Keluarga Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah di Desa Kalepu Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat menjadi salah satu penerima bantuan Program Kemaslahatan dari NU Care-LAZISNU dan BPKH RI.

Bagikan:  

Pesantren di Jakarta Timur dan Mamuju Sulbar Terima Bantuan dari LAZISNU dan BPKH

By Noerhadi

07/03/2023

158 kali dilihat

Jakarta, NU Care

NU Care-LAZISNU PBNU bersinergi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI dalam Program Kemaslahatan kembali menyalurkan bantuan di bidang pendidikan dan dakwah keagamaan. Kali ini, bantuan disalurkan untuk pembangunan lanjutan ruang kelas Yayasan Pondok Pesantren Al Wathoniyah Kelurahan Klender Kota Jakarta Timur dan Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah di Desa Kalepu Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Peresmian bantuan dilakukan secara hibrid di masing-masing lokasi pada Senin (6/03/2023).

Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya pembangunan fasilitas pendidikan di dua lokasi itu.

Alhamdulillah, hari ini (bantuan) resmi diserah-terimakan kepada Pondok Pesantren Al Wathoniyah Klender dan Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah Kalepu, berupa ruang kelas sebagai sarana yang dapat mendukung kegiatan belajar para santri. Dan bantuan di bidang pendidikan ini merupakan salah satu fokus Program Kemaslahatan NU Care-LAZISNU dan BPKH,” ucap Qohari.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada BPKH yang telah mempercayakan LAZISNU sebagai mitra dalam pelaksanaan bantuan ruang kelas bagi dua pondok pesantren tersebut.

“Terima kasih kepada BPKH yang mempercayakan LAZISNU selaku mitra dalam pelaksanaan program pembangunan ruang kelas Pondok Pesantren Al Wathoniyah dan Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah. Terima kasih atas bantuan yang diberikan, karena seluruh dana yang digunakan untuk proses pembangunan merupakan Dana Abadi Umat dalam Program Kemaslahatan. Semoga menjadi keberkahan untuk kita semua,” ungkap Qohari.

Sementara itu, Deputi Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH Emir Rio Krishna menjelaskan bahwa Dana Abadi Umat yaitu dana hasil efisiensi dari penyelenggaraan ibadah haji tahun tahun sebelumnya, yang saat ini nilainya sudah mencapai Rp3,7 triliun.

“Dengan nilai manfaat Rp240 Miliar per tahun, secara Undang-Undang dapat digunakan sebagai Program Kemaslahatan, dan penggunaan dana tersebut di antaranya adalah pelaksanaan pembangunan ruang kelas di Pondok Pesantren Al Wathoniyah Klender dan Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah Kalepu, dan ragam Program Kemaslahatan lainnya,” jelas Emir.

Dirinya pun menyampaikan rasa syukur karena pelaksanaan pembangunan ruang kelas di dua pondok pesantren tersebut telah berjalan dan selesai dalam koridor yang ditentukan.

Bantuan tersebut, lanjutnya, sesuai dengan komitmen BPKH dalam menyalurkan nilai manfaat dari hasil Dana Abadi Umat (DAU) yang sebagaimana diatur dalam PP Nomor 5 tahun 2018 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2014 terkait pengelolaan keuangan haji, dan diatur dalam PBPKH Nomor 7 tentang prioritas kegiatan kemaslahatan, di bidang pendidikan dan dakwah.

Emir juga memaparkan tugas dan fungsi dari BPKH yaitu mengelola dana haji dari seluruh jamaah haji di Indonesia.

“BPKH mempunyai tiga fungsi. Pertama meningkatkan kualitas ibadah haji. Kedua menjaga rasionalitas biaya penyelenggaraan ibadah haji, dan yang ketiga memberikan kemaslahatan bagi umat Islam di seluruh Indonesia,” paparnya.

Ia melanjutkan, dana yang dikelola BPKH berasal dari setoran awal pendaftaran haji senilai Rp25 juta rupiah dan setoran lunas senilai Rp10 juta, dengan total dana haji yang dibayarkan oleh jamaah senilai Rp35 juta. Adapun selama masa tunggu, dana tersebut dikelola oleh BPKH untuk mencapai nilai manfaat atau bagi hasil yang optimal.

“Perlu diketahui bersama, nilai manfaat yang dihasilkan kemudian disalurkan oleh BPKH kepada jamah haji yang akan berangkat. Sampai tahun 2022, dari total biaya perjalanan haji per jamaah yakni Rp90,8 juta. Jamaah haji di Indonesia hanya membayar biaya haji sebesar Rp35 juta. Maka selisih dari biaya tersebut di-cover dari nilai manfaat,” ungkap Emir

Sampai saat ini, sambungnya, sudah mencapai Rp166 triliun lebih, dari sekitar 5,3 juta jamaah tunggu, dengan kuota per tahun yang didapat Indonesia 221.000 jamaah.

“Dari Rp166 triliun, termasuk yang sudah dalam pengembangan nilai manfaat per tahun sebesar Rp8 sampai 9 triliun. Nominal tersebut yang dikelola untuk jamaah yang berangkat dan jamaah tunggu. Tapi untuk tahun ini sudah diputuskan oleh DPR dan Menteri Agama, dana ibadah haji sebesar Rp90 juta dengan pembayaraan dari jamaah senilai Rp49 juta dan sisanya di-cover oleh nilai manfaat yang dikelola BPKH,” ujarnya.

Emir pun menegaskan bahwa BPKH sudah empat tahun berturut-turut mengantongi predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atau opini tertinggi yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Dalam pengelolaan dana, BPKH berpegang pada ISO 37001:2016 terkait sistem manajemen anti penyuapan dan ISO 9001:2015 tentang manajemen mutu.

Terkait bantuan yang disalurkan pada kesempatan itu, ia berharap dapat dioptimalkan untuk kegiatan belajar para santri.

“Hari ini, BPKH dan LAZISNU telah meresmikan Program Kemaslahatan di Pondok Pesantren Al Wathoniyah Klender dan Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah Kalepu. Tentunya kita berharap bantuan ruang kelas belajar yang diberikan dapat dimaksimalkan dan dioptimalkan dalam proses kegiatan pembelajaran sehari-hari,” ucap Emir.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pondok Pesantren Al Wathoniyah dan Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah, serta LAZISNU selaku mitra pelaksana yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan Program Kemaslahatan,” tutupnya.

Peresmian bantuan turut dihadiri perwakilan Yayasan Pondok Pesantren Al Wathoniyah Klender Jakarta Timur Arief Fakhrudin dan Pembina Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah Kalepu KH Bahtiar Ali.

Arief Fakhrudin menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan BPKH dan NU Care-LAZISNU dalam pembangunan ruang kelas yang akan bermanfaat bagi para santri.

Alhamdulillah kami ucapkan terima kasih kepada BPKH dan NU Care-LAZISNU yang telah memberikan perhatian kepada Pondok Pesantren Al Wathoniyah untuk menyuburkan tanah wakaf menjadi ruang kelas, yang insya Allah akan memberikan manfaat bagi santri, guru, juga masyarakat sekitar,” ucap Arief

Arief mengungkapkan bahwa Pondok Pesantren Al Wathoniyah didirikan sejak tahun 1935 oleh KH Hasbiyallah. Bantuan pembangunan tersebut menurutnya dapat dimaksimalkan.

“Rasa syukur kami ucapkan karena bantuan pembangunan ruang kelas melalui Program Kemaslahatan BPKH dan NU Care-LAZISNU dapat dimaksimalkan, termasuk kondisi halaman yayasan yang sebelumnya jika hujan turun langsung banjir, saat ini sudah tidak banjir lagi. Hal ini memudahkan siswa maupun jajaran guru dalam beraktivitas di lingkungan sekolah,” katanya.

Kiai Bahtiar Ali selaku pembina Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah Kalepu juga memberikan apresiasi kepada BPKH dan LAZISNU atas perhatiannya dalam dunia pendidikan.

“Apresiasi setinggi-tingginya kepada BPKH RI dan LAZISNU PBNU atas atensi dan perhatiannya kepada kami dalam dunia pendidikan. Semoga bantuan sarana belajar ini menjadi amal jariyah bagi semua,” tuturnya.

Turut hadir pada peresmian bantuan tersebut Kepala Unit Kerja Program Kemaslahatan dari NU Care-LAZISNU Muhammad Iqbal Lutfi, Pimpinan Pondok Pesantren Al Wathoniyah Klender Madinah, dan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Barakah As’adiyah Kalepu Muhammad Abrar.

Pewarta: Umdatul Qori
Editor: Wahyu Noerhadi

Sinergi
pesantren
NU Care-LAZISNU
Pembangunan
BPKH
Jakarta Timur
Penyaluran Bantuan
Mamuju Sulbar
Sinergi
pesantren
NU Care-LAZISNU
Pembangunan
BPKH
Jakarta Timur
Penyaluran Bantuan
Mamuju Sulbar

Berita Lainnya