Cilacap, NU Care
Semangat perubahan dan pemberdayaan perempuan di era digital kembali digaungkan lewat program Perempuan Pandai AI, hasil kolaborasi antara Microsoft dan NU Care Global.
Kegiatan yang digelar di Cilacap ini menjadi momentum penting bagi perempuan Nahdliyin untuk semakin melek teknologi dan siap menghadapi tantangan zaman.
Kegiatan berlangsung Jumat (27/06/2025), di GOR MAN 1 Cilacap, bertepatan dengan momen tahun baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah. Koordinator program Perempuan PandAI, Meka Safa, dalam sambutannya mengajak peserta untuk menjadikan semangat hijrah sebagai jalan menuju perubahan menjadi perempuan berbudaya di era AI.
“Mari kita jadikan semangat hijrah untuk berubah menuju perempuan berbudaya di era AI. Bahwa perempuan tidak hanya menjadi pilar rumah tangga, tetapi juga memiliki peran besar dalam membentuk ekonomi dan budaya bangsa,” ujar Meka.
Pelatihan Perempuan Pandai AI diikuti oleh tak kurang dari 500 perempuan Nahdliyin di Kabupaten Cilacap, dengan peserta berasal dari kalangan guru dan Fatayat NU. Kegiatan pelatihan ini secara resmi dibuka oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap, H. Paiman Sahlan, dan disambut antusias oleh para peserta dari berbagai kalangan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Cabang NU Care-LAZISNU Cilacap, Ahmad Fauzi, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk komitmen NU Care-LAZISNU Cilacap dalam mendorong perempuan NU agar melek teknologi.
“Pelatihan Perempuan Pandai AI ini adalah bentuk komitmen kami untuk mendorong perempuan Nahdliyin agar melek teknologi. AI bukan hanya untuk kalangan elit, tapi bisa dimanfaatkan oleh siapa saja—termasuk ibu-ibu, guru, pelajar, hingga kader di akar rumput,” ujar Fauzi.
Mengenal AI dan Etikanya
Materi utama disampaikan oleh Yanti Kumala Sembiring, pengajar program Pandai AI. Ia mengupas tuntas konsep dasar kecerdasan buatan (AI), perbedaannya dengan kecerdasan manusia, serta bagaimana AI bekerja melalui proses pembelajaran data (machine learning).
Yanti juga memaparkan berbagai contoh penerapan AI dalam kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, peserta juga dibekali wawasan tentang etika penggunaan AI, termasuk bahaya deepfake, pelanggaran hak cipta, dan ancaman privasi. Tips melindungi data pribadi—seperti penggunaan kata sandi yang kuat dan edukasi digital—juga menjadi sorotan utama.
AI untuk Kemanusiaan dan Aksesibilitas
Yanti mengungkapkan bahwa AI tak hanya berperan dalam efisiensi digital, tetapi juga memberi dampak nyata bagi kemanusiaan.
“Salah satu contoh yang diangkat adalah penggunaan AI oleh BMKG dalam memprediksi curah hujan ekstrem untuk evakuasi dini warga. Selain itu, AI juga mendukung aksesibilitas bagi penyandang disabilitas agar dapat hidup lebih mandiri,” papar Yanti Kumala.
Pelatihan ini diharapkan menjadi tonggak awal lompatan literasi digital di kalangan perempuan Nahdliyin, serta mendorong pemanfaatan teknologi secara bijak dan beretika. Seperti disampaikan dalam penutup acara:
“Kita semua belajar bersama. Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari kemaslahatan umat,” pungkas Yanti Kumala.
Kontributor: Naeli Rokhmah
Editor: Kendi Setiawan