Jakarta, NU Care
Pengurus Cabang (PC) LAZISNU Sampang mendapatkan amanah dari LAZISNU PBNU untuk menyalurkan bantuan dana pendidikan kepada santri yatim dan difabel yang berada di daerah pelosok desa-desa di Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Ketua LAZISNU Sampang Zainuddin menyampaikan bahwa bantuan dana pendidikan tersebut merupakan kerja sama LAZISNU PBNU dengan platform crowdfunding Kitabisa.com.
“Untuk penyalurannya kami bekerja sama dengan masyarakat setempat yang membutuhkan (bantuan),” ucap Zainuddin dalam keterangan tertulis yang diterima NU Care, Kamis (8/09/2022).
Bantuan tersebut salah satunya diserahkan kepada santri penyandang difabilitas, Mastur yang berasal dari Desa Lepelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, pada Selasa (6/09/2022).
Zainuddin menyebut bantuan yang diserahkan senilai Rp8 juta, untuk kelangsungan pendidikan Mastur.
“Ia (Mastur) berhak mendapatkan bantuan itu, karena keinginan untuk belajarnya begitu besar, meski kondisinya terbatas, tidak sama seperti anak-anak pada umumnya. Kami serahkan langsung (bantuan) kepada Mastur, supaya dipergunakan untuk kelangsungan pendidikannya,” ujarnya.
Zainuddin menjelaskan, Mastur adalah seorang yatim. Ayahnya meninggal sejak ia masih berada di dalam kandungan, dan saat ini diasuh dan tinggal bersama pamannya.
Selain untuk Mastur, bantuan dana pendidikan juga disalurkan untuk sejumlah santri yatim lainnya di pelosok desa Kabupaten Sampang.
“Kami berikan juga bantuan pendidikan berupa uang sebesar 1-2 juta rupiah, khusus santri yatim di pelosok desa,” imbuh Zainuddin.
Bantuan tersebut, lanjutnya, untuk memberikan kesempatan agar para santri atau siswa yatim tidak putus sekolah karena alasan ekonomi. “Makanya kami sokong dan bantu untuk kelangsungan pendidikannya,” imbuhnya.
Ia menegaskan, bantuan dana pendidikan untuk siswa di desa akan terus dilakukan, dengan harapan agar mereka bisa melanjutkan sekolah sampai ke janjang yang lebih tinggi.
Selama ini, kata Zainuddin, siswa atau santri yatim yang tinggal di pelosok desa pendidikannya hanya selesai di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja.
“Kami salurkan bantuan program ini untuk mengatasi (problem) itu,” harapnya.
Ia juga berharap melalui program penyaluran bantuan tersebut dapat menggugah para dermawan untuk juga ikut membantu, terutama kepada siswa yatim dan penyandang difabilitas.
“Semoga bantuan seperti ini selalu ada bagi yang membutuhkan, sehingga semua bisa merasakan kebahagiaan,” harapnya.
Editor: Wahyu Noerhadi