Jakarta, NU Care
Sejumlah 36 santri penerima program Beasiswa Santri Berprestasi dari LAZISNU dan Bank Mega Syariah melakukan kunjung ke Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada Jumat (7/07/2023). Para santri yang berasal dari 31 pesantren di berbagai daerah di Indonesia itu secara resmi dilepas untuk siap memasuki dunia perkuliahan di kampus pilihan masing-masing.
Kunjungan sekaligus pelepasan para penerima beasiswa itu dilakukan setelah lima hari melalui proses inkubasi, mulai tanggal 2 hingga 7 Juli 2023, di Pesantren Nur Medina, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU H Qohari Cholil menjelaskan bahwa program Beasiswa Santri Berprestasi merupakan bagian dari upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di lingkungan nahdliyin, yang salah satu caranya adalah dengan memberikan beasiswa.
“Program-program LAZISNU utamanya adalah peningkatan SDM, salah satu caranya dengan memberikan beasiswa,” jelas Qohari di sela menerima kunjungan para santri di lantai 5 Gedung PBNU.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa program penyaluran beasiswa itu dilakukan atas kerja sama LAZISNU dengan asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, dan didukung oleh Bank Mega Syariah.
“Implementasinya kami bekerja sama dengan lembaga di lingkungan NU, karena ini berkaitan dengan pesantren, maka program ini bekerja sama dengan RMI NU, dengan didukung penuh oleh Bank Mega Syariah,” kata Qohari.
Proses Seleksi dan Inkubasi
Pihaknya memaparkan proses penerimaan beasiswa ini berlangsung cukup panjang dengan berbagai tahap. Sebelum proses seleksi, para santri perlu mendapatkan rekomendasi dari masing-masing pondok pesantren. Kemudian LAZISNU dan RMI PBNU menyeleksi para calon penerima beasiswa itu sampai akhirnya mendapatkan 36 dari kuota 40 santri. Selanjutnya, para santri yang lolos seleksi dibekali pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan ke-NU-an. Termasuk pembekalan public speaking, penguasaan bahasa, karya tulis ilmiah, dan bidang lainnya yang dilakukan pada proses inkubasi.
“Kita tahu para (calon) mahasiswa ini akan menghadapi dunia baru yaitu dunia kampus, dunia kemahasiswaan yang berbeda dengan dunia sebelumnya, sehingga kita bekali supaya mereka tidak salah arah ketika memasuki ke dunia baru itu. Tentunya dunia intelektualitas, dunia yang sangat kritis, sehingga inilah nanti yang kita bekali selama 5 hari (inkubasi) menjadi bekal mereka,” papar Qohari.
Dirinya mengatakan, program beasiswa ini membebaskan masing-masing santri untuk memilih perguruan tinggi yang ingin dituju. Tidak ada pengkhususan perguruan tinggi mana yang dipilih.
“Jadi untuk perguruan tinggi, terserah adik-adik sekalian perguruan tinggi mana, kemarin tidak kita khususkan di perguruan tinggi umum atau teknokratik. Tapi ke depan, kita ingin fokuskan atau kita prioritaskan bagi anak-anak nahdliyin yang memang concern di bidang teknokratik, di antaranya bidang kedokteran, ekonomi, engineering,” ujar Qohari.
Program Inkubasi digelar LAZISNU dan RMI PBNU selama 5 hari di Pesantren Nur Medina, Tangerang Selatan. (Foto: NU Care/Zahra)
“Untuk sementara, saat ini perguruan tingginya kita serahkan kepada adik-adik sekalian. Campur, ada yang teknokratik, umum, agama. Tapi lebih banyak di sini bidang agama. Tentu ke depan kita geser ke teknokratik,” lanjut Wakil Ketua LAZISNU PBNU itu.
Kepada para santri penerima beasiswa itu, ia berpesan agar senantiasa menjaga akidah Aswaja An-Nahdliyah saat memasuki dunia baru di perguruan tinggi masing-masing. Sebab di dunia yang baru itu, para santri akan dihadapkan pada banyak mazhab dan aliran keagamaan.
Namun saat mampu berpegang teguh kepada akidah Aswaja An-Nahdliyah, mereka tidak akan terombang-ambing dengan berbagai paham baru yang tidak jelas. Inilah sebabnya, LAZISNU dan RMI PBNU mengadakan masa inkubasi atau pembekalan kepada para santri sebelum memasuki dunia perkuliahan.
“Adik-adik dibekali dengan peta di perguruan tinggi seperti apa. Jadi tidak ujug-ujug seperti masuk di hutan belantara. Adik-adik sudah dibekali dan insya Allah sudah punya wawasan tentang kampus atau dunia baru di perguruan tinggi,” pungkas Qohari.
Untuk diketahui, 36 santriwan dan santriwati penerima Beasiswa Santri Berprestasi tahun 2023 berasal dari 31 sejumlah pesantren di Pulau Jawa, Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB), Maros Sulawesi Selatan, Riau, Bangka, hingga Provinsi Aceh.
Mereka telah melalui proses yang panjang, mulai dari pendaftaran dan pengumpulan berkas administrasi pada 17-30 April 2023, seleksi administrasi pada 1-5 Mei 2023, tes wawancara pada 11-12 Mei 2023, hingga pengumuman penerima beasiswa pada 16 Mei 2023.
Para santri penerima beasiswa itu memilih berbagai kampus tujuan. Di antaranya Universitas Indonesia; Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir; UIN Walisongo, Semarang; Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten; UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta; Universitas Sebelas Maret, Surakarta; UIN Salatiga; Universitas Negeri Surabaya; UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang; UIN Sunan Gunung Djati, Bandung; UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta; Universitas Pamulang, Tangerang Selatan; Universitas Pasundan, Bandung; UIN SATU Tulungagung; dan STIS Ummul Ayman Pidie Jaya, Aceh.
Adapun daftar nama santriwan-santriwati penerima Beasiswa Santri Berprestasi, dapat dilihat pada tautan di bawah ini:
Daftar Nama Penerima Beasiswa Santri Berprestasi 2022/2023
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi/Wahyu Noerhadi
Sumber: NU Online