Ketua LAZISNU Kabupaten Nganjuk Moch Masyhur, saat melakukan sosialisasi Gerakan Koin NU Peduli kepada masyarakat di Desa Senjayan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, Jumat (10/06/2022).

Bagikan:  

Ketua LAZISNU Nganjuk: Gerakan Koin NU Bisa Jadi Roda Penggerak Ekonomi Jamaah

By Noerhadi

12/06/2022

396 kali dilihat

Nganjuk, NU Care

Ketua LAZISNU Kabupaten Nganjuk Moch Masyhuri mengatakan, banyak orang yang tidak terlalu peduli terhadap uang receh karena akan dianggap kurang bermanfaat. Padahal, uang receh yang selama ini dianggap kecil justru bisa menjadi kekuatan potensial umat Islam.

Hal itu ia sampaikan saat sosialisasi Gerakan Koin NU Peduli kepada masyarakat Desa Senjayan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, pada Jumat (10/06/2022).

“Ketika berbelanja kita mungkin sering mendapatkan kembalian dalam bentuk uang receh. Banyak dari kita menganggap cukup ribet menyimpan uang tersebut. Nah, akan lebih baik jika disedekahkan melalui kaleng Gerakan Koin NU Peduli,” tutur Masyhuri, seperti diberitakan NU Online Jatim.

Menurut Kang Huri, sapaan akrabnya, untuk mencapai optimalisasi peran dan kekuatan gerakan sedekah uang receh atau Koin NU, maka pengurus LAZISNU di semua level perlu difungsikan dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya mengumpulkan, tapi juga mengelola, yang bahkan bisa menjadi roda penggerak ekonomi jamaah.

Hasil penghimpunan Koin NU tersebut disalurkan dalam banyak program, di antaranya memberikan bantuan tetap per bulan kepada yang membutuhkan, seperti bantuan kepada lansia dan bantuan biaya listrik bagi masjid dan musala.

Selain itu, dana dari Koin NU juga disalurkan dalam bentuk beasiswa kepada anak yatim, penghijauan lingkungan, dan perintisan usaha-usaha produktif yang bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang.

“Dari hasil kesadaran jamaah dan dikelola secara professional, output-nya akan menjadi sentral kekuatan umat Islam, baik ekonomi maupun  budaya,” sambung anggota DPRD Nganjuk itu.

Dia memaparkan, untuk memposisikan Gerakan Koin NU sebagai pusat kekuatan, maka pengelolaannya minimal harus mengacu pada dua hal. Pertama, manajemen keuangan Gerakan Koin NU Peduli harus dikelola secara modern dan profesional.

Kedua, program-program yang dirancang harus dikomunikasikan kepada  jamaah atau donatur bahkan kalau perlu pengurus LAZISNU meminta masukan dari masyarakat terkait penyusunan program. Hal tersebut, kata Kang Huri, berfungsi untuk memfasilitasi keinginan masyarakat, sehingga mereka merasa dilibatkan dalam pengelolaan Gerakan Koin NU Peduli.

“Standar dasar pengelolaan dana yang profesional adalah transparansi. Jadi keluar-masuknya uang bisa dipertanggungjawabkan, dan bisa diketahui publik baik secara konvensional atau melalui media sosial. Namun semuanya tetap harus melibatkan masyarakat agar semua merasa memiliki. Di situlah kunci keberhasilan,” pungkasnya.

Pewarta: Haafidh Nur SY
Editor: Romza/Wahyu Noerhadi

Gerakan Koin NU
Beasiswa
Anak Yatim
nahdliyin
Penghimpunan
Nganjuk
Kemandirian Ekonomi
Penyaluran Bantuan
Gerakan Koin NU
Beasiswa
Anak Yatim
nahdliyin
Penghimpunan
Nganjuk
Kemandirian Ekonomi
Penyaluran Bantuan

Berita Lainnya