Di balik hiruk-pikuk kehidupan Jawa Timur, masih ada ribuan pasang mata yang perlahan kehilangan cahaya. Mereka adalah para lansia dan duafa, orangtua yang dulu gigih bekerja demi keluarga, kini mereka terjebak dalam dunia yang kabur dan samar-samar karena katarak.
Menurut data Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB), angka kebutaan di Jawa Timur mencapai 4,4%, atau sekitar 1,8 juta jiwa. Angka ini menjadi yang tertinggi di Indonesia, bahkan melampaui rata-rata nasional sebesar 3%.
Di balik statistik itu, kini mereka tak lagi bisa bekerja dengan lebih baik atau bahkan sekadar melihat tumbuh kembang cucu-cucu kecil mereka. Bagi mereka, biaya operasi yang mencapai jutaan rupiah bukan hal mudah. Penghasilan yang pas-pasan saja sudah harus dicukupkan untuk makan sehari-hari. Bahkan, banyak yang memilih menahan rasa sakit dan kaburnya penglihatan karena akses kesehatan yang jauh dan sulit dijangkau.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Jawa Timur berkomitmen menghadirkan kembali program Operasi Katarak Gratis, bagi ribuan mata. Program ini menyasar kaum duafa dan lansia di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, bekerja sama dengan tim medis dan rumah sakit mitra yang siap turun langsung ke daerah-daerah pelosok.
Salah seorang penerima manfaat, Ahmad (59) mengaku terharu mendapat kesempatan untuk operasi katarak gratis.
“Dulu saya buruh bangunan. Waktu penglihatan mulai kabur, saya sering salah pasang bata, salah ukur, sampai akhirnya saya berhenti kerja. Setelah operasi ini, saya bisa melihat lagi... bisa kerja lagi. Saya merasa hidup saya kembali,” ungkapnya haru.
Bagi Pak Ahmad, satu tindakan sederhana, operasi katarak mampu menjadi titik balik kehidupan. Dari kegelapan menuju terang, dari keputusasaan menuju harapan baru.
Melalui semangat ini, NU Care-LAZISNU Jawa Timur mengajak #SahabatPeduli untuk ikut berpartisipasi membantu mereka dengan cara:
Mari bantu mereka kembali memulihkan mata dan kembali menata asa di usia senja!
 
 Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 0
0 Donatur
37 Hari lagi
 
 Di balik hiruk-pikuk kehidupan Jawa Timur, masih ada ribuan pasang mata yang perlahan kehilangan cahaya. Mereka adalah para lansia dan duafa, orangtua yang dulu gigih bekerja demi keluarga, kini mereka terjebak dalam dunia yang kabur dan samar-samar karena katarak.
Menurut data Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB), angka kebutaan di Jawa Timur mencapai 4,4%, atau sekitar 1,8 juta jiwa. Angka ini menjadi yang tertinggi di Indonesia, bahkan melampaui rata-rata nasional sebesar 3%.
Di balik statistik itu, kini mereka tak lagi bisa bekerja dengan lebih baik atau bahkan sekadar melihat tumbuh kembang cucu-cucu kecil mereka. Bagi mereka, biaya operasi yang mencapai jutaan rupiah bukan hal mudah. Penghasilan yang pas-pasan saja sudah harus dicukupkan untuk makan sehari-hari. Bahkan, banyak yang memilih menahan rasa sakit dan kaburnya penglihatan karena akses kesehatan yang jauh dan sulit dijangkau.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU Jawa Timur berkomitmen menghadirkan kembali program Operasi Katarak Gratis, bagi ribuan mata. Program ini menyasar kaum duafa dan lansia di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, bekerja sama dengan tim medis dan rumah sakit mitra yang siap turun langsung ke daerah-daerah pelosok.
Salah seorang penerima manfaat, Ahmad (59) mengaku terharu mendapat kesempatan untuk operasi katarak gratis.
“Dulu saya buruh bangunan. Waktu penglihatan mulai kabur, saya sering salah pasang bata, salah ukur, sampai akhirnya saya berhenti kerja. Setelah operasi ini, saya bisa melihat lagi... bisa kerja lagi. Saya merasa hidup saya kembali,” ungkapnya haru.
Bagi Pak Ahmad, satu tindakan sederhana, operasi katarak mampu menjadi titik balik kehidupan. Dari kegelapan menuju terang, dari keputusasaan menuju harapan baru.
Melalui semangat ini, NU Care-LAZISNU Jawa Timur mengajak #SahabatPeduli untuk ikut berpartisipasi membantu mereka dengan cara:
Mari bantu mereka kembali memulihkan mata dan kembali menata asa di usia senja!
 
 Belum ada kabar terbaru