Bangunan rumah kayu yang telah lapuk, dinding bambu yang bolong-bolong, dan lantai beralaskan tanah yang berdebu. Jika hujan turun, maka rumah pun kebocoran. Begitulah gambaran rumah Bu Subaida (41 tahun), seorang buruh tani asal Dusun Nandih, Desa Kamoning, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
“Ya Allah, awal kami masuk ke dalam rumah dan melihat aktivitas Bu Subaida, masya Allah begitu memilukan. Rasanya ingin mbrebes mili (mengucurkan airmata). Bagaimana tidak, beliau warga Nahdliyin yang hidup dengan keterbatasan. Seperti halnya kebutuhan-kebutuhan mendesak seperti bahan pokok hingga perabot rumah tangga, tetangga ikut andil untuk membantu. Sehari-hari ke sawah dan memulung bersama anak sudah menjadi rutinitasnya. Semoga siapapun yang membaca tulisan ini bisa tergerak untuk membantu Bu Subaida, setidaknya untuk biaya sekolah anak kembarnya,” ungkap Zainuddin, Ketua NU Care-LAZISNU Sampang, saat berkunjung dan melihat langsung kondisi Bu Subaidah.
Bu Subaidah sendiri merupakan seorang janda, yang ditinggal mati suaminya 10 tahun silam.
Kehidupannya yang serba terbatas, di umurnya yang menginjak 41 tahun, dia pun mesti memikul peran ganda di dalam keluarga. Dirinya menjadi wanita tangguh untuk terus bekerja, untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Sehari-hari Bu Subaidah pun terpaksa menjadi pemulung, dengan berjalan kaki keliling kampung mulai dari pagi hingga petang. Sampah berbentuk barang-barang bekas pun menjadi harapan Bu Subaida agar bisa ia tukarkan dan jadi rupiah.
Subaida tak sendiri. Dia beruntung, kedua putra bungsunya yang kembar selalu menemaninya dari mulai bantu-bantu di rumah hingga memulung barang bekas ke rumah-rumah warga.
“Alhamdulillah, sejauh ini selain memulung, saya juga kerja di sawah jadi buruh tani. Hasilnya tak seberapa, tapi lumayan dibanding memulung ya selisih lima ribuan paling. Kalo dihitung-hitung ya sekitar Rp15.000 sampai Rp20.000 untuk memulung. Sedangkan kalo saya ke sawah bantu warga dari pagi sampai siang biasa dapat Rp.25.000. Saya sangat bersyukur punya anak yang pintar-pintar, ngerti orangtua. Anak pertama dan kedua merantau ke Surabaya dan yang kembar sering bantu saya. Harapan saya semoga suatu saat mereka semua bisa kembali sekolah agar berpendidikan tinggi,” tutur Bu Subaida sembari menahan tangis.
Ya, kedua putranya itu harus berhenti sekolah karena keterbatasan biaya.
Oleh karena itu, kami dari NU Care-LAZISNU Sampang, mengajak saudara semua di manapun berada untuk turut serta membantu Bu Subaida, agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak, dan kedua puteranya bisa kembali ke sekolah.
Mari bantu keluarga Bu Subaida, dengan cara:
Kebutuhan Dana 75.000.000
Dana Terkumpul 6.326.000
Donatur
0 Hari lagi
Bangunan rumah kayu yang telah lapuk, dinding bambu yang bolong-bolong, dan lantai beralaskan tanah yang berdebu. Jika hujan turun, maka rumah pun kebocoran. Begitulah gambaran rumah Bu Subaida (41 tahun), seorang buruh tani asal Dusun Nandih, Desa Kamoning, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
“Ya Allah, awal kami masuk ke dalam rumah dan melihat aktivitas Bu Subaida, masya Allah begitu memilukan. Rasanya ingin mbrebes mili (mengucurkan airmata). Bagaimana tidak, beliau warga Nahdliyin yang hidup dengan keterbatasan. Seperti halnya kebutuhan-kebutuhan mendesak seperti bahan pokok hingga perabot rumah tangga, tetangga ikut andil untuk membantu. Sehari-hari ke sawah dan memulung bersama anak sudah menjadi rutinitasnya. Semoga siapapun yang membaca tulisan ini bisa tergerak untuk membantu Bu Subaida, setidaknya untuk biaya sekolah anak kembarnya,” ungkap Zainuddin, Ketua NU Care-LAZISNU Sampang, saat berkunjung dan melihat langsung kondisi Bu Subaidah.
Bu Subaidah sendiri merupakan seorang janda, yang ditinggal mati suaminya 10 tahun silam.
Kehidupannya yang serba terbatas, di umurnya yang menginjak 41 tahun, dia pun mesti memikul peran ganda di dalam keluarga. Dirinya menjadi wanita tangguh untuk terus bekerja, untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Sehari-hari Bu Subaidah pun terpaksa menjadi pemulung, dengan berjalan kaki keliling kampung mulai dari pagi hingga petang. Sampah berbentuk barang-barang bekas pun menjadi harapan Bu Subaida agar bisa ia tukarkan dan jadi rupiah.
Subaida tak sendiri. Dia beruntung, kedua putra bungsunya yang kembar selalu menemaninya dari mulai bantu-bantu di rumah hingga memulung barang bekas ke rumah-rumah warga.
“Alhamdulillah, sejauh ini selain memulung, saya juga kerja di sawah jadi buruh tani. Hasilnya tak seberapa, tapi lumayan dibanding memulung ya selisih lima ribuan paling. Kalo dihitung-hitung ya sekitar Rp15.000 sampai Rp20.000 untuk memulung. Sedangkan kalo saya ke sawah bantu warga dari pagi sampai siang biasa dapat Rp.25.000. Saya sangat bersyukur punya anak yang pintar-pintar, ngerti orangtua. Anak pertama dan kedua merantau ke Surabaya dan yang kembar sering bantu saya. Harapan saya semoga suatu saat mereka semua bisa kembali sekolah agar berpendidikan tinggi,” tutur Bu Subaida sembari menahan tangis.
Ya, kedua putranya itu harus berhenti sekolah karena keterbatasan biaya.
Oleh karena itu, kami dari NU Care-LAZISNU Sampang, mengajak saudara semua di manapun berada untuk turut serta membantu Bu Subaida, agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak, dan kedua puteranya bisa kembali ke sekolah.
Mari bantu keluarga Bu Subaida, dengan cara:
08/11/2021
Sampang, NU Care
Pengurus Cabang (PC) NU Care-LAZISNU Kabupaten Sampang, Jawa Timur menggiatkan program bantuan ekonomi bagi warga duafa. Pada Selasa (2/11/2021), PC NU Care-LAZISNU Sampang menyalurkan bantuan ekonomi berupa paket sembako dan uang tunai kepada Subaida (41).
Subaida adalah seorang janda duafa beranak empat yang bekerja sebagai buruh tani, yang berasal dari Desa Tanggumong, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang.
Subaida mengungkapkan, bantuan tersebut sangat bermanfaat untuk kebutuhan ekonomi dan biaya pendidikan bagi anak-anaknya.
“Bantuan ini sangat bermanfaat, baik untuk kebutuhan hidup maupun biaya Pendidikan anak-anak kami. Terima kasih karena sudah dibantu secara ekonomi oleh NU Care-LAZISNU Sampang dan donatur di NUcare[dot]id,” ujar Subaida.
Sekretaris PC NU Care-LAZISNU Sampang, Darul Ulum menyampaikan bahwa bantuan ekonomi yang diberikan kepada Subaida merupakan bantuan yang kedua kalinya. Sebelumnya, kata Ulum, bantuan yang disalukan hanya berupa paket sembako, tanpa uang tunai.
“Semoga bantuan ini dapat membantu meringankan beban beliau,” harap Ulum.
Sumber: maduraindept.com