Nganjuk, NU Care
Sebagai upaya memberdayakan ekonomi umat dan mendorong kemandirian pelaku usaha mikro, NU Care-LAZISNU Jawa Timur bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU Nganjuk menyalurkan bantuan modal usaha bergulir kepada 10 mustahiq di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif zakat produktif yang bertujuan mengubah para penerima zakat (mustahiq) menjadi pemberi zakat (muzakki) melalui pemberdayaan ekonomi berbasis Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM).
"Kami mengucapkan terima kasih kepada LAZISNU PWNU Jatim yang telah mempercayakan LAZISNU Nganjuk sebagai penyalur modal bergulir. Semoga dengan adanya program ini, kualitas UMKM di Nganjuk semakin meningkat,” ujar Ketua LAZISNU PCNU Nganjuk, Moch Mashuri, Ahad (22/06/2025).
Mashuri menambahkan, tujuan dari program ini tidak hanya membantu ekonomi mustahiq dalam jangka pendek, tetapi juga membimbing mereka agar kelak mampu menjadi muzakki yang mandiri secara finansial dan aktif dalam berkontribusi sosial.
"Program ini menggunakan skema pengembalian modal secara ringan dan berkelanjutan. Para mustahiq diberikan bantuan modal Rp 1 juta dikembalikan melalui pola cicilan lunak yakni Rp 100 ribu per bulan selama 10 bulan. Dana pengembalian dari 10 mustahiq yang terkumpul akan berputar kembali dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat," jelas pria yang pernah aktif di PMII tersebut.
Terpisah, Sekretaris LAZISNU PWNU Jatim Moch Rofi’i Boenawi mengungkapkan bahwa program serupa telah sukses diterapkan di dua wilayah, yakni di Wonocolo, Surabaya, dan di Perumahan Griya Jetis Permai, Mojokerto.
Melihat kesuksesan tersebut, LAZISNU PWNU Jatim memperluas program ke tujuh LAZISNU Cabang berprestasi yang sebelumnya mendapat penghargaan di Rakorwil LAZISNU Jatim di Kota Batu.
"Di Mojokerto, kami menyalurkan Rp8 juta kepada delapan pelaku UMKM, seperti pedagang pracangan dan penjual makanan. Cicilannya hanya Rp100 ribu per bulan per orang, bahkan ditambah Rp200 ribu oleh pengurus NU setempat untuk membantu satu orang penerima tambahan," paparnya.
Yang menarik dari program ini, lanjut Rofii, adalah pendekatan spiritual yang disisipkan dalam mekanisme cicilan. "Setiap penerima manfaat diberikan dua kaleng: satu untuk cicilan harian sebesar Rp3.500 dan satu lagi untuk sedekah. Setiap pagi mereka diajak menabung sekaligus bersedekah," ungkapnya.
Program ini, imbuhnya, memiliki misi ganda yakni mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi dan menanamkan nilai-nilai keagamaan.
"Kita ingin masyarakat belajar menjadi munfiq (pemberi zakat dan sedekah), tidak hanya mustahiq (penerima). Ini bentuk edukasi spiritual dan sosial. Kita ajarkan bahwa bersedekah itu tidak membuat miskin, justru mengundang keberkahan," tuturnya.
Dengan semangat zakat yang terus bergulir, LAZISNU PWNU Jatim berharap bisa membantu mewujudkan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan.
"Ini bukan sekadar bantuan, tapi program pendidikan ekonomi dan spiritual berbasis zakat," pungkas Rofii.
Kontributor: Haafidh Nur Siddiq Yusuf
Editor: Kendi Setiawan