Santri dan Guru Ngaji merupakan salah satu entitas yang terdampak pandemi Covid-19. Potensi penyebaran virus Covid-19 yang masih cukup tinggi di lingkungan pesantren perlu mendapat perhatian dari banyak pihak.
Selain itu, semenjak dibatasinya aktivitas belajar-mengajar di Pesantren atau Madrasah Diniyah dan TPQ, otomatis mengurangi pendapatan harian para guru ngaji atau ustad yang terbilang masih kecil.
Seperti Ki Darwa, guru ngaji yang juga seorang buruh tani dengan penghasilan sehari-hari tak lebih dari Rp. 50.000. 25 tahun ia gunakan hidupnya untuk mengabdikan diri untuk mengenalkan anak-anak pada (ilmu) agama.
“Saya cuma tamatan SD dan pondok pesantren saja, Mas. Tapi Alhamdulillah, orang-orang di sini memercayakan anak-anaknya untuk belajar al-Qur’an sama saya. Kalau ditanya, (ekonomi) mencukupi atau enggak, ya sebenernya enggak. Cuma ya saya cukup-cukupi saja, Mas. Bismillah,” ungkap Ki Darwa, saat Tim NU Care-LAZISNU Sampang menyambanginya beberapa waktu lalu.
Potret Ki Darwa saat mengajar ngaji anak-anak
Di usia senjanya, ia tetap istiqomah mengajarkan al-Qur’an dan tetap menafkahi 4 anaknya yang harus tetap makan dan menempuh pendidikan.
Di luar sana, masih banyak Ki Darwa Ki Darwa yang lainnya. Di Kabupaten Sampang saja, ada sekitar 3.511 guru ngaji yang tersebar di pelosok-pelosok kampung terutama di Kepulauan Mandangin yang membutuhkan bantuan ekonomi, terlebih di masa pandemi seperti ini.
Belum lagi, saat ini, tidak sedikit santri maupun guru ngaji harus mengikuti sistem belajar mengajar online (daring) yang membutuhkan pengeluaran harian berupa kuota internet. Selama bulan Ramadhan, keterbatasan biaya ini jangan sampai membatasi kegiatan Ngaji Posonan (Ngaji di Bulan Puasa) yang rutin dilakukan dan sudah menjadi tradisi di lingkungan pesantren.
Maka, di bulan Ramadhan tahun ini, NU Care-LAZISNU menginisiasi program “Ramadhan Bangkit bersama Santri dan Guru Ngaji”, dengan maksud mengajak para donatur, saudara semua dalam memberikan bantuan berupa:
Mari bersama bantu penuhi kebutuhan ekonomi santri dan guru ngaji hingga pelosok Nusantara, dengan cara:
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 8.858.520
Donatur
0 Hari lagi
Santri dan Guru Ngaji merupakan salah satu entitas yang terdampak pandemi Covid-19. Potensi penyebaran virus Covid-19 yang masih cukup tinggi di lingkungan pesantren perlu mendapat perhatian dari banyak pihak.
Selain itu, semenjak dibatasinya aktivitas belajar-mengajar di Pesantren atau Madrasah Diniyah dan TPQ, otomatis mengurangi pendapatan harian para guru ngaji atau ustad yang terbilang masih kecil.
Seperti Ki Darwa, guru ngaji yang juga seorang buruh tani dengan penghasilan sehari-hari tak lebih dari Rp. 50.000. 25 tahun ia gunakan hidupnya untuk mengabdikan diri untuk mengenalkan anak-anak pada (ilmu) agama.
“Saya cuma tamatan SD dan pondok pesantren saja, Mas. Tapi Alhamdulillah, orang-orang di sini memercayakan anak-anaknya untuk belajar al-Qur’an sama saya. Kalau ditanya, (ekonomi) mencukupi atau enggak, ya sebenernya enggak. Cuma ya saya cukup-cukupi saja, Mas. Bismillah,” ungkap Ki Darwa, saat Tim NU Care-LAZISNU Sampang menyambanginya beberapa waktu lalu.
Potret Ki Darwa saat mengajar ngaji anak-anak
Di usia senjanya, ia tetap istiqomah mengajarkan al-Qur’an dan tetap menafkahi 4 anaknya yang harus tetap makan dan menempuh pendidikan.
Di luar sana, masih banyak Ki Darwa Ki Darwa yang lainnya. Di Kabupaten Sampang saja, ada sekitar 3.511 guru ngaji yang tersebar di pelosok-pelosok kampung terutama di Kepulauan Mandangin yang membutuhkan bantuan ekonomi, terlebih di masa pandemi seperti ini.
Belum lagi, saat ini, tidak sedikit santri maupun guru ngaji harus mengikuti sistem belajar mengajar online (daring) yang membutuhkan pengeluaran harian berupa kuota internet. Selama bulan Ramadhan, keterbatasan biaya ini jangan sampai membatasi kegiatan Ngaji Posonan (Ngaji di Bulan Puasa) yang rutin dilakukan dan sudah menjadi tradisi di lingkungan pesantren.
Maka, di bulan Ramadhan tahun ini, NU Care-LAZISNU menginisiasi program “Ramadhan Bangkit bersama Santri dan Guru Ngaji”, dengan maksud mengajak para donatur, saudara semua dalam memberikan bantuan berupa:
Mari bersama bantu penuhi kebutuhan ekonomi santri dan guru ngaji hingga pelosok Nusantara, dengan cara:
08/05/2021
Sebagai komitmen atas program nasional “Ramadhan Bangkit Bersama”, NU Care-LAZISNU Mukomuko, Provinsi Bengkulu merealisasikan program Ramadhan Bangkit Bersama Dhuafa, Guru Ngaji dan Yatim Piatu. Pada tahap pertama, disalurkan paket kebutuhan pokok untuk para dhuafa, yatim piatu, dan guru ngaji.
Pendistribusian paket Ramadhan Bangkit Bersama ini menurut Ketua NU Care-LAZISNU Mukomuko, Wahid Nurshodik, dilaksanakan di beberapa desa, yaitu Desa Marga Mulya Sakti, Desa Penarik, Desa Lubuk Mukti, dan Desa Suka Maju.
"Pendistribusian kami lakukan secara bertahap menyesuaikan dengan hasil donasi yang diperoleh. Bahan kebutuhan pokok yang disalurkan terdiri dari beras, minyak goreng, dan mie instan," jelas Wahid, Rabu (05/05/2021).
Lebih lanjut, Wahid Nurshodik mengatakan untuk tahap selanjutnya akan dilaksanakan pada sepuluh akhir bulan Ramadhan dengan pertimbangan jika ada yang menyampaikan donasi masih dapat disalurkan.
"Kami targetkan mustahiknya lebih banyak dari yang tahap pertama. Diharapkan pada tahap selanjutnya donasi akan lebih meningkat," harapnya.