Cilacap, NU Care
Dari rawa-rawa hingga menembus pasar ekspor, begitulah perjalanan kelompok usaha Bumi Berkah Jaya yang beranggotakan para pengrajin di Desa Getasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap.
Didirikan pada 2020 kelompok binaan NU Care-LAZISNU Cilacap ini mengolah bahan-bahan alami seperti eceng gondok, mendong, kegebok pisang, kertas, hingga bambu menjadi aneka kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi.
"Usaha kami, kami namakan ini Bumi Berkah Jaya. Eceng gondok biasanya kami dapatkan dari pengrajin sekitar yang mencarinya di rawa atau sungai. Setelah dijemur dan dikeringkan, bahan itu kami beli, lalu kami olah menjadi berbagai produk seperti tempat tisu, cover pot bunga, atau wadah serbaguna tempat menaruh buku,” tutur Fatoni, penggerak kelompok tersebut dalam tayangan di akun YouTube NU Care-LAZISNU Cilacap.
Selain eceng gondok, Berkah Bumi Jaya juga memanfaatkan kertas daur ulang yang dibuat menjadi berbagai produk kerajinan. “Kualitasnya sudah sampai luar negeri, Amerik. Ada orang luar yang tahu, barangnya ternyata sudah ekspor,” kata Fatoni.
Bahan mendong juga menjadi andalan. Meski kini mulai langka di Cilacap, pasokan diperoleh dari luar daerah seperti Jawa Timur, Sleman, dan Tasikmalaya. Dari mendong itu, para pengrajin membuat tali dan aneka kerajinan lainnya.
Sementara dengan bahan dari bambu, mereka menghasilkan produk dekorasi rumah seperti tokning semacam keranjag, wadah bunga atau hiasan yang khas.
Jumlah anggota yang terlibat dalam kerajinan ini terus berkembang. Sejak 2020 sampai sekarang, sudah ada ratusan pengrajin dari berbagai kecamatan, bahkan luar Cilacap seperti Banyumas, Kebumen. Jumlahnya mungkin sudah lebih dari 500 orang.
Produk Berkah Bumi Jaya dipasarkan secara offline maupun online. Untuk skala besar, mereka bekerja sama dengan perusahaan eksportir. “Kalau ada pesanan besar, kami produksi sesuai order. Jadi sistemnya bermitra dengan perusahaan yang mengurus ekspor,” tambahnya.
Bagi para ibu rumah tangga, kerajinan ini membawa dampak nyata. Seorang anggota, Novi mengaku awalnya ingin belajar rajut namun berbayar. Tetapi ia akhirnya menemukan pelatihan gratis di Berkah Bumi Jaya bahkan mendapat upah. “Senang sekali, lumayan bisa membantu ekonomi, bisa buat beli jajan anak,” ujarnya
Novi menceritakan ia menyukai membuat produk berupa tas. “Motifnya unik, pengerjaannya mudah, tangan juga tidak kotor. Itu yang paling saya suka,” katanya sambil tersenyum.
Usaha ini diharapkan bisa terus berlanjut dan berkembang. “Harapannya kerajinan ini bisa menumbuhkan lapangan pekerjaan, membantu ekonomi masyarakat, terutama ibu-ibu biar ikut bekerja lagi,” pungkasnya.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Wahyu Noerhadi