Jakarta, NU Care
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui NU Care-LAZISNU akan melakukan karantina kepada 26 peserta, mahasiswa calon penerima beasiswa ke Maroko tahun 2019. Hal itu dilakukan untuk memperkuat kualitas keilmuan seluruh mahasiswa yang berasal dari berbagai dari daerah.
Ketua NU Care-LAZISNU H Achmad Sudrajat mengatakan, karantina merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti seluruh peserta sebagai upaya PBNU menyatukan persepsi. Apabila ada yang tidak mengikuti rangkaian kegiatan karantina maka dianggap mengundurkan diri.
“Jadi ini syarat mutlak, wajib untuk mengikuti karantina. Dalam rangka menyatukan persepsi dan apabila ada satu peserta yang tidak ikut, maka dianggap mengundurkan diri. Nah di karantina itu akan disampaikan tentang ke-Maroko-an, materi-materi akan disampaikan teman-teman alumni Maroko yang sekarang menjadi pengurus di PCI NU Maroko,” katanya di kantor NU Care-LAZISNU di gedung PBNU, lantai 2, Jakarta Pusat, Rabu (21/08).
Selain itu, bagi peserta karantina yang tidak menunjukkan kualitas seperti yang diharapkan PBNU, sangat mungkin keberangkatannya ditunda. Karantina, lanjut Sudrajat, dipastikan dilakukan awal sampai dengan pertengahan September mendatang.
“Kita akan lakukan proses tersebut di tempat dan waktu yang akan kami informasikan melalui grup yang nanti akan kita buat,” ucap Ajat, biasa disapa.
Untuk itu, Ajat meminta kepada seluruh peserta karantina yang tertuang dalam surat keputusan PP LAZISNU nomor 236/SK-PP/Lazisnu/VIII/2019 untuk segera melengkapi berkas-berkas yang sudah diterjemahkan. Menurutnya, seluruh berkas peserta seperti paspor akan segera diproses bersama pihak Kementerian Agama Maroko.
Jika ada peserta yang ditunda keberangkatannya maka ada dua kemungkinan antara lain diganti oleh cadangan atau PBNU hanya mengirimkan peserta yang dianggap sesuai dengan ketentuan PBNU. Paling penting, kata alumnus Al-Azhar ini, calon mahasiswa yang diberikan beasiswa oleh PBNU memiliki kualitas yang baik.
“Jadi yang penting adalah kualitas peserta di karantina itu yang ditunjukan,” pungkasnya.
Seperti diketahui sejak tahun 2010 PBNU memfasilitasi kader-kader muda NU untuk belajar di luar negeri salah satunya di Maroko. Program studi yang akan ditempuh antara lain Islamic Studies. Prosesnya dilakukan PBNU secara terbuka. Nantinya, para mahasiswa ini diminta mengabdi untuk bangsa dan agama melalui PBNU.
Bahkan, untuk memperluas kerja sama antara PBNU dengan Pemerintah Maroko, PBNU akan memberikan beasiswa kepada pelajar di Maroko, mereka akan dibayai penuh belajar ilmu umum di kampus yang dinaungi oleh PBNU di Indonesia. [Abdul Rahman Ahdori/Abdullah Alawi]
Untuk melihat daftar nama peserta karantina PBNU ke Maroko, bisa dicek di bawah.
Pdf: