaban pada tahun 1987 dan di PAC IPNU Tanggulangin pada 1990.
"Semangatnya berkhidmat ia lanjutkan dengan menjadi Ketua Gerakan Pemuda Ansor Ranting Glagaharum pada 2010. Saat ini, ia aktif menjadi Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang NU Porong," tulis Sutrisno Akbar.
Keaktifan Abah Wildan sebagai sopir ambulans LAZISNU terjadi sejak NU Care-LAZISNU Porong memiliki ambulans pada 2018. Kala itu Abah Wildan langsung mangacungkan tangan untuk menjadi sopir.
Dalam tulisan tersebut juga disebutkan, banyak kesan yang dialami Abah Wildan selama mengemudikan ambulans saat mengantarkan warga yang sakit ke rumah sakit, atau mengantarkan jenazah ke rumah duka.
"Sebenarnya banyak sukanya karena bisa membantu orang yang kurang mampu, sehingga batin ini terasa puas. Karena berkhidmad di NU itu harus banyak ikhlasnya, bukan soal harga atau nominal uang," kata Abah Wildan dalam wawancara tersebut.
Sedangkan dukanya, lanjut Abah Wildan, ketika warga yang meminta dilayani melebihi kemampuan. Abah Wildan bercerita, satu waktu pernah ia diminta ke posko untuk mengantar pasien, sementara saat itu ia masih perjalanan mengantarkan pasien yang lain. Saat begitu Abah Wildan mengaku bersedih.
"Kalau pas lagi mengantar yang satu belum sampai rumah sakit, sudah ditelpon posko untuk melayani yang lain. Tidak sedikit pihak keluarga yang pasrah kepada driver sehingga di dalam mobil itu hanya ada jenazah dan driver saja," kata Abah Wildan.
Melayani warga luar Porong
Ambulans yang dikemudikan Abah Wildan, tidak hanya melayani warga Porong. Beberapa kali ia juga melayani warga luar Porong, seperti Krembung, Mojokerto, Malang, Surabaya. Apalagi seperti saat ini di tengah melonjaknya kasus Covid-19.
"Memang berat, namun harus dinikmati sebagai pekerjaan mulia, tidak jarang pihak keluarga pasien yang pasrah mulai mengantarkan sampai mendaftarkan ke UGD. Secara SOP bukan tugas kami, tapi kerena permintaan keluarga, ya, saya bertindak sebagai saudara mereka," ujar Abah Wildan.
Rahasia bugar
Dalam tulisan tersebut, diungkapkan juga rahasia Abah Wildan sehingga tetap prima mengemudikan ambulans untuk melayani. Ia mengaku melakukan pola hidup yang menyehatkan, baik untuk lahir maupun batin.
Aktivitasnya dimulai dengan bangun di sepertiga malam terakhir lalu shalat malam dan berdoa. Setelah itu shalat Subuh berjamaah lalu mandi. Shalat wajib lainnya tak ia lalaikan.
Usai mandi pagi, ia tak pernah meninggalkan sarapan dan menyantap buah. Bila kurang enak badan, ia selalu meminum teh hangat. "Makan rutin tiga kali, yang penting ada nasi dan lauk seadanya," kata Abah Wildan mengingatkan.
Editor: Kendi Setiawan
