Pukul tiga dini hari di Senin yang dingin, sederet langkah kaki dan uapan kecil menjadi tanda awal putaran kehidupan di Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan. Santri-santri yang masih belasan tahun itu harus memaksakan dirinya untuk sahur dan menunaikan Senin dengan puasa. Suapan demi suapan dihabiskan para santri dengan rasa kantuk yang belum tuntas.
Jama’ah Tahajjud, membaca puji-pujian sembari menunggu shalat Subuh, kemudian bersekolah dan beberapa kegiatan lain telah menunggu para santri kecil calon ulama ini, sampai gelap kembali di malam nanti.
Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences adalah pesantren ilmu hadis pertama di Indonesia, yang didirikan oleh Alm. KH. Ali Mustafa Yaqub untuk mencetak kader-kader ulama di masa depan.
Sudah 22 tahun, di tengah kota metropolitan yang sibuk, Darus-Sunnah berjibaku mengembangkan sebuah sistem pembelajaran pesantren yang akademis berikut budaya belajar yang kolaboratif, intens dan berkarakter.
Mengaji, sekolah adalah rutinitas yang berusaha ditanamkan ke diri santri sejak awal. Darus-Sunnah adalah iklim dan ruang budaya yang diciptakan untuk melahirkan ulama-ulama masa depan yang progresif, nasionalis dan mengakrabi perubahan.
Hari ini, tercatat setidaknya 450-an santri tengah belajar di Darus-Sunnah. 200 di antaranya duduk di tingkat Ma’had Dawli (setara perguruan tinggi), dan sisanya duduk di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah (Madrasah Darus-Sunnah). Seluruhnya tinggal di lingkungan asrama Pesantren Darus-Sunnah.
Setiap tahunnya, Darus-Sunnah membatasi jumlah peserta didik karena alasan infrastuktur yang sangat terbatas. Karena alasan itu pula, Madrasah Darus-Sunnah setingkat Tsanawiyah dan Aliyah sementara hanya menerima peserta didik laki-laki.
Untuk memperluas jangkauan khidmah Darus-Sunnah di dunia pendidikan dan menambah jumlah peserta didik, di penghujung tahun 2019, Darus-Sunnah mencoba membebaskan lahan seluas 500 M2 dengan total dana yang dibutuhkan sebesar Rp 2.500.000.000,- dengan estimasi harga 5.000.000/M2.
Untuk itu, Darus-Sunnah membuka kesempatan bagi saudara semua untuk turut terlibat dalam proses perluasan Pesantren dengan skema wakaf kolektif.
Setidaknya ada lima alasan utama mengapa saudara-saudara ikut wakaf untuk Pesantren Darus-Sunnah;
1. Pesantren pertama di Indonesia yang fokus pada bidang kajian Hadis dan Ilmu Hadis.
2. Berkomitmen tinggi dalam mengader ulama-ulama muda.
3. Memiliki komitmen tinggi dalam upaya memperkokoh NKRI, khususnya dari aspek sosial kemasyarakatan.
4. Menjaga dan menyelamatkan moralitas generasi bangsa Indonesia.
5. Pengelolaan lembaga pendidikan yang professional, transparan dan akuntabel.
Mari sama-sama terlibat aktif untuk menciptakan generasi khadim-khadim Nabi di masa depan yang teguh merawat corak keberislaman yang sejuk, teduh, dan berorientasi kebangsaan!
Yuk, wakaf untuk Darus-Sunnah, Pesantren Hadis Pertama di Indonesia, dengan cara:
Kebutuhan Dana 1.000.000.000
Dana Terkumpul 100.192.934
Donatur
4 Hari lagi
Pukul tiga dini hari di Senin yang dingin, sederet langkah kaki dan uapan kecil menjadi tanda awal putaran kehidupan di Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan. Santri-santri yang masih belasan tahun itu harus memaksakan dirinya untuk sahur dan menunaikan Senin dengan puasa. Suapan demi suapan dihabiskan para santri dengan rasa kantuk yang belum tuntas.
Jama’ah Tahajjud, membaca puji-pujian sembari menunggu shalat Subuh, kemudian bersekolah dan beberapa kegiatan lain telah menunggu para santri kecil calon ulama ini, sampai gelap kembali di malam nanti.
Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences adalah pesantren ilmu hadis pertama di Indonesia, yang didirikan oleh Alm. KH. Ali Mustafa Yaqub untuk mencetak kader-kader ulama di masa depan.
Sudah 22 tahun, di tengah kota metropolitan yang sibuk, Darus-Sunnah berjibaku mengembangkan sebuah sistem pembelajaran pesantren yang akademis berikut budaya belajar yang kolaboratif, intens dan berkarakter.
Mengaji, sekolah adalah rutinitas yang berusaha ditanamkan ke diri santri sejak awal. Darus-Sunnah adalah iklim dan ruang budaya yang diciptakan untuk melahirkan ulama-ulama masa depan yang progresif, nasionalis dan mengakrabi perubahan.
Hari ini, tercatat setidaknya 450-an santri tengah belajar di Darus-Sunnah. 200 di antaranya duduk di tingkat Ma’had Dawli (setara perguruan tinggi), dan sisanya duduk di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah (Madrasah Darus-Sunnah). Seluruhnya tinggal di lingkungan asrama Pesantren Darus-Sunnah.
Setiap tahunnya, Darus-Sunnah membatasi jumlah peserta didik karena alasan infrastuktur yang sangat terbatas. Karena alasan itu pula, Madrasah Darus-Sunnah setingkat Tsanawiyah dan Aliyah sementara hanya menerima peserta didik laki-laki.
Untuk memperluas jangkauan khidmah Darus-Sunnah di dunia pendidikan dan menambah jumlah peserta didik, di penghujung tahun 2019, Darus-Sunnah mencoba membebaskan lahan seluas 500 M2 dengan total dana yang dibutuhkan sebesar Rp 2.500.000.000,- dengan estimasi harga 5.000.000/M2.
Untuk itu, Darus-Sunnah membuka kesempatan bagi saudara semua untuk turut terlibat dalam proses perluasan Pesantren dengan skema wakaf kolektif.
Setidaknya ada lima alasan utama mengapa saudara-saudara ikut wakaf untuk Pesantren Darus-Sunnah;
1. Pesantren pertama di Indonesia yang fokus pada bidang kajian Hadis dan Ilmu Hadis.
2. Berkomitmen tinggi dalam mengader ulama-ulama muda.
3. Memiliki komitmen tinggi dalam upaya memperkokoh NKRI, khususnya dari aspek sosial kemasyarakatan.
4. Menjaga dan menyelamatkan moralitas generasi bangsa Indonesia.
5. Pengelolaan lembaga pendidikan yang professional, transparan dan akuntabel.
Mari sama-sama terlibat aktif untuk menciptakan generasi khadim-khadim Nabi di masa depan yang teguh merawat corak keberislaman yang sejuk, teduh, dan berorientasi kebangsaan!
Yuk, wakaf untuk Darus-Sunnah, Pesantren Hadis Pertama di Indonesia, dengan cara:
26/08/2024
Jakarta, NU Care
NU Care-LAZISNU PBNU kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan dan kemajuan pendidikan pesantren, dengan bantuan dana kepada Pesantren Hadis Darus-Sunnah.
Acara penyerahan bantuan ini berlangsung di Kantor Yayasan Pesantren Hadis Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (21/08/2024).
"Penyerahan bantuan ini adalah tahap ketiga yang diberikan kepada Pesantren Hadis Darus-Sunnah. Nilai bantuan sebesar Rp38.000.000," kata Wakil Direktur NU Care-LAZINU Bidang IT, Humas, dan Fundraising Anik Rifqoh, Sabtu (24/08/2024).
Anik menjelaskan bahwa dana yang disalurkan tersebut adalah hasil penggalangan yang dilakukan melalui laman crowdfunding nucare.id. Alokasi dana tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan Pesantren Darus-Sunnah.
Sebagai informasi, ada sekitar 450 santri tengah belajar di Darus-Sunnah. 200 di antaranya duduk di tingkat ma’had dawli (setara perguruan tinggi), dan sisanya duduk di tingkat tsanawiyah dan aliyah (Madrasah Darus-Sunnah). Seluruhnya tinggal di lingkungan asrama Pesantren Darus-Sunnah.
Setiap tahunnya, Darus-Sunnah membatasi jumlah peserta didik karena alasan infrastuktur yang sangat terbatas. Karena alasan itu pula, Madrasah Darus-Sunnah setingkat tsanawiyah dan aliyah sementara hanya menerima peserta didik laki-laki.
Pihak Darus-Sunnah mencoba membebaskan lahan seluas 500 meter persegi dengan total dana yang dibutuhkan sebesar Rp2,5 miliar dengan estimasi harga Rp5 juta per meter.
“Bantuan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan NU Care-LAZISNU dalam mendukung pendidikan pesantren di seluruh Indonesia. Mereka berharap bantuan ini dapat membantu Pesantren Hadis Darus-Sunnah dalam mengembangkan fasilitas dan program-program pendidikan yang berkualitas,” kata Anik.
Pesantren Hadits Darus-Sunnah dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang memiliki komitmen tinggi terhadap pengajaran dan pengamalan ajaran Islam, khususnya bidang hadis.
“Dengan adanya bantuan ini, diharapkan pesantren tersebut dapat lebih optimal dalam melaksanakan tugasnya dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” tegasnya.
Bantuan tersebut diterima perwakilan Yayasan Pesantren Hadis Darus-Sunnah, Ahmad Makmun. Ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada NU Care-LAZISNU yang telah menjadi penyambung para donator dengan Darus-Sunnah.
“Bantuan ini sangat berarti bagi pesantren, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas pesantren. Kami berkomitmen untuk menggunakan dana ini dengan sebaik-baiknya demi kemajuan pesantren dan kesejahteraan santri,” ujar Makmun.
Pesantren Darus-Sunnah atau Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences terletak di Ciputat, Tangerang Selatan adalah pesantren ilmu hadis pertama di Indonesia. Pesantren ini didirikan oleh KH Ali Mustafa Yaqub untuk mencetak kader-kader ulama di masa depan.
Tulisan ini telah ditayangkan di NU Online.
23/06/2021
Selasa (22/06/2021) sore, Muhammad Lutfi Azizi (26), salah seorang Pengurus Pesantren Darus-Sunnah Ciputat, Tangerang Selatan, berkunjung ke kantor NU Care-LAZISNU di Jakarta.
Adapun kunjungan Lutfi ke NU Care-LAZISNU dalam rangka serah-terima bantuan tahap kedua, untuk pembebasan lahan 500 meter persegi, bagi penambahan/perluasan bangunan Pesantren Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences, yang merupakan pesantren ilmu hadis pertama di Indonesia, yang didirikan oleh Almarhum KH Ali Mustafa Yaqub.
Lutfi menuturkan dana yang sudah terhimpun, baik yang digalang melalui halaman campaign ini maupun yang dihimpun melalui jaringan alumni Pesantren, akan digunakan untuk setoran terakhir pelunasan lahan.
Karena, menurutnya, dengan jumlah santri yang terus bertambah tiap tahunnya, maka Pesantren membutuhkan perluasan bangunan.
“Saat ini, Pesantren Darus-Sunnah menampung sekitar 500 santri dari tingkat Tsanawiyah, Aliyah, dan Mahasantri di tingkat Perguruan Tinggi,” ucap Lutfi, yang juga alumnus Dirasat Islamiyah UIN Jakarta.
Saat ini pula, Madrasah Darus-Sunnah setingkat Tsanawiyah dan Aliyah sementara hanya menerima peserta didik laki-laki (santriwan), maka dengan dibangunnya gedung baru, Pesantren nantinya dapat menerima santriwati.
“Lahan seluas 500 meter persegi itu nantinya akan digunakan untuk pembangunan pondok santri putri tingkat Tsanawiyah, yang dapat menampung 100 santriwati,” ungkapnya.
Di atas tanah itu, akan dibuat bangunan tiga lantai dengan sembilan ruangan untuk santriwati, dengan biaya pembangunan ditaksir mencapai Rp6 miliar.
Pihaknya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh donatur pada halaman galang dana ini, atas donasinya, wakaf untuk pembebasan lahan yang nantinya akan dibangun Pondok Putri Darus-Sunnah.
Semoga wakaf dari saudara semua jadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir hingga nanti. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin…
03/10/2020
Sabtu, 3 Oktober 2020, NU Care-LAZISNU salurkan bantuan tahap pertama untuk campaign Wakaf untuk Pesantren Hadis Pertama di Indonesia. Donasi sejumlah Rp. 30.000.000,- (Tiga puluh juta rupiah) disalurkan langsung oleh Direktur NU Care-LAZISNU, Abdur Rouf kepada Pengurus Pondok Pesantren Darus Sunnah yang berlokasi di Ciputat.
Abdur Rouf menyampaikan bahwa kampanye ini masih terus berlanjut hingga tahun depan sehingga harapannya masyarakat luas memiliki kesempatan untuk ikut berwakaf.
"Kami, NU Care-LAZISNU masih terus mengampanyekan program ini, tujuannya agar orang-orang yang mau ikut berwakaf dapat dengan mudah menyalurkan wakafnya. Di sisi lain, untuk terus membantu dan mengembangkan pesantren hadis pertama yang berada di Indonesia ini," ujar Rouf.
Mari terus salurkan donasi anda untuk Wakaf Pesantren Hadis Pertama di Indonesia.