Banyuwangi, NU Care
NU Care-LAZISNU Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berhasil menghimpun dana zakat infak dan sedekah (ZIS) senilai Rp1.374.199.000. Rinciannya adalah zakat maal Rp577.899.800 dan sedekah Rp796.289.300.
Selain uang, NU Care-LAZISNU Banyuwangi juga berhasil mengumpulkan zakat fitrah sebanyak 852,81 ton beras. Semua itu didapat melalui UPZIS (Unit Pengumpul Zakat, Infak, Sedekah) di 25 MWCNU (kecamatan) se-Kabupaten Banyuwangi.
“Alhamdulillah, bisa terkumpul lumayan banyak, semoga lancar,” ujar Ketua NU Care-LAZISNU Banyuwangi, Imron Rosyadi, Sabtu (30/05).
Imron menjelaskan, pihaknya memang menginstruksikan kepada seluruh UPZIS MWC (Majelis Wakil Cabang) NU untuk menarik zakat fitrah, zakat maal, dan sedekah. Setelah diadakan rekapitulasi, ternyata paling banyak mengumpulkan zakat fitrah adalah UPZIS MWCNU Cluring, yakni sebesar 108,355 ton beras. Sedangkan untuk zakat maal dan sedekah terbanyak digondol oleh UPZIS MWCNU Purwoharjo, yakni sebanyak Rp781.859.300, dengan rincian zakat maal Rp281.859.300 dan sedekah Rp500.000.000.
“Kami memberikan apresiasi kepada UPZIS yang paling banyak dapatnya. Semoga menjadi dorongan bagi yang lain,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa zakat fitrah, zakat maal, dan sedekah yang diperoleh tersebut sudah dibagikan kepada yang berhak di sekitar masing-masing MWCNU. Sebab, itu adalah amanah yang mesti ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Prinsipnya, lanjut dia, semakin cepat semakin baik sehingga cepat dimanfaatkan oleh penerima, sedangkan muzaki juga cepat mendapat pahala.
“Ya kita bagi ke masyarakat yang memang layak menerima, selesai sebelum Lebaran,” terangnya.
Dirinya mengatakan optimis potensi zakat fitrah, zakat maal, dan sedekah di Banyuwangi cukup besar jika memang dikelola dengan sungguh-sungguh. Ia juga yakin tahun depan NU Care-LAZISNU akan dapat lebih banyak lagi dibanding yang sekarang. Sebab penerapan status darutat Covid-19 juga berpengaruh terhadap perolehan zakat dan sedekah.
“Insya Allah kalau tidak ada Covid-19, lebih dari (jumlah) itu,” ungkapnya.
Imron menambahkan, banyak dan lancarnya pengumpulan zakat banyak tidak semata-mata ditentukan oleh kerajinan petugas UPZIS, tapi juga bergantung pada transparansi pengelolaan zakat itu sendiri. Oleh karena itu, pembagiannya dan siapa-siapa yang dapat harus transparan.
“Intinya pemasukan dan jumlahnya jelas, dan pembagiannya juga jelas, transparan, diketahui publik,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua NU Care-LAZISNU MWC Purwoharjo, H Tukul Widodo menyatakan siap untuk menarik zakat dan sedekah lebih banyak lagi. Sebab pada dasarnya, banyak orang yang ingin berzakat dan bersedekah cuma mereka butuh jemput bola.
“Ya kita harus pro aktif,” jelasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Sumber: NU Online