Semarang, NU Care
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Genuk Semarang Jawa Tengah telah melakukan berbagai kegiatan NU Peduli hingga membentuk gerakan kolaboratif dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam menghadapi bencana banjir.
Saat air yang menggenangi permukiman warga lebih dari biasanya. Tak hanya bantuan evakuasi yang dimotori oleh Banser Tanggap Bencana (Bagana), NU Peduli bahkan langsung dengan cepat terbentuk dan siap mendistribusikan bantuan.
Menurut pendataan cepat (rapid assesmet) di Kecamatan Gayamsari, air memasuki permukiman warga di Kelurahan Tambakrejo yang dihuni sekitar 3.700 KK atau sekitar 10.200 jiwa, Sawah Besar yang dihuni 3000 KK atau 6000 jiwa, Kaligawe 3.500 KK atau sekitar 10.968 jiwa, serta menggenangi sejumlah titik di kelurahan sekitarnya.
Sedangkan di Kecamatan Genuk, air masuk ke permukiman warga kelurahan Muktiharjo Lor yang terdiri dari 1.351 KK atau sekitar 4.275 jiwa. Adapun ketinggian air terdalam saat terjadi bencana pada kisaran 50-150 cm
Adapun di Kelurahan Genuksari terdapat 1.298 KK atau sekitar 2.588 jiwa, Gebangsari ada 260 KK atau sekitar 1.000 jiwa, Trimulyo ada 486 KK atau sekitar 1.756 jiwa, Terboyo Kulon ada 199 KK atau sekitar 630 jiwa, Terboyo Wetan ada 401 KK atau sekitar 501 jiwa, Karangroto ada 175 KK atau sekitar 380 jiwa, Muktiharjo Lor ada 250 KK atau sekitar 800 jiwa, dan sejumlah titik di kelurahan terdekat.
Pada beberapa kelurahan tersebut banjir menggenangi permukiman masyarakat dengan variasi ketinggian air mencapai 40-60 cm.
Ketua Tanfidziah MWCNU Kecamatan Genuk, KH Mohammad Sokhib mengungkapkan, NU harus hadir dalam situasi apapun.
Maka, rapat darurat menentukan Posko NU Peduli ditempatkan di masjid Baitul Muttaqin Genuksari karena dianggap sebagai lokasi paling strategis untuk menjangkau area terdampak banjir
"Dengan keadaan yang ada sekarang, MWCNU Genuk sangat butuh membuka posko peduli bencana banjir agar keberadaan NU dan banomnya di kecamatan Genuk sangat dirasa dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya wilayah yang terdampak banjir," katanya saat dihubungi, Sabtu (1/11/2025).
Mengiringi keputusan tersebut, donasi kemanusiaan segera dihimpun dari internal pengurus NU, badan otonom, sekolah atau madrasah, hingga pengusaha dan legislatif yang berlatar belakang kader NU. Hasilnya, tidak semua bisa membantu finansial.
Dengan demikian, kata Kiai Sokhib, maka NU Peduli mengikuti kesalehan kultur masyarakat dalam donasi kebencanaan. Yakni ada yang memberikan sejumlah nasi bungkus ke posko tanpa mengambil bahan makanan, dan ada pula yang mengambil bahan makanan untuk dimasak dan dikirim kembali ke posko dalam bentuk nasi bungkus.
Dengan pola tersebut, NU Peduli yang dikelola oleh MWCNU Kecamatan Genuk mampu melakukan penyaluran logistik berupa nasi bungkus.
Selain itu, juga mengirim makanan ringan dan minuman kesehatan untuk anak dan lansia. "Alhamdulilah, begitu mulai terkumpul bisa jadi modal awal untuk menggerakkan posko," tuturnya.
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

