Yogyakarta, NU Care
Guna membantu mengendalikan harga pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), LAZISNU DIY bersama Bank Indonesia (BI) menggulirkan program Budidaya Pangan Cabai di Pesantren se-DIY.
Ketua LAZISNU DIY Mambaul Bahri mengatakan, kegiatan pelatihan program budidaya pangan cabai bagi pondok pesantren ini merupakan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
“Hal ini (pelatihan) merupakan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, dan program ini hasil kerjasama antara Bank Indonesia dengan LAZISNU,” kata Mamba di sela Pelatihan yang digelar di Ponpes Assalafiyah, Mlangi, Sleman, pada Sabtu (10/9/2022).
Mamba menambahkan, nantinya bibit cabai yang dikemas dalam polybag akan dibagikan kepada 22 pesantren di DIY.
“Masing-masing setiap pesantren akan mendapatkan 100 bibit cabai dalam polybag, selain itu akan ada 1.560 bibit cabai untuk karyawan Bank Indonesia,” imbuhnya.
Program ini, lanjutnya, akan berlangsung selama 4 (empat) bulan, yang nantinya akan dinilai sesuai hasil panen cabai.
“Selain itu, kita juga sudah bekerja sama dengan pihak ketiga yang akan membeli hasil panen cabai tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris PWNU DIY Muhajir mengapresiasi adanya pelatihan tersebut, mengingat minimnya lokasi untuk bertani di wilayah DIY. “Melalui program ini, akan menjawab permasalahan minimnya lahan untuk bertani di DIY,” katanya.
Muhajir juga berharap, dengan adanya program pelatihan budidaya pangan cabai di pesantren dapat menambah pengetahuan para santri di bidang pertanian.
“Nantinya para santri tidak hanya cakap pada ilmu agama, tapi mereka juga menjadi penggerak masyarakat di bidang pertanian,” ujar Muhajir.
Pihak Bank Indonesia yang diwakili Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI DIY Harso Hutomo menyampaikan bahwa gerakan urban farming cabai yang dilakukan di pesantren-pesantren dapat menjadi percontohan.
“Dan dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar, sebagai salah satu bentuk pengendalian inflasi,” jelas Harso.
Dia berharap melalui kegiatan pelatihan dukungan terhadap pengendalian inflasi pangan dari seluruh stakeholders secara nyata dapat berdampak pada stabilisasi harga dan terkendalinya inflasi pangan di DIY.
“Termasuk di lingkungan pondok pesantren dan lingkungan masyarakat,” ucapnya.
Editor: Wahyu Noerhadi
Sumber: Bernas.id