Banyumas, NU Care
Seorang warga di Banyumas mewakafkan tanahnya kepada BHNU Banyumas. H Khusnan, yang juga seorang munfiq Koin NU, mengikrarkan wakaf tanah pada Jumat (20/04/2021) di KUA Kecamatan Purwokerto Barat, Jl. KS. Tubun Gang Anggur, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
H Khusnan mengatakan dirinya mewakafkan tanahnya untuk mengekalkan manfaat benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf fungsi sosial, yakni mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan syiar LAZISNU di segala aktivitas.
Penyerahan wakaf disampaikan kepada KH. Mukhlisin, selaku Ketua BHNU MWCNU Kecamatan Purwokerto Barat. Tanah tersebut dengan luas 504 meter persegi nantinya diperuntukkan untuk Pesantren Bani Rasul Gubug Sekuping, Bantarsoka, Purwokerto Barat.
Diketahui, pesantren tersebut berawal dari rintisan Paguyuban Santri dan Umum Pecinta Pondok Pesantren Bani Rasul Gubug Sekuping Bantarsoka di awal tahun 2017. Bahwa, para pecinta masyarakat umum bersama santri Pondok Pesantren, merintis TPQ, membangunkan Joglo Pangok TPQ, usaha Kopi Bani Rasul dengan penggalangan dana untuk pembelian tanah perluasan Pesantren.
"Dan alhamdulillah pada hari Jumat terlaksana rangkaian ikrar wakaf tanah tersebut berjalan lancar sukses dan membawa keberkahan keselamatan kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Acara ini dipimpin langsung oleh beliau Bapak Kepala KUA Kecamatan Purwokerto Barat," kata Ketua UPZISNU Purwokerto Barat, Djarmanto.
KH Zeinurrohman Al-Hafidz selalu Pengauh Pesantren Bani Rasul Gubug Sekuping Bantarsoka sangat bangga dengan semua aktivitas Pengurus Harian dan Pengurus Lapangan LAZISNU sebagai generasi muda NU yang terus bersinergi dengan berbagai pihak.
H Kusnan selaku pewakaf merupakan warga penduduk asli Jepara seperti Mbah KH Zeinurrohman Al-Hafidz dan sudah lama pindah ke Purwokerto Barat Banyumas. Mereka adalah para tokoh yang terus saling melengkapi saling membantu saling merawat pondok pesantren dan saling mendoakan kebaikan keduabelah keluarga.
Adapun Pesantren tersebut merupakan pesantren campuran dengan metodologi belajar gabungankan salaf dan khalaf. Walaupun menggunakan sorogan tetap menerapkan pelajaran modern terus berkelanjutan sampai 2021 seperti ceramah, diskusi, presentasi dan seringkali menggunakan teknologi IT dan medsos dalam prosesnya.
Pewarta: Kendi Setiawan