Jakarta, NU Care
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, terdapat penambahan korban jiwa yang berhasil ditemukan akibat gempa bumi Cianjur, Senin (21/11/2022). Hingga Rabu (23/11/2022) malam, sudah ada 271 jenazah yang teridentifikasi, sementara 40 orang masih dinyatakan hilang. Data itu dihimpun dari Puskesmas dan rumah sakit di Cianjur.
Dari ratusan warga yang meninggal, empat di antaranya adalah santri Pondok Pesantren Daar El Falah Manbaussa'adah Kampung Babakan, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. Keempatnya adalah Husnul Yakin (23), Faiz Nur Fahmi (14), dan Wildan (18) dan Puput (22).
"Keempatnya tengah beristirahat di Asrama Pesantren saat peristiwa gempa bumi dan tidak berhasil menyelamatkan diri hingga tertimpa bangunan yang runtuh," kata Pengasuh Pesantren Ustadz Fardan Abdul Basith Kamis (24/11/2022) dikutip dari NU Online.
Ia menceritakan kronologi terjadinya gempa yang menimpa bangunan pesantren dan menewaskan sejumlah santri, cucu pengasuh Pesantren Manbaussa'adah dan dua orang lainnya.
"Senin sekitar pukul 13.00 terjadi gempa besar. Tiba-tiba rumah bergetar dengan kencang dan goncangan gempa sangat besar sekali kami rasakan. Mungkin sekitar 10 sampai 20 detik disusul dengan gempa cenderung kecil, bahkan sampai tadi shalat maghrib gempa susulan masih saya rasakan," terangnya.
"Kondisi para santri waktu itu sedang istirahat di Asrama mau ngaji sore tertimpa reruntuhan bangunan asrama. Ada tiga santri dari putra dan satu santri putri," ujarnya.
Jenazah empat orang santri yang meninggal dunia sudah dipulasarai dan dishalatkan di Posko PCNU Kabupaten Cianjur. Mereka lalu dipulangkan ke rumah masing-masing.
Selain itu terdapat juga empat santri yang mengalami luka-luka, yakni Muamarudin bin Abdulloh (27), M Faqih bin Tarso (12), M Farid Bin Abdul Muhit (14) dan Bunyanudin Bin Poniman (22).
Lokasi asrama putra di lantai 2 hancur lebur. Asrama dan majelis tempat mengaji putri juga hancur.
Selain bangunan asrama yang roboh, terang Ustadz Fardan, bangunan rumah para pengasuh pondok sebanyak 12 unit rumah ikut hancur lebur rata dengan tanah.
Muamarudin (27) seorang santri menceritakan sebelum gempa di Cianjur kondisi cuaca terasa panas. Tiba-tiba terjadi guncangan yang menyebabkan bangunan pondok dua lantai ambruk. Pria ini sempat berlari keluar namun tertimpa beton hingga terluka.
"Ketika ada guncangan langsung lari keluar. Saya hanya luka ringan tertimpa puing. Tapi tiga teman saya, tinggalnya tidak jauh dari pondokan saya tewas," tuturnya.
Editor: Kendi Setiawan