Jakarta, NU Care
Dalam semangat peringatan Hari Santri 2025, NU Care–LAZISNU kembali menguatkan langkah menebar kebermanfaatan bagi umat dengan menyalurkan 60 paket Mualaf Kit di Masjid Annahdlah, Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Selasa (11/11/2025).
Upaya ini sebagai realisasi mewujudkan mimpi sederhana namun bermakna dari para DKM Masjid Annahdlah, yakni mendukung para mualaf dalam perjalanan awal mereka menapaki dunia Islam.
Direktur Eksekutif NU Care–LAZISNU, Riri Khariroh, menjelaskan bahwa penyaluran ini merupakan bantuan jenis baru dalam penyaluran program LAZISNU, yang lahir dari kepekaan dan gagasan para penggerak masjid.
"NU Care-LAZISNU mengucapkan terima kasih atas permintaan Mualaf Kit. Ini adalah jenis bantuan pertama yang dilakukan oleh NU Care-LAZISNU. Kalau tidak ada ide dari Pak Syatiri, Ketau DKM, mungkin kami nggak kepikiran berikan bantuan ini. Bahwa ada kelompok mustahik yang butuh bantuan, yaitu mualaf duafa. Kami bersyukur dan berterima kasih atas saran ini,” tutur Riri.
Menurutnya, Mualaf Kit ini berisi perlengkapan ibadah dan buku tuntunan shalat untuk membantu para mualaf dalam mengenal dan menjalankan ajaran Islam.
"Harapannya, Mualaf Kit ini dapat memberikan kebahagiaan. Kalau selama ini, mualaf hanya mendapat sertifikat, tapi kali ini mualaf dapat cinderamata. Semoga diterima dengan baik," lanjutnya.
"Untuk saat ini, mungkin hanya ini yang dapat diberikan, namun ke depan dapat dikembangkan seperti layanan khitan untuk mualaf pria, atau bantuan modal usaha bagi mualaf duafa,” lanjut Riri yang menegaskan bahwa NU Care-LAZISNU berkomitmen untuk menghadirkan program yang lebih berkelanjutan.
Selain itu dia juga mengatakan perlu adanya pembinaan mualaf, seperti bimbingan lanjutan dari LDNU atau lembaga-lembaga lain di bawah NU.
"Ini bisa jadi bagian dari syiar NU kepada orang-orang yang ingin masuk Islam. Ini juga sejalan dengan pilar NU Care Damai untuk mensyiarkan Islam yang rahmatan lil alamin,” imbuhnya.
Ketua Panitia Hari Santri 2025, Wahyu Noerhadi, juga menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Santri yang dirancang untuk menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas.
"Ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian Hari Santri. Program ini memang tidak hanya menyasar santri, tapi juga masyarakat lain salah satunya mualaf. Semuanya dapat keberkahannya,” ungkapnya.
Wahyu menuturkan bahwa Mualaf Kit ini merupakan bentuk dukungan awal yang bersumber dari sedekah para donatur NU Care-LAZISNU.
"Ini adalah sedekah dari para donatur NU Care-LAZISNU, yang kami salurkan kepada para mualaf berupa cinderamata seperti buku tuntunan shalat dan perlengkapan shalat," kata dia.
"Selanjutnya, kami berharap program untuk mualaf ini berkembang. Misalnya, mualaf duafa akan diberdayakan dengan program UMKM, sedangkan bagi mualaf yang berkecukupan bisa menjadi muzakki LAZISNU untuk turut berbagi melalui zakat dan sedekah,” kata Wahyu.
Sementara itu, H Syatiri Ahmad, Ketua DKM Masjid An Nahdlah PBNU, menyampaikan rasa haru dan syukurnya atas bantuan yang selama ini diimpikan.
“Kami, seluruh DKM Masjid An Nahdlah, mengucapkan terima kasih. Keinginan kami akhirnya tercapai. Banyak mualaf yang ingin berikrar di PBNU, tempatnya para kiai dan ulama. Gus Ulil, Ketua PBNU, pernah berpesan jika tidak ada kiai yang mendampingi mualaf, maka DKM harus berperan,” tuturnya.
Syatiri bercerita bahwa banyak mualaf datang ke masjid tanpa memiliki perlengkapan ibadah sama sekali.
“Banyak mualaf yang belum punya perlengkapan ibadah. Saya pernah membawakan pakaian istri saya untuk mualaf karena mereka tidak punya. Banyak mualaf yang membutuhkan bimbingan, bahkan ada yang berasal dari luar negeri seperti Jerman dan Jepang. Kami bergembira karena NU Care-LAZISNU kini hadir memberi fasilitas ini,” ujarnya.
Syatiri juga berharap dukungan terhadap para mualaf tidak berhenti sampai di sini.
“Saya berharap NU Care-LAZISNU juga dapat memfasilitasi hal-hal lainnya, seperti bantuan khitan bagi para mualaf pria. Ini sangat penting bagi mereka yang baru masuk Islam,” tambah Syatiri.
Pewarta: Zahra
Editor: Kendi Setiawan

