Dokumentasi: NU Care-LAZISNU | Pendistribusian daging di wilayah 3T dan minoritas muslim

Bagikan:  

Menjangkau Pelosok dan Minoritas Muslim, NU Care-LAZISNU Teguhkan Spirit Qurban yang Inklusif

By Kendi Setiawan

07/06/2025

66 kali dilihat

Jakarta, NU Care
Program Qurban Memberdayakan Tahun 1446 H, NU Care-LAZISNU menyalurkan hewan qurban ke berbagai wilayah terpencil (3T) serta komunitas minoritas Muslim di Indonesia.

Program ini tidak hanya dimaksudkan sebagai pelaksanaan ibadah qurban, tetapi juga sebagai upaya pemberdayaan ekonomi, ketahanan pangan, dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan lintas agama.

"Qurban bukan sekadar menjalankan syariat, tetapi juga harus berdampak luas, terutama dalam aspek ekonomi dan sosial," ujar H Moesafa, Sekretaris NU Care-LAZISNU PBNU, Sabtu (7/06/2025).

Ia menyampaikan dampak baik tersebut menjangkau peternak lokal, penyedia jasa transportasi, hingga pengrajin besek dan penjual daun.

Tahun ini, NU Care-LAZISNU memusatkan penyaluran hewan qurban ke sejumlah daerah 3T seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera.

"Fokus kami adalah menjangkau daerah-daerah yang jarang mendapat akses protein hewani, khususnya daging,” terang Qohari Kholil, Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU.

Di wilayah Aceh, LAZISNU PWNU Aceh melalui cabang-cabangnya mengoordinasikan pelaksanaan qurban secara gotong royong di berbagai masjid. Penyembelihan dilakukan pada 6–9 Juni 2025 dan diikuti dengan pembagian makanan khas daerah seperti kuah sie reuboh dan kuah beulangong.

Distribusi juga menjangkau wilayah pesantren dan dayah, seperti Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah di Sibreh Keumudee, Aceh Besar. Teuku Akmal, Ketua LAZISNU PWNU Aceh, menyampaikan tantangan distribusi di daerah tersebut, seperti sulitnya stok hewan ternak yang sesuai dan keterbatasan juru sembelih halal.

“Namun ini tidak mengurangi semangat kami untuk menghadirkan manfaat qurban ke masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya.

Di Kabupaten Sikka, NTT, sebanyak 5 ekor sapi dan 7 ekor kambing disembelih dan didistribusikan kepada 515 penerima manfaat. 

“Hewan qurban berasal dari peternak lokal. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter hewan dari Dinas Pertanian Kabupaten Sikka untuk memastikan kelayakan konsumsi,” jelas Aklamin, Sekretaris LAZISNU PCNU Sikka.

Sementara itu, di Kota Kupang, LAZISNU PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan penyembelihan qurban dan mendistribusikannya kepada dhuafa, baik Muslim maupun non-Muslim.

"Qurban juga menjadi sarana dakwah yang inklusif, menunjukkan kasih sayang kepada sesama, terutama di wilayah dengan komposisi Muslim minoritas,” kata Syarifuddin Amri, Direktur Eksekutif LAZISNU NTT. 

Amri juga berharap di kesempatan qurban tahun depan, daging qurban dapat turut disalurkan ke Dusun Boneana, sebuah kampung mualaf di

Kecamatan Kupang Barat, sebagai bagian dari penguatan spiritual dan solidaritas kemanusiaan.

Dari aspek kesehatan masyarakat, distribusi daging qurban juga memiliki nilai penting. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Ir Ahmad Syafiq, menyampaikan bahwa protein hewani dari daging qurban sangat dibutuhkan oleh kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. 

“Distribusi ke pelosok penting karena masyarakat di sana jarang mengonsumsi daging,” ujar Prof Syafiq.

Lebih lanjut, Syarifuddin, Direktur Program NU Care-LAZISNU menegaskan bahwa seluruh proses pemotongan hewan dilakukan sesuai syariat dan memperhatikan aspek kesehatan.

"Semua penyembelihan dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) yang melibatkan dokter hewan. Penanganan limbah juga menjadi perhatian penting agar tidak mencemari lingkungan," jelas Syarifuddin.

Pewarta: Zahra
Editor: Kendi Setiawan

Muslimat NU
Nusantara Berqurban
Hewan Qurban
NU Care-LAZISNU
Muslimat NU
Nusantara Berqurban
Hewan Qurban
NU Care-LAZISNU

Berita Lainnya