Keterbatasan Sarana Belajar, Mari Bantu Ahmad dan Santri Yatim Lainnya!

Category Pendidikan
KABUPATEN SAMPANG
NU Care-LAZISNU Sampang

Terkumpul

25.890.606

Dana Dibutuhkan

100.000.000

Open Goal
0 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

Semenjak usianya baru 5 tahun, Ahmad Ali Zamzami Samsi terpaksa menjadi seorang yatim karena sang ayah, Nur Samsi yang berprofesi sebagai tukang pijat, mengidap penyakit stroke dan meninggal dunia. Kini usia Ahmad sudah 14 tahun, dan tengah menimba ilmu dengan menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Gersempal, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang bersama 3.000 santri lainnya.

Ahmad Ali sedang membaca Al Qur'an

Ahmad merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ibunya, Siti Nadofah (41) harus berjuang sendiri untuk menghidupi lima buah hatinya dengan menjajakan makanan ringan di warung dekat rumahnya. Tiap harinya, penghasilan sang ibu hanya berkisar Rp 15.000. Tentu itu sama sekali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya bersama anak-anaknya. Namun, di tengah keterbatasannya, ada mimpi seorang Ibu yang menginginkan anaknya dapat menjadi seorang ustad, sehingga ilmunya dapat bermanfaat dunia-akhirat.

“Kata Ibu, Ibu pengen aku jadi ustad, agar bisa berguna membagikan ilmu buat orang lain, baik dunia maupun akhirat,” ucap Ahmad, saat Tim NU Care-LAZISNU Sampang mengunjunginya, pada 13 Maret 2021.

Namun saat sedang ditemui, beberapa kali Ahmad melirik teman-temannya yang sedang dijenguk oleh keluarganya. Terlihat matanya mulai berkaca-kaca dan meneteskan airmata.

“Aku pengen kayak temen-temen, Pak. Bisa dijenguk sama orangtuanya lengkap. Ada bapak, ada ibu, bawa makanan, dan bisa makan bareng. Tapi itu udah nggak mungkin, ‘kan Bapak udah nggak ada,” jelasnya, dengan sesenggukkan.

Tak hanya rindu dengan sang ayah, Ahmad juga terkadang merasa kasihan dengan ibunya yang harus menanggung hidup kelima anaknya seorang diri, membiayai keperluan sekolah.

Ahmad, yang bertempat tinggal di Jl Gatot Koco, Desa Kolpajung, Pamekasan, Madura, Jawa Timur ini pun tidak hanya terbiasa menahan lapar, tetapi juga terpaksa meminjam alat-alat belajar seperti kitab dan lainnya kepada temannya. Sebab, ia tak bisa membelinya.

“Kalau untuk belajar sih, selama ini saya pinjam ke temen sekamar, Pak. Ya, itu pun kalau kitab dan yang lainnya tidak sedang dipakai. Kalau sedang dipakai, ya saya harus menunggu,” kata Ahmad.

Ahmad adalah salah satu santri yatim duafa yang perlu kita bantu. Di luar sana, masih banyak Ahmad-Ahmad lainnya yang memerlukan uluran tangan kita dalam mencapai cita-citanya.

Untuk itu, NU Care-LAZISNU Sampang mengajak seluruh masyarakat untuk membantu para santri yatim duafa yang tersebar di berbagai pondok pesantren di Sampang, di antaranya di Pondok Pesantren Paramian Kecamatan Sreseh, dan Pondok Pesantren Miftahul Ulum, di Kecamatan Robatal. Kita dapat membantu mereka dan menyalurkan bantuan, dalam bentuk:

  1. Bantuan Biaya Pendidikan
  2. Bantuan Sembako
  3. Santunan (uang saku)
  4. Belanja Kitab

Mari bersama bantu Ahmad dan santri yatim duafa lainnya, agar dapat tumbuh dan belajar dengan baik. Caranya:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

    Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Sampang
    Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi
Penggalangan dana dimulai 5 October 2021 oleh:
NU Care-LAZISNU Sampang
Akun Terverifikasi

Total
20 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Keterbatasan Sarana Belajar, Mari Bantu Ahmad dan Santri Yatim Lainnya!

Keterbatasan Sarana Belajar, Mari Bantu Ahmad dan Santri Yatim Lainnya!

Kebutuhan Dana 100.000.000

Dana Terkumpul 25.890.606

Donatur

0 Hari lagi

NU Care-LAZISNU Sampang

Akun Terverifikasi

Deskripsi

Semenjak usianya baru 5 tahun, Ahmad Ali Zamzami Samsi terpaksa menjadi seorang yatim karena sang ayah, Nur Samsi yang berprofesi sebagai tukang pijat, mengidap penyakit stroke dan meninggal dunia. Kini usia Ahmad sudah 14 tahun, dan tengah menimba ilmu dengan menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Gersempal, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang bersama 3.000 santri lainnya.

Ahmad Ali sedang membaca Al Qur'an

Ahmad merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ibunya, Siti Nadofah (41) harus berjuang sendiri untuk menghidupi lima buah hatinya dengan menjajakan makanan ringan di warung dekat rumahnya. Tiap harinya, penghasilan sang ibu hanya berkisar Rp 15.000. Tentu itu sama sekali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya bersama anak-anaknya. Namun, di tengah keterbatasannya, ada mimpi seorang Ibu yang menginginkan anaknya dapat menjadi seorang ustad, sehingga ilmunya dapat bermanfaat dunia-akhirat.

“Kata Ibu, Ibu pengen aku jadi ustad, agar bisa berguna membagikan ilmu buat orang lain, baik dunia maupun akhirat,” ucap Ahmad, saat Tim NU Care-LAZISNU Sampang mengunjunginya, pada 13 Maret 2021.

Namun saat sedang ditemui, beberapa kali Ahmad melirik teman-temannya yang sedang dijenguk oleh keluarganya. Terlihat matanya mulai berkaca-kaca dan meneteskan airmata.

“Aku pengen kayak temen-temen, Pak. Bisa dijenguk sama orangtuanya lengkap. Ada bapak, ada ibu, bawa makanan, dan bisa makan bareng. Tapi itu udah nggak mungkin, ‘kan Bapak udah nggak ada,” jelasnya, dengan sesenggukkan.

Tak hanya rindu dengan sang ayah, Ahmad juga terkadang merasa kasihan dengan ibunya yang harus menanggung hidup kelima anaknya seorang diri, membiayai keperluan sekolah.

Ahmad, yang bertempat tinggal di Jl Gatot Koco, Desa Kolpajung, Pamekasan, Madura, Jawa Timur ini pun tidak hanya terbiasa menahan lapar, tetapi juga terpaksa meminjam alat-alat belajar seperti kitab dan lainnya kepada temannya. Sebab, ia tak bisa membelinya.

“Kalau untuk belajar sih, selama ini saya pinjam ke temen sekamar, Pak. Ya, itu pun kalau kitab dan yang lainnya tidak sedang dipakai. Kalau sedang dipakai, ya saya harus menunggu,” kata Ahmad.

Ahmad adalah salah satu santri yatim duafa yang perlu kita bantu. Di luar sana, masih banyak Ahmad-Ahmad lainnya yang memerlukan uluran tangan kita dalam mencapai cita-citanya.

Untuk itu, NU Care-LAZISNU Sampang mengajak seluruh masyarakat untuk membantu para santri yatim duafa yang tersebar di berbagai pondok pesantren di Sampang, di antaranya di Pondok Pesantren Paramian Kecamatan Sreseh, dan Pondok Pesantren Miftahul Ulum, di Kecamatan Robatal. Kita dapat membantu mereka dan menyalurkan bantuan, dalam bentuk:

  1. Bantuan Biaya Pendidikan
  2. Bantuan Sembako
  3. Santunan (uang saku)
  4. Belanja Kitab

Mari bersama bantu Ahmad dan santri yatim duafa lainnya, agar dapat tumbuh dan belajar dengan baik. Caranya:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

    Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Sampang
    Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi

Kabar Terbaru

NU Care-LAZISNU Sampang kembali Salurkan Bantuan Pendidikan untuk Santri Yatim

12/01/2023

Image


Sampang, NU Care

NU Care-LAZISNU Sampang terus berkomitmen menyalurkan bantuan biaya pendidikan untuk santri yatim di pelosok desa. Tercatat, sejak 2020, sebanyak 1.672 santri yatim menerima manfaat bantuan tersebut. Mereka tersebar di 14 kecamatan.

Ketua LAZISNU Sampang, Zainuddin menyampaikan, program tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan santri yatim yang ada di Kabupaten Sampang.

"Santri yatim yang berada di pondok pesantren di 14 kecamatan kami libatkan, agar mereka merasakan manfaat bantuan ini," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (4/01/2023).

Zainuddin menyebutkan besaran nominal yang disalurkan bervariatif menyesuaikan dengan kebutuhan para santri yatim. "Kisaran nominal yang diberikan mulai Rp500 ribu sampai Rp1 juta kepada setiap santri yatim," imbuhnya.

Pihaknya pun berharap, ke depan program bantuan santri yatim ini terus berjalan. Pasalnya dengan adanya bantuan ini, kebutuhan santri di pondok pesantren cukup tertutupi.

Dalam kesempatan tersebut, Zainuddin mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang sudah peduli dan mengambil tindakan untuk membantu para santri yatim.

"Semoga para donatur terus bisa menyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkan, baik melalui NU Care-LAZISNU maupun langsung disalurkan kepada penerima," pungkasnya.

Editor: Kendi Setiawan

LAZISNU Sampang Salurkan 3.670 Al-Qur’an ke Pesantren dan Rumah Tahfiz

31/10/2022

Image


Sampang, NU Care

LAZISNU Kabupaten Sampang, Jawa Timur menyalurkan 3.670 Al-Qur’an bagi para santri ke pondok pesantren dan rumah tahfiz di tiga kecamatan. Penyaluran bantuan Al-Qur’an tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan memudahkan para santri saat belajar. Demikian diungkapkan Ketua LAZISNU Sampang Zainuddin melalui keterangan tertulisnya yang diterima NU Care, Senin (31/10/2022).

Zainuddin menyampaikan bahwa program penyaluran bantuan Al-Qur’an sudah berjalan sejak awal Oktober 2021 yang digalang melalui situs web crowdfunding NUcare.id. Selain itu, bantuan tersebut juga sebagai tindak lanjut dari program Wakaf Al-Qur’an LAZISNU Sampang.

“Kami ingin membantu pesantren atau rumah tahfiz agar santri tidak susah saat belajar Al-Qur’an,” ujarnya.

Menurutnya, penyaluran bantuan Al-Qur’an akan menyasar 14 kecamatan di Kabupaten Sampang yang ditargetkan bisa selesai pada tahun ini. Pasalnya, masih ada beberapa kecamatan yang belum tersentuh bantuan.

“Banyak kecamatan yang belum tersentuh bantuan Al-Qur’an, seperti di Kecamatan Banyuates, Karang Penang, dan Camplong,” ungkap Zainuddin.

Ia menyebutkan, pada program penyaluran bantuan Al-Qur’an ini pihaknya melibatkan beberapa jajaran pengurus LAZISNU di tingkat kecamatan dan Banom NU.

“Kami berharap dengan bantuan ini, santri tidak lagi mengalami kesulitan, terlebih dalam penyediaan Al-Qur’an saat belajar,” pungkasnya.

Pewarta: Alimuddin
Editor: Wahyu Noerhadi

Sumber: Maduraindepth.com

Donatur