Islam memiliki dua Hari Raya besar, yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Walaupun waktu antara keduanya tak terpaut jauh, masing-masing memiliki keutamaan yang berbeda. Hari Raya Idul Fitri ditandai dengan saling berkunjung ke rumah sanak saudara untuk bermaaf-maafan, sementara Hari Raya Idul Adha bisa kita tandai dengan prosesi penyembelihan hewan qurban.
Adapun beberapa amalan yang dianjurkan di Hari Raya Idul Adha, antara lain:
1. Mengumandangkan Takbir
Terlepas dari budaya di setiap daerah, Takbiran pada Hari Raya Idul Adha adalah sesuatu yang disyariatkan oleh agama. Takbir yang dikumandangkan adalah Takbir Mursal dan Takbir Muqayyad. Walaupun tidak ada perbedaan lafadz, namun ada perbedaan waktu membacanya.
Takbir Mursal Idul Adha dibaca setelah matahari terbenam pada 9 Dzulhijjah hingga menjelang Sholat Ied di tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan Takbir Muqayyad mulai dibaca ketika Subuh di tanggal 10 Dzulhijjah hingga setelah Ashar pada akhir hari Tasyrik atau 13 Dzulhijjah.
2. Tidak Makan sebelum Salat Idul Adha
عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع
“Diriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah tidak keluar untuk (shalat) Idul Fitri sampai selesai makan (terlebih dahulu), dan beliau tidak makan ketika hari raya qurban sampai (selesai shalat) sehingga baru pulang (untuk makan).” (HR. Ibn Majah)
Berdasarkan hadis di atas, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibn Majah, Nabi tidak pernah makan sebelum salat Idul Adha usai. Hal ini dimaksudkan agar dapat lebih menikmati hidangan hewan qurban yang akan disembelih setelah salat Idul Adha.
3. Tidak Potong Kuku dan Potong Rambut sebelum Penyembelihan
“Diriwayatkan dari Ummi Salamah bahwa Nabi Saw bersabda: siapa saja yang memiliki hewan untuk dijadikan hewan qurban, maka ketika sudah tiba bulan DzulHijjah tidak boleh memotong apapun dari rambut dan kukunya sampai (selesai) menyembelih.” (HR. Muslim)
Menurut hadis di atas, pequrban dianjurkan untuk tidak potong kuku dan potong rambut hingga selesai penyembelihan.
4. Memakai Pakaian Terbaik dan Berhias
Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan, "Kami diperintahkan oleh Rasulullah Saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang qurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan, dan kekhidmatan." (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256)
Seluruh umat Islam diajurkan untuk mandi, berhias, dan memakai pakaian yang terbaik di Hari Raya Idul Adha. Ada juga sebagian ulama menganjurkan untuk memakai pakaian yang putih dan memakai serban bagi laki-laki dan baju sederhana untuk perempuan demi menghindari taarruj.
5. Berangkat dan Pulang Melewati Jalan yang Berbeda
"Nabi Saw mendatangi shalat Ied berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi." (HR. Ibnu Majah)
Berhubung masa pandemi Covid-19 sudah berlalu, sunnah ini dapat dilakukan dengan aman. Jadi, dianjurkan untuk melaksanakan Sholat Ied dan disunnahkan untuk melewati jalur yang berbeda saat berangkat dan pulang dari shalat Ied. Tujuannya agar lebih banyak bertemu dengan tetangga untuk menyambung silaturahmi dan menjadi saksi kita dalam beribadah.
Semoga kita dapat menyempurnakan sunnah-sunnah di Hari Raya Idul Adha nanti. Bagi #SahabatPeduli yang mampu dan ingin menunaikan ibadah qurbannya, bisa melalui LAZISNU PBNU di laman nucare.id/qurban
Sumber: NU Online