Jakarta, NU Care
NU Care-LAZISNU dalam Program Nusantara Berqurban: Qurban Memberdayakan 1446 H, tidak hanya menyasar mustahik sebagai penerima manfaat, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan melalui praktik pengemasan daging qurban yang ramah lingkungan.
Sejak tahun 2020, NU Care-LAZISNU telah mengganti plastik sekali pakai dengan besek bambu dan daun sebagai media pengemasan daging qurban. Praktik ini merupakan implementasi dari pilar Program NU Care Hijau sekaligus wujud penerapan Fiqh al-Bi’ah (Fiqih lingkungan) yaitu konsep Islam yang menekankan tanggung jawab manusia terhadap kelestarian alam.
“Qurban tak hanya soal tuntunan agama, pelaksanaannya juga harus diperhatikan agar berdampak lebih luas, termasuk pada lingkungan," ujar Sekretaris NU Care-LAZISNU PBNU, H Moesafa, Sabtu (7/06/2025).
Inisiasi ini sangat diapresiasi oleh Dr. Ir Ahmad Syafiq, Guru Besar FKM Universitas Indonesia sekaligus pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama.
Menurutnya, plastik masih menjadi masalah besar dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Volume sampah plastik sekali pakai meningkat drastis setiap musim qurban, dan mayoritas sulit terurai. Di sinilah inovasi NU Care-LAZISNU menjadi penting: besek bambu dan daun selain mudah terurai, juga membawa manfaat tambahan, seperti menjaga kualitas daging, mempertahankan kelembaban alami, dan mengurangi bau amis.
“Penggunaan besek dan daun sangat baik untuk mengurangi sampah plastik. Selain ramah lingkungan, besek juga menjaga kualitas daging, jadi lebih harum dan tidak cepat kering,” jelas Prof Syafiq.
Langkah kecil merupakan langkah NU Care-LAZISNU dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya tujuan ke-12; Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, tujuan ke-13; Penanganan Perubahan Iklim, dan tujuan ke-3; Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan.
"NU Care-LAZISNU juga memastikan hewan qurban berasal dari peternak lokal binaan, yang berarti mendukung ekonomi umat secara berkelanjutan. Selain pengemasan dengan besek, limbah lainnya seperti kotoran hewan (kohe) juga ditangani dengan baik. Karena itu, kami bekerja sama dengan Rumah Penyembelihan Hewan (RPH) agar kohe diolah dengan bijak,” ujar Syarifuddin, Direktur Program NU Care-LAZISNU.
Sebagai informasi, salah satu program NU Care-LAZISNU (cabang Ponorogo, yaitu LAZISNU PCNU Ponorogo) telah mengolah kohe menjadi biogas dan menjadikan kohe sebagai media budidaya cacing.
Pewarta: Zahra
Editor: Kendi Setiawan