Jakarta, NU Care
Gerakan filantropi warga NU (Nahdliyin) melalui Kotak Infak (Koin) bisa menjadi ciri yang melekat pada NU selain amaliyah (cara beribadah). Karena itu, gerakan Koin NU bisa terlaksana dengan baik demi kemaslahatan masyarakat.
Dewan Pengawas Syariah Pengurus Pusat (PP) NU Care-LAZISNU, KH Mujib Qulyubi, mengatakan hal itu saat mengisi Ngaji Filantropi LAZISNU Sedunia, Jumat (15/10/2021).
"Harakah (gerakan Koin NU) ini yang perlu dibangun melalui LAZISNU kepada jama'ah kita. Jangan puas apabila amaliyah NU sudah semarak dan maju, tetapi harakahnya nihil," kata Kiai Mujib.
Kiai Mujib mengatakan selama ini ada persoalan yang mendasar soal opini atau pandangan terhadap orang NU yakni sebatas amalan Nahdliyah. Seperti fasih melantunkan ‘Wallahul muwafiq ila aqwamith thoriq, setiap shalawatan membaca ‘Sayyidina’, azan khotibnya dua kali tiap Jumatan, atau tarawihnya 20 rakaat. "Itu sudah dianggap NU," ungkap Kiai Mujib.
Menurutnya, hal tersebut seperti mengandangkan NU di wilayah amaliah semata. Sedangkan, masih ada fikrah (pemikiran) dan harakah (gerakan) Nahdliyah. Dengan mengusung gerakan filantropi Koin NU yang diinisiasi oleh NU Care-LAZISNU, ia berharap gerakan tersebut dapat menguatkan NU di pilar harakah.
"Sebuah komunitas kalalu tidak ada gerakan ekonomi, gerakan pendidikan, gerakan kesehatan, tidak sempurna komunitas itu," paparnya.
Menjadi hamba yang dicintai Allah Swt, sambung Kiai Mujib, tidak cukup dengan menjadi penghafal Al-Qur’an, ahli ibadah, rajin puasa, dan melaksanakan tahajud setiap malam. Upaya tersebut tidak lengkap apabila belum memberikan manfaat bagi orang lain.
Kiai Mujib mengilustrasikan bagaimana Rasulullah Saw yang menjadi muslih. "Saya mengilustrasikan Nabi Muhammad sebelum menjadi nabi itu, menjadi orang shaleh. Tetapi begitu menjadi nabi, maka beliau itu muslih. Ini saya qiyas-kan, menjadi aktivis filantropi yang rajin dan aktif, saya kira akan memberikan manfaat bagi orang lain," terangnya.
Seperti diketahui, Koin NU merupakan gerakan kolektif yang dilakukan secara massif oleh seluruh Nahdliyin dengan memanfaatkan jaringan struktural yang ada. Jaringan struktur NU yang paling tepat menggerakkan Koin NU mulai dari Pusat sampai Ranting (desa).
Hasil yang terkumpul digunakan untuk kepentingan masyarakat seperti membangun gedung NU, untuk pendidikan, beasiswa di sekolah Ma'arif NU yang kurang mampu, untuk fakir miskin, dan yatim-piatu.
Pewarta: Kendi Setiawan